Sabtu, 28 Januari 2012

Kesempatan Ke Dua

http://budiuzie.wordpress.com/2008/12/01/sunset-atau-sunrise/
Matahari sudah semakin dekat menyentuh nadirnya. Di dalam ruang sekretariat masjid terlihat 10 orang tengah duduk berhadap-hadapan. Mereka terlibat pembicaraan serius membahas mengenai beberapa permasalahan yang ada di kepengurusan masjid. Rapat tersebut telah berhasil membuat beberapa keputusan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.

" Saudara-saudara sekalian, semua masalah sekarang sudah berhasil kita putuskan. Tinggal satu masalah lagi yang perlu kita bicarakan yakni masalah tenaga pengajar untuk anak-anak TPQ yang ada di masjid ini. Adakah usulan yang ingin saudara-saudara sampaikan? " tanya pak Kiai kepada para peserta rapat.

Kamis, 26 Januari 2012

Rencana Menantang Karma

http://www.fractal-wallpapers.com/

" Assalamualaikum pak Kiai " sapa Xixi begitu jamaah yang menghadiri kuliah subuh di pagi itu sudah pergi meninggalkan masjid. 

" Waalaikum salam. Kapan nak Xixi datangnya? " jawab pak Kiai. Kedua telapak tangannya dirapatkan di depan dada sambil menganggukkan badan. Xixi-pun melakukan hal yang sama. Mereka hanya bertukar salam tanpa saling memegang telapak tangan. 

" Kemarin sore saya nyampek di sini pak Kiai. " jawab Xixi sambil melemparkan seulas senyum kepada seorang jamaah yang kebetulan menyapanya dengan sebuah senyuman.

Selasa, 24 Januari 2012

Mengejar Waktu Yang Tersisa

http://sbelen.wordpress.com/2008/12/29/waktu-yang-tersisa/
Waktu terus berlalu. Xixi terus menikmati hari-harinya dengan berbagai kegiatan sosialnya. Tak dipedulikannya berapa banyak waktu yang akan terbuang untuk hal itu. Yang terpenting sekarang adalah mengisi waktu-waktu yang tersisa di antara jedanya mencari pengobatan. Seperti nasehat Haji Rahmat " kesembuhan memang yang utama, tetapi bagaimana dia mengisi hari-hari yang tersisa untuknya dengan baik juga tak kalah pentingnya.

Selain dengan meminum ramuan yang diberikan oleh Haji Rahmat, Xixi terus berusaha mengobati penyakitnya dengan berbagai cara yang tak bertentangan dengan tuntunan agama. Dari satu metode ke metode yang lain dari, usahanya tak pernah berhenti. Komunikasi dengan dokter yang merawatnya di Surabaya dulu terus dijalaninya. Semua hanyalah bagian dari ikhtiarnya. Setiap malam do'a-do'a tak henti menghiasi bibirnya. Sementara di siang harinya saat tak ada kegiatan, disibukkannya dirinya dengan beberapa kegiatan belajar mendalami agama. Semakin lama dirinya semakin tenggelam dalam keingin tahuan dan keinginan untuk mendalami dan mengamalkan ajaran agama.

Rabu, 18 Januari 2012

Ikhtiar Seorang Ayah

http://kurniawanjefry.wordpress.com/2011/04/14/berusaha-dan-berusaha/
Sejuk udara pagi berhembus perlahan dari arah pepohonan pinus. Aromanya yang segar perlahan menjalar ke seluruh tubuh Xixi bersama tiap sesapan nafasnya. Lelah yang sempat terasa selama dalam perjalanan akhirnya tertuntaskan. Jalanan berbatu yang dilaluinya menjelang sampai ke tujuan, membuat perjalanan terasa sangat lama. Guncangan mobil yang miring ke kiri atau ke kanan membuat tubuhnya terasa pegal. 

" Xi kita sudah sampai di rumah Haji Rahmat. Ayo kita turun. " Pak Ismail berkata sambil membuka pintu mobil yang berhenti di halaman sebuah masjid kecil. Sesampainya di luar, segera dia bergerak seperti orang sedang bersenam. Lamanya perjalan yang hampir 2 jam, ditambah dengan kondisi jalanan yang berbatu di seperempat jalan terakhir membuat badannya terasa pegal.

Senin, 16 Januari 2012

Foto Eksklusif Derbi Dellamadonina

Suasana Curva Nord menjelang Derbi Di mulai    
Mengheningkan Cipta Untuk korban kapal tenggelam Costa Concordia Di lepas pantai Palermo Italia

Cahaya Kasih Seorang Ayah

http://redsuitee.wordpress.com/2010/11/05/jadilah-pelita/
" Xi bapak turut prihatin atas semua yang kamu alami saat ini. Sejujurnya bapak tak mengharapkan hal ini menimpamu. Di sisi lain bapak juga merasa bersyukur atas semua yang kamu jalani. Dengan semua kejadian ini, Allah mengembalikanmu kepada kami. Bapak bersyukur kamu masih bisa diberi kesempatan bertaubat, meski harus dicambuk dulu untuk itu. " Pak Ismail terdiam sebentar. Sorot mata teduh lelaki paruh baya tersebut lurus memandang Xixi yang duduk terdiam di kursinya. Tak lama kemudian tangan kirinya mengambil gelas air putih yang ada di depannya. Diminumnya air tersebut perlahan. " Bagaimana dengan rencanamu untuk berobat ke rumah pak Haji Rahmat Xi? " tanyanya sesaat setelah menaruh gelas air minumnya.

Sabtu, 14 Januari 2012

Kepulangan

Jarak pandang semakin tak terbatasi, saat kaki-kaki lincah Xixi berjalan perlahan menapaki sebuah halaman rumah mungil nan asri. Rumah mungil dengan hiasan kembang melati, mawar dan bougenville yang tertata rapi. Sayup-sayup suara kokok ayam menyambut pemutaraan kaset qiro'ah dari masjid di dekat rumah tersebut. Sorot lampu yang menerobos dari dalam rumah bersaing dengan terang yang perlahan menyibak pekat yang berkuasa semalaman. 

Sesampainya di depan daun pintu, Xixi berdiri mematung beberapa lamanya. Ada rasa gagu. Ada rasa segan yang menyergap pergelangan tangannya. Beberapa kali tangannya terangkat untuk mengetuk daun pintu tersebut, tapi segera terhenti saat tarikan kecil dipergelangan tangan hendak melontarkannya ke daun pintu. Berkali-kali tangan yang sudah terangkat tersebut kembali turun menggantung sejajar tubuhnya. Sementara pandang matanya terus lurus ke arah daun pintu tersebut, berharap ada seseorang yang membukakannya dari dalam.

Kamis, 12 Januari 2012

Oase Di Tengah Kegersangan

http://asya84.wordpress.com/
Hari-hari terus berganti. Xixi semakin tekun mendalami dan melaksanakan ajaran agamanya. Peristiwa demi peristiwa hidup yang dialaminya benar-benar telah menempa hidupnya menjadi lebih baik. Vonis dokter yang sempat melemahkannya, kini telah menjadi sumber energi untuk memulai hal baru. Hal yang lebih baik dari masa lalunya.

Pak kiai yang selama ini tekun membimbingnya, terus memperhatikan apa yang dilakukannya. Dia tak pernah menyadari hal itu. Andaipun tahu, Xixi hanya menganggapnya sebagai perhatian seorang guru terhadap muridnya. Namun tidak di mata pak Kiai. Dia telah menganggapnya seperti anaknya sendiri. Karena itu, pak Kiai turut prihatin denga penyakit tersebut.

Rabu, 11 Januari 2012

Jiwa Yang Terlahir Kembali

http://andreafrian.blogspot.com/
Kata-kata " Allah tak akan merubah nasib suatu kaum, sebelum mereka sendiri yang berusaha merubahnya " telah menjadi hujjah dalam hati Xixi. Sejak pelaksanaan taubat nasuha yang dilakukannya, Xixi terus aktif mendalami agama islam. Hari-hari kelam yang pernah dilaluinya tak ingin lagi terulang dalam hidupnya. Karena itu dia terus berupaya untuk mendalami ajaran agama yang sempat terlupa olehnya. Tak lupa Xixi terus mengusahakan kesembuhan dirinya dari virus HIV yang menjangkitinya.

Hari-hari Xixi kini telah berganti. Fajar baru dalam hidupnya telah menyingsing di ufuk timur, memindai lembar demi lembar selaput kegelapan yang telah merongrong jiwanya. Perlahan cahaya iman yang pernah tersingkir, kini semakin kuat menyinarinya. Sinar matanya yang kuyu dengan hiasan hitam di sisi-sisi kelopak matanya perlahan berganti dengan pancaran semangat yang terpatri semakin besar. Tak ada lagi raut putus asa terlukis di raut wajahnya yang terlihat semakin cantik. Riasan muka yang dulu tebal kini telah terganti dengan sapuan tipis nan alami. Sementara rambutnya yang dulu terbungkus aneka warna, kini telah terbungkus selembar kain panjang yang anggun menggantung. Tubuh mulus yang dulu terumbar paparan nakal mata jalang, kini telah tersembunyi dalam balutan baju-baju yang syar'i.

Selasa, 10 Januari 2012

Turning Point

" Allah tak akan merubah nasib suatu kaum hingga mereka sendiri yang berusaha untuk merubahnya. " Sepenggal kalimat itu terdengar menyambut mata Xixi yang baru terbuka. Sayup-sayup suara ceramah subuh di masjid dekat kompleks apartemennya menelusup masuk ke kamarnya. Membangunkannya dari tidurnya semalaman. Xixi termenung di ujung pembaringannya. Kalimat-kalimat yang menyapa telinganya halus menghunjam ke dalam lubuk hatinya. Butiran-butiran air mata perlahan mengalir dari kelopak matanya yang sayu. 

Kalimat-kalimat dari penceramah itu begitu mengena di hatinya. Kajian dengan bahasa yang santun dan halus terasa seperti butiran embun yang membasahi dahaganya. Hatinya yang lama terbuai oleh kenikmatan duniawi perlahan luruh dalam sesalan tak bertepi. Sepasang kakinya yang biasanya kokoh menantang pijakan dogma perlahan melemah dalam ketakberdayaan. Air matanya semakin deras mengaliri kedua sisi pipinya.

Sabtu, 07 Januari 2012

Terpuruk

http://benderahitam.wordpress.com/
Kepergian Daniel dengan cara yang tragis membuat Xixi terpukul. Dia tidak pernah menyangka jika Daniel akan pergi dengan cara yang di luar dugaannya. Selama ini yang dia kenal, Daniel adalah lelaki kuat dan tegar menghadapi segala cobaan. Selama ini Daniel selalu bisa keluar dari masalah hidupnya dengan cara yang briilian. Namun semua itu musnah dengan peristiwa bunuh dirinya.

Hari-hari yang Xixi lalui terasa begitu berat. Apalagi dengan peristiwa kematian Daniel, wartawan Infotainment pun akhirnya tahu apa yang terjadi pada mereka. Apa yang terjadi pada Xixi yang telah beberapa bulan lamanya menghilang dari jagad hiburan. 

Kamis, 05 Januari 2012

Putus Asa

Gelap belum lagi sempurna tersapu dari muka bumi, saat sayup-sayup telinga Xixi mendengar raungan sirene ambulan datang mendekati hotel tempatnya menginap. Perlahan dikerjap-kerjapkannya mata indahnya yang baru terbangun dari lelap tidurnya. Saat suara sirene semakin kencang menyapa telinganya, dibalikkannya tubuhnya ke bagian kiri ranjang. Matanya tak menemukan sesosok tubuh yang dicarinya.

" Mimpi apa semalam ,jam segini dia sudah mandi? " gumam Xixi. Segera diperbaiki letak bantal tidurnya. Disandarkan tubuhnya yang masih lemas ke bantal yang ditaruhnya berdiri di bagian atas ranjang. Baju tidurnya yang agak berantakan kini telah kembali rapi. Dirapikannya sedikit rambut lurusnya yang kini kembali berwarna hitam. Agak lama dia termangu. Telinganya tak mendengar adanya guyuran air dari shower di kamar mandi.

Rabu, 04 Januari 2012

Harapan Yang Ternoda

Deretan mawar beraneka warna menyambut tatapan mata Iqbal. Juntaian warnanya begitu menggoda, membuat mata lelaki muda tersebut tak henti-henti menikmati pemandangan indah di depan apartemen mewah tersebut. Setelah puas menikmatinya, Iqbal segera turun dari mobil. Dilangkahkannya kaki berbalut sepatu hitam buatan Yongki Komaladi ke arah pos penjaga komplek apartemen tersebut.

Beberapa saat bibirnya sibuk berbasa-basi dengan petugas jaga apartemen. Setelah itu dia dengan lancar menceritakan maksud kedatangannya ke komplek tersebut. Tutur bahasanya yang halus dan lembut membuat mata petugas jaga tersebut terkesiap. Kekaguman terlihat jelas di matanya. Seumur-umur jarang sekali lelaki paro baya tersebut menemui lelaki muda usia dengan gaya bahasa yang santun.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...