Sabtu, 30 April 2011

Romansa di ujung malam

130413650348070752
Di sini kucoba Melukis wajah
Dengan gradasi warna ceria
Berteman sejuk senyum angin di ujung pernama
Menanti kicauan burung yang berlompatan ceria
Mencari sesuap makanan untuk hidupnya
——-
Di sini kucoba mengurai setiap kata indah
Kusulam menjadi kalimat terindah
Kuberikan dari hatiku terdalam
Kubingkai dengan pigura seribu noktah
Gambaran indahnya ku memuja
——–
Denpasar,30042011.1026
Note: Gambar minjam di sini

Gara-gara Susu Malinda

Suatu sore seperti biasa dua orang karib yang telah bersahabat seumur hidup mereka bertemu dan nongkrong di warung kopi kelas rakyat. Tedjo dan Slamet ( Maaf pak Bain saya pinjam brand anda ya ) nongkrong di warung kopi mang Ujang yang suka bertelanjang dada saat terik mentari mengguyur bumi sekitarnya.
Setelah memesan kopi dan semangkuk mie goreng khas warung pinggir jalan, Tedjo dan Slamet duduk di dipan panjang yang biasa ada di depan warung. Segera mereka menggelar papan skak yang tersedia di sana. Dengan gaya yang tak kalah dengan gaya Anatholy Karpov dan Garry Kasparov saat beradu otak-atik memainkan bidak catur yang seakan bernyawa beberapa tahun yang lalu. ( Kalau nama Karpov dan Kasparov aku hanya tahu lewat ensiklopedia saja, belum sempat kenalan, alasan mereka sih buat apa kenalan sama anak kecil bau kencur sepertiku. hehehehehehehe. Gak penting ya. )
Baru saja mereka bermain beberapa bidak, Tedjo dan Slamet sudah terlibat pembicaraan serius khas penikmat kopi pinggir jalan ( Kalau ini mah pengalaman pribadi sebagai penikmat kopi sejenis ). Awalnya sih hanya bercerita tentang kontropersi ( Maklum ngikut lidah Slamet yang gak bisa ngomong V. V dilidah Slamet jadi P ) pertandingan liga Champion antara Real Madrid dan Barcelona yang penuh aksi diving dan keras terus ngelantur gak jelas kemana-mana, akhirnya nyasar ke kontropersi si Malinda Dee ( Hemmm ngebayangin aksinya apa orangnya yang sangat bohaaayyy ya? )
" Djo kuwe tahu gak kabar kasus si Malinda Dee itu gimana? " Tanya Slamet yang bergaya presenter kelas kenthir.
" Ya tahulah Met. Emang kenapa sih? " sahut Tedjo sambil asyik memperhatikan bidak Skaknya yang mulai terdesak dengan serangan berantainya Slamet.
" Wah aku gak apdet beritane jih, ono berita apalagi saiki Djo? "
" Mangkane to Met, kalau nonton Tv jangan lihat sinetron yang gak mutu gitu to, sekali-kali lihat berita gitu, biar gak dikatain orang katrok." Jawab Tedjo yang mulai sok-sokan gitu.
" Berita opo maneh Djo "
" Eh Met, Kuwe tahu ora lek MAlinda kemarin itu bernyanyi di hadapan media? "
" Bernyanyi opo to Djo? Nyanyi Cinta satu malam ya? " Kata Slamet sedikit mengernyitkan dahinya kas pak guru yang lagi bingung mikirin rumus matematika yang membingungkan ( Semoga pak Bain bukan guru Matematika, biar aku gak disemprot nantinya wkwkwkwkwk).
" Ngawur ae, iku lak Melinda sing sijine rek, Ini Si Malinda Dee si semok pembobol Bank itu Met. Dia menyanyi kalau ternyata aksinya itu diketahui sama atasannya. Dan atasannya hanya diam saja melihat ulahnya, karena pihak Bank tempatnya bekerja juga mendapatkan keuntungan dari aksi pencucian uangnya. " Kata Tedjo sok seperti pakar gitu.
" Wah gimana caranya mencuci uang Djo? Emang gak takut sobek uangnya kalau dicuci?" tanya Slamet keheranan.
" Dasar Slamet, Bukan mencuci dalam artian podo karo kuwe lek ngumbah klambi Met. ?
" La terus artne opo to Djo? "
" Aku dewe gak bisa ngejelasin Met, karena aku dewe cuman pinjam omongan pengamat Met." Jawab Tedjo sekenanya sambil garukin rambut tipisnya yang baru tadi pagi dipotong seklimis Cristiano Ronaldo.
" Oalah Djo, ternyata awak dewe iki podo yo sewelas-rolas. tidak jauh beda. Podo dene" Semprot Slamet.
" Semprulll kuwe"
" La terus gimana lagi kelanjutannya si Malinda " Tanya Slamet
" Masih menurut pengamat perbankan yang diwawancara tadi siang, Jangan karena kasus Malinda, maka bank tempatnya bekerja dicap buruk seperti imejnya Malinda sekarang " Jawab Tedjo yang memang sok-sokan itu.
" Maksudmu seperti pepatah " Jangan karena nila setitik, rusak susu sebelanga " Gitu ta Djo?" Tanya Slamet bergaya nyambung dengan pembicaran yang gak jelas itu.
" Betul itu Met, Tapi peribahasanya diganti " Jangan Karena Nila Setitik, Rusak Susu Se-Malinda " Karena ternyata susunya Malinda segede belanga.  hahahahahaha" Kata Tedjo diiringi tawa ngakak tedjo yang penuh art.
" Dasar otak maksum kuwe ki Djo " kata slamet yang ternyata juga ikut membayangkan dada Malinda yang oper gede gitu.
13041670251434946904
-----------
Denpasar, 3042011.1925
Masopu lagi pingin cerita kenthir
Mau Cerita lainnya, mampir ke sini ya
Note : certita terinspirasi dari judul sebuah tulisan tentang PLN di Radar Bogor.

Jumat, 29 April 2011

Gara-gara Masuk Open

Di suatu daerah yang terpencil hiduplah seorang pemuda lugu yang bercita-cita tinggi. Dia merupakan anak seorang petani penggarap. Jadi sejak kecil yang dia tahu hanya bergaul dengan cangkul dan binatang piaraannya. Setelah menamatkan sekolah SLTP-nya di satu-satunya sekolah negeri yang ada di kecamatannya tersebut, Dia memutuskan untuk pergi ke kota dan bekerja sambil menuntut ilmu. Pemuda tersebut bernama Tedjo.
Setelah mendapat restu dari ibu-bapaknya, pergilah Tedjo ke kota yang di impikannya. Dengan mengendarai kereta ekonomi, dia pergi ke kota. Seumur hidup inilah pertama kalinya dia naik kereta dan pergi meninggalkan kota tempat tinggalnya. Setelah hampir 6 jam terguncang di dalam kereta, Tedjo akhirnya sampai di kota tujuan.
Setelah turun di stasiun, Tedjo keluar dengan jalan kaki di depan stasiun. Saat melihat bangunan-banguna yang tinggi menjulang, tiada terasa matanya tiada berkedip. Saking kagumnya dia tidak lagi bisa merasakan terik mentari yang membakar kulitnya yang kecoklatan.
Setelah puas melihat gedung-gedung tinggi tersebut, Tedjo berniat jalan kaki melanjutkan perjalanan, Tapi dia lupa kalau dia tidak punya tujuan pasti ke kota tersebut. Asyik berjalan, akhirnya dia berhenti di halte bus. Sambil minum es teh manis, kembali mata tedjo tertuju pada sebuah banguna yang tak lain adalah cabang bank asing di kota tersebut. Mata Tedjo tertuju pada sebuah tulisan " OPEN".
" Gila baru kali ini aku lihat OPEN segede gitu" Gumam Tedjo sambil memperhatikan bank tersebut.
Tedjo teringat pada saat masih di desa, tiap menjelang hari raya warga sibuk memanggang kue kering yang di masak di OVEN. Tapi karena memang lidah orang desa, OVEN mereka baca jadi OPEN. Dan pikir Tedjo, Tu;isan OPEN di depannya adalah open yang biasa digunakan orang untuk memanggang kue kering.
Tedjo heran banget saat melihat orang keluar masuk ke bangunan tersebut. Tiada terasa sudah 30 menit lebih dia memperhatikan hal tersebut. Saat itu mata Tedjo tertuju pada bule berambut keriting pirang yang masuk ke Bank tersebut. Tak lama kemudian keluarlah seorang kulit hitam dengan rambut yang sama keriting pirang.
" Dasar manusia bego, ngapain juga tadi masuk ke dalam OPEN. Gitu kan jadinya kulit putihnya berubah jadi gosong. " Guman Tedjo dengan lugunya.
" Mbak jangan masuk ke situ mbak " Kata Tedjo saat melihat cewek cantik berbodi seksi dengan sepatu high heelsnya melangkah hendak masuk.
" Emang kenapa mas? " Tanya cewek putih tersebut dengan terheran-heran melihat gaya Tedjo. ( Hari gini, masih suka nongkrong di tempat umum dengan berkalung sarung )
" Pokoknya mbak gak boleh masuk, kasihan kulit mbak yang putih mulus ini kalau mbaknya masuk OPEN itu" Kata Tedjo coba menjelaskan.
" Emang kenapa mas? " Tanya cewek itu masih keheranan.
" Mbak tadi ada bule masuk ke OPEN di sana, eh setelah keluar kulitnya berubah jadi item mbak. Aku gak mau kulit mbak jadi item. " Jawab Tedjo sambil senyum cengengesan ( "Wah gak ada deh cewek secantik ini di desa" pikir Tedjo )
" Mas itu bank, bukan OPEN " Jawab si cewek.
" Tapi di pintunya ada tulisan OPEN gitu mbak " Tedjo coba menjelaskan.
" Iya tapi itukan OPEN tempat memanggang kue kering to mbak? " Lanjut Tedjo sedikit heran.
" OOO yang mas maksud itu OVEN mas, bukan OPEN. OPEN itu untuk memberitahu kalau banknya masih buka atau beroperasi."  cewek itu menjelaskan sambil melangkah pergi meninggalkan Tedjo yang masih kebingungan.
" Oalah orang itu diberitahu kok ngengkel ya. Rasain ntar kalau keluar pasti jadi item dah" gerutu Tedjo masih tak mengerti dengan penjelasan orang.
" Hee apa loe bilang? dasar wong ndeso " Hardik cewek tersebut sambil melototi Tedjo dari jarak yang agak jauh.
---------
Denpasar, 29042011.1418

Kamis, 28 April 2011

Kulit Ketemu Kulit ( Parodi Cinta Gebe Ke Hawa )

Di suatu desa yang cukup maju, hidup seorang pedagang yang kaya raya. Pedagang itu bernama Herry Fleeboy. Dia merupakan pedagang hasil bumi yang cukup sukses. Setiap hari selalu saja ada armada truknya yang berangkat ke kota untuk mengantar barang dagangannya pada pengepul di kota tersebut.
Herry hidup bahagia dengan 2 keponakannya yang lucu bernama Yoully dan Hawa el Pandani.Dua gadis ABG yang sedang mekar kayak kembang melati yang telah kepanasan selama seminggu. Selain dengan mereka berdua, Herry yang masih ngejomblo di usianya yang menginjak kepala sapi tersebut, hidup juga dengan pembantunya bernama Green Boy alias mas Bambang asal Kalimantan.
Si Gebe ( Panggilan kerennya green boy kalau lagi ngecengin pembantu sebelah rumah ) ternyata menaruh hati sama Hawa yang berbodi semlohai kayak bakwan yang sudah nginep di warung semaleman. Tapi karena sadar diri di Gebe, tak berani mengungkapkannya pada Hawa. Ditambah lagi sikap Herry Fk yang jinak-jinak ular kobra, walau jinak suka nyembur makin membuat Gebe mati kutu.
Hari berganti, bulan pun telah berlalu beberapa purnama. tiada terasa muka Gebe semakin hancur, karena tiap hari lahar dari gunung-gunung kecil di mukanya bergantian muntahin lahar. Begini kali ya kalau orang yang lagi jatuh kasmaran memendam rindu sedalam galian sumur, setinggi pohon ciplukan jadi mukanya gampang meledak. hahahaha
Semakin lama Gebe memendam rasa, semakin hancur tuh muka melelehkan laharnya. Pucuk di cinta ulam pun tiba ( Di Pantai kali nungguin nelayan datang membawa hasil tangkapannya yang kadang gak cukup untuk makan ) Suatu hari bos Herry harus ke kota bersama Youllyselama seharian untuk ketemu dengan pemilik agen di kota untuk membahas mengenai kelanjutan bisnis mereka. Bos Herry menitipkan rumah dan hawa pada Gebe.
Gebe berjingkrak-jingkrak seperti gaya Armand ( Bukan Armand Dosen ya ) kalau lagi manggung. Wah kayaknya ini kesempatan buatku ( Guman Gebe seakan-akan melihat sejuta bintang bermain di atas rambutnya yang semi keriting, gak berani bilang kribo, ntar disomasi ). Pokoknya Hawa harus aku dapatkan hari ini, kata hati gebe kembali jingkrak-jingkrak.
Sudah menjadi kebiasaan Hawa, kalau pada siang hari dia pasti mandi keramas terus  tiduran di kamarnya yang sangat sejuk. Dan Gebe sudah tahu kebiasaan tersebut, Saat Hawa lagi mandi, Gebe menyelinap masuk ke kamarnya dan sembunyi di bawah ranjang.
Tak lama kemudian Hawa masuk ke kamarnya dengan hanya memakai handuknya yang menutupi dada sampai sedepa di atas lututnya. Dengan santainya dia duduk menghadap kaca rias untuk mengerigkan rambutnya yang basah dengan Hair dryernya. Sesekali dia ngibasin rambutnya yang disemir hi-lite pirang itu. Hawa tidak menyadari jika di bawah ranjang, Gebe mengintipnya sampil menjulurkan lidahnya dan tak sadar jika air liurnya mengalir deras sekali.
" Buju buneng, ni cewek cantik banget ya. Bodinya semlohai banget " Guman gebe sambil mengucek-ucek matanya saat Hawa merubah arah duduknya jadi menghadap ke arah ranjang.
" Sabar.... sabar....aku harus nunggu sampai dia tidur" Gumam Gebe sambil mengelus bagiaj selangkangannya sendiri berkali-kali.
Setelah berganti baju dengan baju tidurnya dan mengeringkan rambutnya, Hawa melangkah ke ranjang dan rebahan, Tak sampai lebih dari 15 menit sudah terdengar suara dengkurnya memenuhi ruangan tersebut ( Buset ni cewek tidurnya jorok banget ya, pakai acara ngorok  juga ).
Setelah merasa aman, Gebe keluar dari persembunyiannya. Berdiri sebentar di samping ranjang Hawa, Gebe semakin tak kuat menahan geloranya. Segera dia memulai aksinya dengan mencium bibir Hawa dengan buasnya. Bukannya terbangun, Hawa hanya diam saja menerima perlakuan Gebe. Gebe semakin aktif melakukan keinginannya, saat dia sudah mulai turun menciumi leher Hawa yang pendek, tiba  tiba
" Bruaaakkkk," Terdengar pintu di buka paksa dari luar. Saat itu terlihat Bos Herry dan Yoully sudah berdiri di sana. Gebe langsung terdiam. Wajahnya yang agak hitam berubah pasi seputih nasi basi sisa semalam. Bos Herry segera memaki-maki Gebe.
" Gebe loe gila ya, gue suruh jaga ni rumah Dan Hawa, eh loe malah mau memperkosa keponakan gue." Marah bos Herry
" Enggak pak, gue hanya bersinggungan kulit saja kok bos, emang gak boleh ya? " Kata gebe dengan tubuh gemetaran, hingga tiada terasa krannya di bagian bawah mengalirkan air hangat yang mengalir lancar.
" oooo gitu ya. Kalau gitu ikut gue ke belakang sekarang ya. Ada yang ngajak bersentuhan dengan kulit bibirmu tuh" kata bos Herry sambil tersenyum kecut.
" Siaapa bos? " Tanya Gebe gak ngerti
" Sudah ikut gue sekarang." kata Bos Herry sambil melangkah keluar yang diikutin oleh Gebe.
Tak lama merekan sampai di bagian belakang toko. Di sana nampak tumpukan beraneka buah yang sedang di tata untuk di kirim ke agen yang di kota. Bermacam buah ada di sana. Nampak beberapa karyawan sedang membersihkan dan mengepaknya.
Tak lama berjalan, Bos Herry sampai di tumpukan buah salak dan Durian.
" Gebe lo sini gera" Perintah bos Herry
Segera Gebe melangkah mendekati bos Herry.
" Gimana rasanya beradu kulit sama Hawa ponakannku Gebe" Tanya bos Herry.
" Ya belum merasakan apa-apa bos, orang hanya kulit ketemu kulit bos "
" Oooo gitu? " Kata bos Herry sambil gosokin kulit durian ke bibir Gebe
" Aduh sakit bos " teriak Gebe saat kulit durian itu mulai menyetuh bibirnya.
" OO sakit ya. bukannya kulit sama kulit kalau beradu gak da rasanya Be? " jawab bos herry dengan muka senang melihat ekspresi Gebe yang meringis-ringis setelah digosok kulit durian sama bosnya.
" Makanya kalau ngomong itu yang benar, jangan ngomong asal kulit ketemu kulit saja. Coba kalau gue gak cepet datang, pasti lo udah menikmati isinya Hawa juga ya" Kembali bos Herry semprot Gebe sambil melangkah pergi.
" Enak ya rasanya kulit bersinggungan sama kulit ya. Dasar maksum loe. " Umpat yoully dan Hawa berbarengan.
+++++++

NOte :

  • Cerita ini saya sengaja menggunakan nama tokoh planet kenthir, bagi yang tidak terima silahkan jadi penonton yang baik dan manis tanpa komentar, bagi yang terima silahkan bakar lapak ini sepuasnya.

  • 1 X 60 detik, komplain tidak di terima

  • SIlahkan ngakak sepuasnya jika anda puas, jika tidak puas buatlah yang lebih heboh lagi.

  • Kenthir boleh, nyinyir tentang komunitas kenthir nanti dulu di halte bus ya. wkwkwkwkw.

  • Cerita ini sudah ditulis di blog ini ( Catatan Kecil )

Denpasar, 28042011.1442
Masopu lagi menikmati kenthir

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...