Kamis, 24 Oktober 2013

Senja


http://www.tripadvisor.co.id/Attraction_Review-g317103-d3464524-Reviews-Pulau_Merah_Beach-Banyuwangi_East_Java_Java.html

Deburan ombak mengiringi matahari yang semakin dalam tergelincir. Setapak demi setapak terangnya berganti, menyapa hembusan bayu yang menyodorkan uap garam. Wisatawan yang sedari tadi menunggu momen itu segera beranjak berdiri. Ditinggalkan aktifitas yang mereka lakukan. Permainan ataupun aktifitas lain tak lagi menarik selain momen ini. Tatap mata mereka menantang sinar mentari yang memantul di atas gulungan ombak, bersaing dengan buih yang berlarian menuju pantai. Tak mereka hiraukan silau yang menyapa. Momen itu terlalu indah untuk dilewatkan.

Sabtu, 12 Oktober 2013

Lentera Untuk Bahtera Rapuh


https://www.facebook.com/Kalimaya.Art.Gallery

Kamu datang lagi. Masih seperti resep obat dari dokter, kamu datang sehari tiga kali. Aneka bunga setia berada dalam genggaman tanganmu di pagi dan soremu berkunjung. Sesaat setelah memutar knop pintu, bunga-bunga itu kausodorkan padaku. Aroma mewangi yang khas selalu menyapa hidungku, menarik angan untuk melukis aku dan kamu di awang-awang, menari bersama diaroma awan tipis melayang. Hatiku benar-benar dibuainya. Aku seperti Ainun, cinta sejati Habibie, sang tekhnokrat dari Makasar.
            Masih seperti yang tercatat dalam memoriku ini, ceria wajahmu bangkitkan semangat ini. Entah kenapa, saat binar matamu menatap, saat senyummu hadirkan kilau gigimu yang putih mengkilat, sakit ini seperti sadar diri, dia pergi. Dia pergi dan enggan kembali sampai waktunya kakimu berlalu pergi, kembali memasungku dalam sendiri.
Tersanjungkah aku, jika ternyata aku menyukai sikapmu? Berlebihkah aku, jika anggap hadirmu adalah anugrah terindah di detik-detik hidupku yang menyempit? Tidak tahu diriku aku, mencintai sosokmu yang mendekati sempurna. Aku takut rasaku ini akan berakhir duka. Duka untukmu. Duka untukku.

Kamis, 10 Oktober 2013

Citra Sebuah Jiwa


http://kisah-kisahislamdancinta.blogspot.com/

Aku hanya wujud bernama
Menikmati gemeretak jemari tangan yang lelah
Ataupun kesemutan merajah tapak kaki yang menapak lumpur-lumpur basah
Tak termakan buaian tangan-tangan kuli tinta
Sebarkan jala-jala pelemah jiwa

Aku nama yang berjiwa
Citra dan cita selaras di dada
Mengejar mimpi yang tiada sempurna
Kembang tidur sejak aku belia

Selasa, 08 Oktober 2013

Galery Cinta



http://madebayak.files.wordpress.com/2012/08/exotisme-gadis-bali-65x75cm-spray-paint-on-plastic-trash-2012.jpg

Binar matamu menyambut langkahku mendekat. Tatap mata indahmu mantabkan langkah untuk segera datang menghampiri. Sorot tajamnya yang lembut, tidak mampu aku hitung dengan deretan bilangan biner yang sempat aku pelajari. Satu,..dua…tiga dan deret angka itu tiada mampu menggambarkan bagaimana tatap matamu itu, seperti penerang jiwaku yang sempat gulana dihampakan cinta.
            Tanpa banyak kata, hanya berteman suara gantungan kunci yang bergemerincing, engkau berdiri, menghambur dalam pelukku. Tatap mata aneh, datang menjaring kita dari berbagai sudut tak lagi kau hiraukan. Engkau memelukku, menciumi pipi ini dengan buas, kita seperti sejoli yang lama terpisah, seakan di ruang itu hanya ada kau dan aku, seakan kita telah lama terpenjara dinding waktu dan jarak. Sambil berbisik aku berusaha menahan bibirmu, agar tidak terus menyerang pipi dan bibirku, menuntunmu ke balik pilar yang minim sorotan mata.
            Seperti tadi, kau masih belum puas melepas rindumu. Tiada sempat aku berbasa-basi, tanganmu tetap melingkari leher. Tapi kau pasif, tiada aksi lanjutan yang kauberikan. Rasa penasaran mengulum otakku, melihat sepasang bibir merah merekah terbuka di depan mataku. Auranya menggoda, menghisapnya dalam kubangan kepicikan pikir. Aku mencoba bertahan dari sesapan nafsu yang berusaha menjatuhkanku dalam kenistaan. Deru nafas dan debaran jantungku tiada menentu, bersanding dengan wajah memerah menahan gejolak nafsu yang sedang kulawan.

Minggu, 06 Oktober 2013

Ujian Untuk Amara



“Kenapa mereka selalu bergunjing tentangku?”
Hitam bola matamu bertumpu pada sumbunya, menatapku yang berada di seberang meja dengan tajam. Seakan-akan aku ini ikut bersalah, bergunjing tentangmu. Bibir tipismu sedikit manyun, memamerkan warnanya yang merah delima, warna yang selama ini membuatku jatuh cinta. Bulu-bulu tipis antara hidung dan bibirmu semakin jelas terlihat, dalam sorotan lampu yang tepat di atasmu. Hidungmu yang mungil, kembang-kempis memompa dan menghisap udara secara bergantian.
“Amara, tenangkan dirimu. Jangan emosi begini.”
“Tenang katamu? Ar, Enam bulan aku dijadikan bahan gunjingan. Enam bulan aku jadi bahan olok-olokan, dan kamu hanya memintaku tenang?”
Engkau berdiri. Dua tanganmu menekan meja, menyangga tubuhmu yang kau condongkan ke arahku. Alis matamu yang tebal dan mempesona, hampir menyatu, mengikuti kerutan di dahimu. Engkau seperti tidak percaya dengan apa yang baru saja aku katakan.

Kamis, 19 September 2013

(FF) Sesat Pikir

POV-DevianArt
"Sesat?"
Mataku tak mampu beralih dari bulatan hitam kornea matamu. Ada binar-binar kemarahan memancar di sana. Tidak biasanya aku melihat hal itu. Silang-kata, biasa menjadi penyedap persahabatan kita. Kamu dengan kacamata plus-mu dan aku dengan kacamata silinderku.
"Kamu telah sesat pikir. Sudah jelas kalau hal itu salah, tidak sesuai tuntunan dan ajaran yang sama-sama kita anut, kenapa kamu tidak bersikap tegas untuk menolaknya?" serbuan tanyamu seperti muntahan peluru AK-47, tidak kenal ngadat, meski panas semakin menyengat.
"Aku sesat pikir?" tanyaku kebingungan. Telunjuk kananku mengarah ke dada.

Kamis, 12 September 2013

Jerat-Jerat Sesat

Seperti malam yang lalu
Wangi dupa tersesap gerimis yang berlalu
Remas nyalanya serupa abu

Seperti malam yang telah lewat
Diri ini kembali tersesat
Pada sebuah keindahan yang telah cacat
Termakan binatang pengerat

Manis madu itu hanya pemikat
Dari maksiat kata yang tersirat
Tersurat bersama seribu mudharat
Setelah kaki terikat erat
Tak bergerak, tersesat

Kata Tanpa Mata

Kata
Mimis tanpa mata
Berbalik arah saat otak lupa

Selasa, 10 September 2013

Nyanyian Ilalang



Aku bergidik, sejak berhubungan denganmu, baru kali kamu menatapku dengan tatap mata yang begitu tajam. Sorotnya seperti bilah-bilah anak panah yang mencoba mengoyak hatiku, menciutkan nyali yang tak pernah takut menghadapi mara bahaya. Investigasi akan beberapa kasus kerusuhan, pembunuhan berantai dan kasus pelik lainnya, sukses aku taklukkan. Semua karena dukungan moral darimu. Tapi entah kenapa kamu tiba-tiba tidak setuju dengan rencanaku untuk menyelidiki kasus kecelekaan Lancer EX yang terjadi dinihari kemarin?
"Sadarkahh kau? Selama ini dirimu seperti ilalang di tengah savana. Jangankan hembusan angin ribut, sepoi angin yang membelai, sudah cukup buatmu berisik?" Katamu pelan, seakan tanpa semangat, tanpa kebanggaan yang selalu kau tiupkan tentang profesiku selama ini.

Rabu, 28 Agustus 2013

17, Keramat Terindah

http://swaranda.blogspot.com/2012/03/hadiah-terindah-dari-allah-taala.html


            Seperti air yang terus mengalir, begitupun dengan alunan langkah sepatuku, setapak demi setapak langkahnya terus mendekati akhir. Sungguhpun aku ingin berhenti sesaat, menikmati sejuknya udara di lembah itu ataupun derasnya hembusan angin di puncak bukit Kintamani. Sungguhpun aku masih ingin bersalaman dengan sesanak saudara yang datang, tapi langkah ini enggan untuk berhenti. Langkah ini seperti terus menarikku menuju titian panjang, dua dunia yang terpisah.
            Aku….
            Tanggal 16 ramadhan pemuda itu datang lagi padaku. Seperti pada kedatangannya yang telah lalu, selalu dia bertanya tentang apa yang dirasanya aneh dari lakuku. Dia selalu protes dengan aktifitasku yang berlebih. Dan nasehat-nasehatnya tentang ini-itu. Tapi bukan itu yang menyentuh ulu hatiku. Sebuah tanya di akhir pertemuan itu, “Kenapa saat menjelang subuh, aku selalu mengitari masjid ini 17 kali?”
            Aku tidak ingat lagi bagaimana semua bermula. Yang aku ingat hanyalah saat aku mengawali ritualku, usiaku sudah menginjak 34 tahun. Usia dimana harusnya hati ini sudah matang dan mantap hidup dengan 1 istri serta minimal 1 anak yang menemani hari-hariku, meniti indahnya kebersamaan. “kemana saja aku selama ini, hingga tersesat dari hakikat hidupku sebagai insan kamil ciptaan sang Khalik?” Itulah tanya yang mengawali ritualku saat itu.

Sabtu, 17 Agustus 2013

Kembali Bermimpi

Lama kulelap
Pada wanginya masih tersesap
Lupa langkah tak boleh mengendap
Pada cerita tak bersayap

Lama kuterlupa
Dupa dewata hilir mudik bersama puja
Agungkan asa tiada terpatah
Walau kaki terrantai lelah

Luka Dalam

Terselip di antara bebatu
Hitam, Beku
Tak terusik, manikam terharu

Kebas, termakan Panas meranggas
Iba di ujung laras
Tak terusik, lara membekas

Denpasar, 02082013.2340

Masopu

Dua Sisi

Bermain di dua kaki
Injak sana, berlalu mendekat
Ulurkan tangan, salam persahabatan

Bermain di dua kaki
Ucap manis, laku serupa sembilu
Sebelah merangkul, sebelah memukul
Dua laku satu waktu

Senyawa Asa

http://my.opera.com/angahyorkaef/albums/showpic.dml?album=10217932&picture=136525892
Luka
senyawa asa yang terbang arungi badai
Sembab, Lembab, terjerembab
Berkeping, terurai hujan, larut dalam lumpur
Layu dimangsa air melimpah

Luka, Tiada kan nyata
Saat asa menyatu bersama sepoi sang bayu
Tanpa haluan, terturut arus, tertambat di antah-berantah
Terserak serupa spora
Tertetes hujan, asa baru bersemi
Mencari jalan menjadi nyata

Denpasar, 16082013.1430

Agung Masopu

Jumat, 05 Juli 2013

Dehidrasi Otak, Sinting

www.komisikepolisianindonesia.com
Bersama pagi yang berdering
Butiran embun mengering
Mengiring setiap kata, berdenting
Menembakkan insting sinting logika miring
Dehidrasi otak mengering

Panas
Terbakar bara, logikamu meranggas
Fakta mati tertusuk praduga
Sumpah muksa dibakar mimpi yang tiada sempurna

Kamis, 04 Juli 2013

Dajjal Dan Internet, terkaitkah?

Dajjal. Nama itu bagi kita seorang muslim tentu sering atau setidaknya sayup-sayup pernah kita dengar dalam sebuah ulasan. Lalu kenapa tiba-tiba saya tergerak untuk menulis nama yang oleh orang barat diidentikkan dengan angka 666 atau mereka sebut juga sebagai the Omen. Apakah saya ingin memulai perdebatan ataukah sejenisnya? Tentu tidak.

Dajjal, banyak artikel yang mencoba menjelaskan tentang maksud dari kata itu.

Di salah satu buku yang pernah saya baca, kalau tidak salah judulnya "Dajjal Muncul dari segitiga Bermuda", dajjal digambarkan sebagai mahluk yang sudah ada sejak jaman dahulu, kalau tidak salah ingat dari zaman nabi Musa. Dajjal di sini digambarkan sebagai manusia bermata satu yang memiliki ilmu pengetahuan dan kepintaran di atas rata-rata. Kepintaran di sini bukan hanya kepintaran secara otak, tapi dia juga mempunyai keahlian semacam sihir. Hal ini bisa dibuktikan dengan dikisahkannya tentang patung emas seekor sapi yang disulap hingga mampu bersuara selayaknya dia  hidup.

Dari Blog ini dijelaskan jika gambaran Dajjal bermata satu sesungguhnya hanya kiasan saja. Jika Nabi Isa AS dikabarkan mata sebelah kirinya tidak sekemilau mata kanan, bahkan diartikan seperti laiknya orang buta sebelah, menurut penulis di blog tersebut sebagai gambaran bahwa Nabi Isa AS jauh dari sifat-sifat buruk yang terserak di dunia ini. Sifat-sifat buruk yang tidak terdapat pada diri Nabi Isa antara lain: Kejahilan, kerakusan, keserakahan, sombong dan sejenisnya.

Sabtu, 29 Juni 2013

Jalan Unik Untuk Lebih Baik

Jujur sampai hari ini aku tidak merasa dan belum merasa menjadi orang yang cukup baik. Sedari kecil aku hanya terbiasa mendengar dogma-dogma tentang baik dan buruk, tentang surga dan neraka tanpa aku pernah mempelajarinya dengan akal, menelaah dengan hati kemudian mengamalkannya sepenuh jiwa. Ya aku berbuat baik karena sesuatu, entah itu pujian ataupun embel-embel lain yang kadang lebih menonjol di hati.

Saat aku belum seperti saat ini (keadaanku sekitar 2 bulan ke belakang) aku hanya punya angan-angan untuk lebih baik, tapi tidak pernah aku implementasikan. Bahkan beberapa kali aku terperosok pada jalan yang sangat memalukan. Aib yang selama ini selalu aku simpan. Entahlah, setiap aku berusaha untuk keluar dari lingkaran aib tersebut, saat itu pula hisapan labirin "kemunafikanku" semakin kuat menjerat. Awalnya aku menganggap itu sebagai bagian dari godaan syetan, tapi semakin kesini semakin aku sadar bahwa itu bukan godaan syeatan. Itu semua semata karena aku telah jadi budak nafsu.

Kamis, 27 Juni 2013

Tiga Lelaki, Satu kata, Demonstrasi

http://setitimulya.blogspot.com/2012/03/demo-apa-katamu-tentang-demo.html



11 Maret 1966
            Barikade mahasiswa semakin merapat. Iringan mobil menteri yang akan ikut rapat kabinet tidak lagi bisa bergerak. Maju ataupun mundur, jalan telah terkunci. Mahasiswa dengan penuh semangat mengepung, meneriakkan tiga tuntutan yang semakin akrab di telinga rakyat. Kibaran bendera di tangan beberapa mahasiswa, seperti tongkat kecil di tangan dirigen orchestra, menyemangati koor menuntut adanya perubahan. Spanduk kain dan kertas ikut menari, semarakkan demonstrasi yang telah berlangsung berhari-hari.
            Di dalam mobil, menteri dan ajudannya kebingungan. Wajah pucat mereka semakin memutih, seperti mayat yang tidak lagi teraliri darah. Tarian dan paduan suara yang terdengar dari luar, ciutkan nyali. Tas kerja dan buku catatan tercengkeram erat di tangan, merapat di depan dada. Mereka semakin ketakutan, satu persatu ban mobil dikempesi demonstran. Belum lagi rasa terkejut berlalu, beberapa mahasiswa yang ada di kiri-kanan mulai menggoyang mobil. Seperti sebuah biduk di tengah badai, bergoyang menanti saat tenggelam.
            “Hentikan!” bentak sang menteri yang tidak tahan dengan aksi demonstran. Dia berteriak sambil

Minggu, 23 Juni 2013

Orkestra Luka



“Vit, maukah kau menerima cintaku?”
“Her, aku tidak mungkin menerima cintamu. Sadarlah, aku sudah berpunya.” Suaraku sedikit kukeraskan, berharap agar lelaki yang ada di depanku sadar ini. Sudah tidak terhitung lagi berapa kali aku menolak cintanya, tapi dia terus mengejarku dengan kata-kata suci itu.
“Vit, kamu akan menyesal dengan penolakanmu ini.”
            Heru berdiri. Raut sinis menghambur dari wajahnya. Tatap mata yang biasanya memandangku dengan penuh kasih, seperti menyimpan bara yang siap melahap tubuhku. Aku jerih, apalagi saat melihat bibir tipis yang kehitaman itu bergetar.
“Pulanglah! Dan jangan pernah menemuiku untuk menyatakan hal itu.” Kataku dengan suara yang sedikit aku pelankan.
“Kamu akan menyesal.”
            Heru berlalu. Dia terus berjalan dan tak sekalipun menolehkan wajah, seperti biasanya dia meninggalkanku. Langkahnya yang bergegas hanya menggemakan suara langkah yang terasa lebih keras dari biasanya.
_ _ _
“Cerai”

Sabtu, 11 Mei 2013

Panggil Aku Koma

         
http://www.acehtraffic.com/2011/10/highway-harus-transparan-dana-aspirasi.html
  
“Panggil aku Koma! Tak perlu bertanya kenapa aku memintamu melakukan itu.”
            Nama panggilanku Koma. Apakah itu berasal dari Komarudin? Komariah? Ataukah nama-nama yang bersuku kata koma. Apakah aku tanda baca? Apakah aku adalah sebutan kondisi diri dimana kesadaran diri menghilang, tak perlu kau pikirkan. Cukup sebut namaku Koma, tanpa embel-embel ataupun sticker yang mengakhiri atau mendahului namaku.

Jumat, 22 Maret 2013

Budak

Foto dari Shutterstock.com
Serunai kata tanpa titik kau tempakan
Serumpun sanggahan terabaikan
Bagimu insting adalah tuhan
Wajib untuk kau pertuankan
Walau hanya sebatas dugaan tanpa alasan

Jumat, 08 Maret 2013

(Video) Benthet Cingkire

Lagu Benthet Cingkire
Vocal Chy Chy Viana
Ciptaan : Nanang YZ - Atang Arthuro
Produksi :Bintang Terang Abadi Record 2009

Rabu, 27 Februari 2013

Aku Bukan Simpanan Sang jenderal


Kalimaya Artgalerry

            Aku mengenalnya lima tahun yang lalu, tepat di hari dimana aku terbebas dari lipatan buku-buku tebal. Buku-buku yang selama ini selalu menemani langkahku. Buku yang katanya orang-orang bijak adalah jendela dunia, tapi bagiku buku-buku itu adalah kutukan dunia. Kutukan yang membuatku terkungkung dari duniaku sebagai bunga yang baru mekar. Bunga yang masih perlu menebar wangi untuk menarik minat sang kumbang agar menghampiri kelopakku dan menyentuh putik sarinya.
            Dia, dia mengenalkan diri dengan nama yang simple, sesimple dandanannya. Sesimple sikapnya dalam memperlakukanku. Tak banyak rayuan muluk-muluk yang menetas dari bulir-bulir air liur di bibirnya. Dia Jack, nama yang singkat, sesingkat rayuannya yang tak pernah bertele-tele. Straight to the point. Singkat tapi membuatku terlena. Aku selalu memanggilnya Jack.
        

Sabtu, 16 Februari 2013

Aku Durjana?

13609119741166488652
http://wienmonik.wordpress.com/2010/12/02/durjana-bertopeng-batari-durga/
Agung Hariyadi (59)
Aku, aku hanya tersenyum melihat tingkah kalian.
Kalian, ya..ya..ya kalian yang ada di sana. Kalian yang duduk di seberang mejaku. Kalian menghinaku, kalian menghakimiku selayaknya kalian mahluk suci. Mahluk yang tak pernah berbuat salah, meski kesempatan ada di depan mata kalian. Eitss, tunggu dulu. Aku tak percaya kalian seperti itu. Pasti jika ada kesempatan kalian tertarik memanfaatkannya. Bahkan mungkin lebih gila dari yang aku lakukan. Aku berani bertaruh itu.
Aku, aku memang pantas untuk menerima semua hinaan ini. Benar aku adalah durjana. Bukan durjana yang diciptakan Tuhan. Aku durjana yang diciptakan oleh keadaan yang sudah ada. Keadaan yang sudah sedemikian rusak, hingga mungkin akan terlihat aneh jika aku tidak terlarut dalam kerusakan ini. Keadaan yang awalnya ingin kuperbaiki. Tapi saat aku memasuki, ternyata ada nikmat yang kurasa. Dan aku terlena dibuatnya.

Selasa, 05 Februari 2013

Halusinasi Diri


http://ayuzone-ayuzone.blogspot.com/2012/03/skizofrenia.html

            Kerumunan orang yang hadir terkesiap. Untaian kalimat yang mengalun dari bibirku terus berdendang di telinga mereka. Entah merdu ataukah memang untaian itu mengandung unsur magis, aku tak tahu. Yang aku tahu hanya aku menikmati suasana itu, menikmati saat di mana mereka menepuk gumpalan angin yang ada di antara telapak tangan mereka hingga muncul suara ledakan-ledakan kecil dari sela-sela tangan mereka yang beradu. Aku minkmati saat sebagian besar bibir bersuara memujaku dengan kalimat-kalimat yang membuat bunga-bunga hatiku bermekaran, hingga pendar-pendar bahagianya memancar dari wajahku.
            _ @ _ @ _
            Aku duduk tertegun di ruangan berdinding putih ini dengan raut muka kebingungan. Baru lima menit yang lalu aku meminta orang-orang yang menemaniku untuk pergi, kini telah hadir dan berdiri sosok-sosok lain datang mengelilingiku. Aku heran, wajah mereka sekilas pandang bentuknya  serupa, hanya tampilan baju dan sedikit hiasan di wajah mereka yang berbeda. Mereka datang tepat ketika orang terakhir meninggalkanku dan menutup pintu. Seakan-akan mereka orang sakti, ada yang muncul menembus tembok, ada yang menerobos pintu yang telah tertutup dan ada pula yang meloncat dari kaca besar di depanku. Tapi yang paling membuatku tertegun tentulah yang keluar dari dalam monitor laptopku.

Selasa, 22 Januari 2013

Nyanyian Dasamuka


Nyanyian Pesandiwara

Kelam ini bukanlah suram
Atau ukiran hasrat yang terpendam
Dalam bingkai senyum keterpaksaan

Kelam identik dengan hitam
Pekat dan selalu mencekam
Tapi tidak untuk menyimpan bara dalam sekam

Senin, 21 Januari 2013

Lagu Sedih di Musim Penghujan


http://cahayareformasi.com/berita/2013/banjir-jakarta-bukan-karena-hujan-deras/

Tiba kita di simpang Jalan
Kala kerontang berhenti berdentang
Terlipat oleh air cucuran
Temani sajak sedih yang kembali berdentang

Sampah menggenang sumbat alur cerita
Tangis menggenang memaki ketidak berdayaan
Terlupa salah walau hanya seucap kata
Semena-mena bunuh sesalan

Jumat, 04 Januari 2013

Derita Sang Wayang


Lintang pukang tumbang berkalang
Terjang rintang binatang jalang
Lintang pukang belang nada semakin sumbang
Terus terkokang semerdu suara dalang

Lantang wayang di tangan dalang
meliuk menari sehidup sang dalang
Indah siluet terus berbayang
Cerita usang terulang tak pernah lekang

Rabu, 02 Januari 2013

Basanan-Wangsalan, Pantun Banyuwangi dan Dinamikanya



Basanan – Wangsalan, Berpantun Ala Banyuwangi dan Dinamikanya

Basanan adalah seni berpantun yang ada dan berkembang dengan baik di Banyuwangi. Basanan bisa diidentikkan dengan parikan Jawa, tapi pada prakteknya menggunakan bahasa Using. Sama seperti pantun dalam bahasa Indonesia, Basanan menggunakan pola Sampiran dan Isi. Sampiran adalah perangkat kata dan kalimat pembuka dalam basanan yang biasa digunakan sebagai penyelaras dengan isi basanan. Sementara Isi merupakan kalimat yang menjadi pokok dalam Basanan. Isi dari Basanan bisa berupa nasehat, sindiran ataupun pedoman hidup yang berguna untuk masyarakat. Dalam salah satu kisah yang pernah saya dengar, Basanan dulu juga biasa digunakan oleh seorang lelaki untuk melamar calon istrinya. Dalam pelaksanaannya, si Lelaki duduk di samping rumah dan membacakan basanan yang dia buat untuk merayu calon mempelai wanitanya.
Contoh Basanan :
Cemeng, cemenge manuk sikatan   (Hitam, hitamnya burung sikatan)
Kadung Putih kethune pak Kaji      (Jika putih kopyahnya pak Haji)
Meneng-meneng njaluk Pegatan      (Diam-diam minta pegatan/cerai)
Goleko maning hang pinter ngaji     (Carilah lagi yang pinter mengaji)
(Asmuni, Mangir-Rogojampi)

Wangsalan pada prinsipnya sama dengan basanan. Jika Basanan adalah pantun yang berisi nasehat, sindiran atau pegangan hidup, wangsalan adalah sebaliknya. Wangsalan adalah seni berpantun yang biasa digunakan untuk bermain tebak-tebakan. Sama seperti Basanan, Wangsalan juga menggunakan kalimat sampiran dan isi. Perbedaan lain dari Wangsalan adalah adanya jawaban yang muncul dari pantun ini.
Contoh Wangsalan :
Nang Padang Ulan kelompenan    (Ke Padang Ulan pakai terompah)
Pirang ulan riko demenan              (Berala bulan/lama pacaran)
Sama seperti pantun dalam bahasa Indonesia, Basanan-Wangsalan juga menggunakan rima. Rima adalah padanan/persamaan bunyi di akhir kalimat dalam pantun atau puisi. Dalam Basanan-Wangsalan, rima yang sering digunakan adalah: a-a-b-b, a-b-b-a dan a-b-a-b. Sangat jarang, bahkan sangat sulit kita temukan basanan yang menggunakan rima lainnya.

Selasa, 01 Januari 2013

Pintalan Tahun Kusut

http://bejobanget.wordpress.com/2011/06/29/benang-kusut-part2/
Hikmah apa yang kita dapat?
Saat helai kain terlolosi benang pengikatnya
Sedikit demi sedikit, tanpa kita tahu cara memintalnya lagi.
Tanpa kita tahu cara hentikannya.

Sang Pengrajin ciptakannya bukan tuk pajangan
Bukan pula tanpa maksud dan tujuan
Yang tak mampu kita bayangkan
Ataupun tak mampu kita jabarkan

Dia adalah Mahaguru dari Leonardo Da Vinci
Sang pelukis biang misteri
Simpan rahasia di balik mata Monalisa
Syahdu menipu pemuja seni yang tak mawas mata

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...