Jumat, 31 Agustus 2012

Lintang Lontar ( Bintang Yang Terbuang )


http://andrew-christian.blogspot.com/2012/07/misteri-lubang-hitam-black-hole.html
            Suara gamelan bersinergi dengan erangan serangga malam, mengiringi pementasan seni gandrung yang dibawakan grup kesenian Pacul Guwang. Beberapa penari yang mereka bawa silih - sambut menghibur para penonton setianya. Kibasan sampur yang melilit leher para penari sesekali menyapa penonton. Yang mendapat sampur segera berjoget mengiringi gerak tubuh sang penari meliuk bersama alunan suara gamelan.
Suara riuh penonton semakin ramai, mengiring tatap-tatap mata yang tak berkedip memandang ke atas pentas. Setelah beberapa penari meramaikan pentas seni di pendopo kelurahan Temuguruh, akhirnya sang idola tampil. Sosok cantik dengan tubuhnya yang nyaris sempurna memulai aksi. Sambil berjalan, lentik jemarinya terus menari mengikuti irama gamelan yang seakan telah menyatu dengan dirinya. Gerak tubuhnya yang dinamis seakan menjadi dirigen untuk para penabuh gamelan. Saat dia bergerak cepat, hentakan gendang cepat mengikuti gerak kakinya. Pun saat gerak tubunya melambat, hentakan gendang sebagai pemegang komando gamelan ikut melambat.

Senin, 27 Agustus 2012

Kendang Kempul


               Kendang Kempul adalah sebutan untuk musik etnik yang lahir dan berkembang di Banywangi, Jawa Timur. Menurut sejarahnya, cikal bakal kendang kempul telah ada dan berkembang sekitar tahun 1920-an akhir. Lagu ( Gending = bahasa Using ) yang diciptakan saat itu untuk mengiringi kesenian seblang / gandrung Blambangan. Lagu awal yang diciptakan saat itu antara lain “ keriping sawi “ dan “ keok-keok “.
            Ada beberapa pendapat yang menjadi rujukan untuk awal mula berkembangnya musik Kendang Kempul. Ada pendapat yang menyatakan seperti di paragraf pertama. Ada pula yang menyatakan bahwa musik kendang kempul naru berkembang di sekitar tahun 1960-an, menjelang peristiwa G3S/PKI. Pendapat ini diperkuat dengan adanya salah satu lagu kendang kempul “ Genjer-genjer “ yang fenomenal di masa itu dinyanyikan oleh underbow partai ( LEKRA ). Ada pula yang menyebutkan perkembangan kendang kempul di mulai tahun 1980-an. Tapi menilik adanya instruksi bupati Banyuwangi 1966-1978  Djoko Supaat Slamet di tahun 1970 untuk membangkitkan musik Banyuwangi yang sempat mati suri, penulis lebih condong saama pendapat yang ada di paragraf pertama.
            Perkembangan kendang kempul semakin baik saat unsur musik angklung ikut masuk. Kendang kempul yang tadinya hanya dimainkan dengan alat : Gendang/Kendang, Kempul/Gong Besar, Kluncing ( Triangle dari kawat besi dan pemukul besi, seukuran beton neser lebih tebal sedikit ),  serta beberapa perangkat gamelan yang biasanya digunakan untuk mengiringi pementasan gandrung.
Seiring perkembangan jaman, kendang kempul terus berbenah. Tahun 1980-1990-an akhir, kendang kempul didominasi oleh penampilan Emilia Contessa, Sumiati, Alip S, Cahyono ( pelawak Jayakarta Group ) Suliana dan masih banyak lagi. Musik kendang kempul pada masa ini masih bisa dikatakan sebagai kendang kempul versi aslli, karena lebih mengandalkan perangkat gamelan untuk pengiringnya. Pada masa ini yang menjadi superstarnya adalah Sumiati dengan lagu fenomenalnya “ gelang alit” Bahkan seorang Sudjiwo Tedjo di akun twitternya menyatakan lagu ini “ penuh daya magis “.

Kamis, 16 Agustus 2012

Resensi Buku : Ouhibouki Areta


Ouhibouki Areta
Risma El Jundi

            Novel Ouhibouki areta mengisahkan cerita cinta bersetting kerajaan Maroko. Kedua tokoh utama adalah Asyam Bachir, seorang pelajar Indonesia yang sedang memperdalam ilmu agama di negeri maghribi tersebut. Areta, muslimah Maroko yang mempunyai garis keturunan Indonesia dari sang Umi.
            Cerita bermula dengan keberhasilan Asyam Bachir, pemuda keturunan Minang meraih beasiswa S2 dari Universitas Muhammed V. Di Maroko, Asyam berkenalan dengan seorang gadis bernama Areta. Areta yang baru menyelesaikan pendidikannya di Universitas Madinah Internasional. Kepulangannya ke Maroko juga untuk melanjutkan pendidikan S2-nya di Universitas Muhammed V.

Jumat, 03 Agustus 2012

Perspektif Saya Tentang Muhammadiyah

Hari ini, setelah semalam berhasil mendownload ceramah agama dari AA Gym dan beberapa KIAI lainnya yang tidak begitu terkenal, saya mendengarkannya dengan antusias. Awalnya saya menikmati ceramah AA Gym di Korea. Ceramah yang dibagi dalam 9 bagian itu begitu menyejukkan saya. Terlepas dari masalah yang pernah mendera beliau, saya sangat menikmati ceramahnya. Bagi saya, masalah pribadi tidaklah mempengaruhi keinginan saya untuk mendengarkan ceramah yang bersangkutan. Dan benar, gaya bahasa beliau yang santun, begitu menyihir dan merasuk dalam hati saya.

Selepas ceramah AA Abdullah Gymanstiar, saya mendengar ceramah seorang kiai lokal jawa timur. Kiai yang berasal dari daerah Bojonegoro tersebut sebenarnya di awal ceramah sudah bagus dan menarik. Penyampaiannya yang diselingi dengan humor sungguh menyegarkan. Ceramah yang berdurasi 95 menit itu mencapai klimak di tengah-tengah ceramah. Dengan kebanggaannya sebagai seorang NU, beliau menghina alasan/landasan Muhammadiyah dalam menjalankan roda oragnisasinya. Sejujurnya hal itulah yang langsung menggerakkan tangan saya untuk menskip ceramah yang masih berjalan kurang dari 45 menit tersebut. Bukan karena saya seorang yang sedari kecil besar di lingkungan Muhammadiyah, tapi saya kurang "sreg" dengan gaya bahasa-nya yang kasar dan kefanatikan yang bisa diartikan lain sama jamaahnya.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...