Kamis, 19 September 2013

(FF) Sesat Pikir

POV-DevianArt
"Sesat?"
Mataku tak mampu beralih dari bulatan hitam kornea matamu. Ada binar-binar kemarahan memancar di sana. Tidak biasanya aku melihat hal itu. Silang-kata, biasa menjadi penyedap persahabatan kita. Kamu dengan kacamata plus-mu dan aku dengan kacamata silinderku.
"Kamu telah sesat pikir. Sudah jelas kalau hal itu salah, tidak sesuai tuntunan dan ajaran yang sama-sama kita anut, kenapa kamu tidak bersikap tegas untuk menolaknya?" serbuan tanyamu seperti muntahan peluru AK-47, tidak kenal ngadat, meski panas semakin menyengat.
"Aku sesat pikir?" tanyaku kebingungan. Telunjuk kananku mengarah ke dada.

Kamis, 12 September 2013

Jerat-Jerat Sesat

Seperti malam yang lalu
Wangi dupa tersesap gerimis yang berlalu
Remas nyalanya serupa abu

Seperti malam yang telah lewat
Diri ini kembali tersesat
Pada sebuah keindahan yang telah cacat
Termakan binatang pengerat

Manis madu itu hanya pemikat
Dari maksiat kata yang tersirat
Tersurat bersama seribu mudharat
Setelah kaki terikat erat
Tak bergerak, tersesat

Kata Tanpa Mata

Kata
Mimis tanpa mata
Berbalik arah saat otak lupa

Selasa, 10 September 2013

Nyanyian Ilalang



Aku bergidik, sejak berhubungan denganmu, baru kali kamu menatapku dengan tatap mata yang begitu tajam. Sorotnya seperti bilah-bilah anak panah yang mencoba mengoyak hatiku, menciutkan nyali yang tak pernah takut menghadapi mara bahaya. Investigasi akan beberapa kasus kerusuhan, pembunuhan berantai dan kasus pelik lainnya, sukses aku taklukkan. Semua karena dukungan moral darimu. Tapi entah kenapa kamu tiba-tiba tidak setuju dengan rencanaku untuk menyelidiki kasus kecelekaan Lancer EX yang terjadi dinihari kemarin?
"Sadarkahh kau? Selama ini dirimu seperti ilalang di tengah savana. Jangankan hembusan angin ribut, sepoi angin yang membelai, sudah cukup buatmu berisik?" Katamu pelan, seakan tanpa semangat, tanpa kebanggaan yang selalu kau tiupkan tentang profesiku selama ini.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...