Selasa, 22 Januari 2013

Nyanyian Dasamuka


Nyanyian Pesandiwara

Kelam ini bukanlah suram
Atau ukiran hasrat yang terpendam
Dalam bingkai senyum keterpaksaan

Kelam identik dengan hitam
Pekat dan selalu mencekam
Tapi tidak untuk menyimpan bara dalam sekam

Senin, 21 Januari 2013

Lagu Sedih di Musim Penghujan


http://cahayareformasi.com/berita/2013/banjir-jakarta-bukan-karena-hujan-deras/

Tiba kita di simpang Jalan
Kala kerontang berhenti berdentang
Terlipat oleh air cucuran
Temani sajak sedih yang kembali berdentang

Sampah menggenang sumbat alur cerita
Tangis menggenang memaki ketidak berdayaan
Terlupa salah walau hanya seucap kata
Semena-mena bunuh sesalan

Jumat, 04 Januari 2013

Derita Sang Wayang


Lintang pukang tumbang berkalang
Terjang rintang binatang jalang
Lintang pukang belang nada semakin sumbang
Terus terkokang semerdu suara dalang

Lantang wayang di tangan dalang
meliuk menari sehidup sang dalang
Indah siluet terus berbayang
Cerita usang terulang tak pernah lekang

Rabu, 02 Januari 2013

Basanan-Wangsalan, Pantun Banyuwangi dan Dinamikanya



Basanan – Wangsalan, Berpantun Ala Banyuwangi dan Dinamikanya

Basanan adalah seni berpantun yang ada dan berkembang dengan baik di Banyuwangi. Basanan bisa diidentikkan dengan parikan Jawa, tapi pada prakteknya menggunakan bahasa Using. Sama seperti pantun dalam bahasa Indonesia, Basanan menggunakan pola Sampiran dan Isi. Sampiran adalah perangkat kata dan kalimat pembuka dalam basanan yang biasa digunakan sebagai penyelaras dengan isi basanan. Sementara Isi merupakan kalimat yang menjadi pokok dalam Basanan. Isi dari Basanan bisa berupa nasehat, sindiran ataupun pedoman hidup yang berguna untuk masyarakat. Dalam salah satu kisah yang pernah saya dengar, Basanan dulu juga biasa digunakan oleh seorang lelaki untuk melamar calon istrinya. Dalam pelaksanaannya, si Lelaki duduk di samping rumah dan membacakan basanan yang dia buat untuk merayu calon mempelai wanitanya.
Contoh Basanan :
Cemeng, cemenge manuk sikatan   (Hitam, hitamnya burung sikatan)
Kadung Putih kethune pak Kaji      (Jika putih kopyahnya pak Haji)
Meneng-meneng njaluk Pegatan      (Diam-diam minta pegatan/cerai)
Goleko maning hang pinter ngaji     (Carilah lagi yang pinter mengaji)
(Asmuni, Mangir-Rogojampi)

Wangsalan pada prinsipnya sama dengan basanan. Jika Basanan adalah pantun yang berisi nasehat, sindiran atau pegangan hidup, wangsalan adalah sebaliknya. Wangsalan adalah seni berpantun yang biasa digunakan untuk bermain tebak-tebakan. Sama seperti Basanan, Wangsalan juga menggunakan kalimat sampiran dan isi. Perbedaan lain dari Wangsalan adalah adanya jawaban yang muncul dari pantun ini.
Contoh Wangsalan :
Nang Padang Ulan kelompenan    (Ke Padang Ulan pakai terompah)
Pirang ulan riko demenan              (Berala bulan/lama pacaran)
Sama seperti pantun dalam bahasa Indonesia, Basanan-Wangsalan juga menggunakan rima. Rima adalah padanan/persamaan bunyi di akhir kalimat dalam pantun atau puisi. Dalam Basanan-Wangsalan, rima yang sering digunakan adalah: a-a-b-b, a-b-b-a dan a-b-a-b. Sangat jarang, bahkan sangat sulit kita temukan basanan yang menggunakan rima lainnya.

Selasa, 01 Januari 2013

Pintalan Tahun Kusut

http://bejobanget.wordpress.com/2011/06/29/benang-kusut-part2/
Hikmah apa yang kita dapat?
Saat helai kain terlolosi benang pengikatnya
Sedikit demi sedikit, tanpa kita tahu cara memintalnya lagi.
Tanpa kita tahu cara hentikannya.

Sang Pengrajin ciptakannya bukan tuk pajangan
Bukan pula tanpa maksud dan tujuan
Yang tak mampu kita bayangkan
Ataupun tak mampu kita jabarkan

Dia adalah Mahaguru dari Leonardo Da Vinci
Sang pelukis biang misteri
Simpan rahasia di balik mata Monalisa
Syahdu menipu pemuja seni yang tak mawas mata

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...