Minggu, 31 Oktober 2010

Letusan Gunung Toba Terdahsyat di Dunia

SITUS arkeologi baru yang cukup spektakuler, ditemukan para ahli geologi di selatan dan utara India. Di situs itu terungkap bagaimana orang bertahan hidup, sebelum dan sesudah letusan gunung berapi (supervolcano) Toba, 74.000 tahun yang lalu.
Tim peneliti multidisiplin internasional, yang dipimpin oleh Dr. Michael Pe-traglia, mengungkapkan dalam suatu konferensi Pers di Oxford, Amerika Serikat tentang adanya bukti kehidupan di bawah timbunan abu Gunung Toba. Padahal sumber letusan berjarak 3.000 mil, dari sebaran abunya.
Selama tujuh tahun, para ahli dari Oxford University tersebut meneliti projek ekosistem di India, untuk mencari bukti adanya kehidupan, dan peralatan hidup yang mereka tinggalkan di padang yang gundul. Daerah dengan luas ribuan hektare ini hanya ditumbuhi sabana (padang rumput). Sementara, tulang belulang hewan berserakan. Tim menyimpulkan, daerah yang cukup luas inf ternya-ta ditutupi debu dari letusan gunung berapi purba.
Penyebaran debu gunung berapi itu sangat luas, ditemukan hampir di seluruh dunia. Berasal dari sebuah eruption supervokano purba, yaitu Gunung Toba. Dugaan mengarah ke Gunung Toba, karena ditemukan bukti bentuk molekul debu vulkanik yang sama di 2100 titik.
Sejak kaldera kawah yang kini jadi danau Toba di Indonesia, hingga 3.000 mil.dari sumber letusan.Bahkan yang cukup mengejutkan, ternyata penyebaran debu itu sampai terekam hingga ke Kutub Utara. Hal ini mengingatkan para ahli, betapa dahsyatnya letusan super gunung berapi Toba kala itu. Bukti bukti yang ditemukan, memperkuat dugaan, bahwa kekuatan letusan dan gelombang lautnya sempat memusnahkan kehidupan di Atlantis.
Meski para ahli masih mencari bentuk fosil manusia Atlantis secara definitif, temyata populasi manusia yang hadir di India se-belum 74.000 tahun lalu, atau sekitar 15.000 tahun lebih awal berhasil ditemukan dalam beberapa bukti genetik. Wilayah penelitian samp/ing-nya diambil dalam skala luas, meliputi beberapa negara dengan skala penyebaran 12.000 mil dari titik letusan super gunung berapi Toba.
Penelitian ini untuk mencari bukti, sampai sejauh mana manusia purba terhindar dari kepunahan pada saat letusan su-pervolcano Toba terjadi," kata Dr. Michael Petraglia, senior Research Fellow di School of Archaeology Universitas Oxford.
Dari bukti lapangan diketahui alat-alat Palaeolithic tengah, ditemukan tepat sebelum dan sesudah letusan Toba. "Hal ini menunjukkan, orang-orang yang selamat dari letusan berasal dari populasi ras yang sama," kata Dr. Petraglia. Para peneliti setuju dengan bukti lapangan bahwa nenek moyang manusia lainnya, seperti Neanderthal di Eropa dan makhluk berotak kecil Hobbit di Asia Tenggara, mampu bertahan hidup setelah Toba meletus. Beberapa ahli berspekulasi bahwa letusan gunung berapi Toba itu sangat dahsyat, hingga menyebabkan kerusakan lingkungan yang sangat parah.
Penelitian di India menunjukkan, sebuah mosaik ekologis tampak begitu jelas. Ada beberapa daerah yang relatif cepat, mengalami recovery setelah peristiwa vulkanik. Tetapi ada ribuan hektare lahan yang tidak bisa ditumbuhi tanaman keras hingga saat ini, yang hanya bisa ditumbuhi oleh jenis rerumputan gersang.
Tim tidak menemukan banyak bukti tulang belulang di padang rumput itu, tetapi justru penemuan terbesar terdapat dalam kompleks gua "Bil-lasurgam Kurnool", di Provinsi Andhara Pradesh. Namun yang menjadi keheranan para ahli, di padang rumput itu ditemukan bukti bahwa tanahnya mengandung debu gunung berapi bercampur ra-dioaktif.
Debu radio aktif bercampur dengan debu gunung berapi itu, kini menjadi sebuah teka-teki yang cukup pelik. Apakah abu letusan itu mengandung radioaktif, atau memang ada letusan lain dari sebuah senjata yang mengandung radioaktif? Para peneliti juga menemukan sejumlah bukti lain yang mereka yakini deposit (timbunan fosil) berbagai kehidupan dari setidaknya 100.000 tahun yang lalu.
Deposit ini mengandung kekayaan berbagai jenis tulang hewan, manusia, sapi liar, dan berbagai karnivora dan monyet purba. Para ahli juga mengidentifikasi, sejumlah tanaman yang diduga jadi bahan pokok makanan mereka. Gua-gua itu menghasilkan informasi penting, tentang upaya menyelamatkan diri dari letusan super gunung berapi Toba.
Berdasarkan studi dan bukti baru hasil analisis, carbon radio isotop yang tak terbantahkan dari para ahli menyatakan letusan super gunung berapi Toba di Pulau Sumatra terjadi sekitar 73.000 tahun yang lalu. Letusan itu menyemburkan debu sekitar 800 kilometer kubik abu ke atmosfer.
Meninggalkan kawah (sekarang danau vulkanik terbesar di dunia), dengan panjang 100 kilometer dan lebar 35 kilometer. Penyebaran abu dari letusan ini telah ditemukan di India, Samudera Hindia, Teluk Bengala, dan Laut Cina Selatan bahkan terjebak di lapisan es Greenland, Kutub Utara.
Kata Stanley Ambrose , profesor antropologi Universitas Illinois, dan seorang kepala peneliti Studi-studi Kasus Baru, Profesor Martin AJ. Williams, dari University of Adelaide, Australia, letusan gunung berbelerang aerosol tersebut, sempat menutup radiasi matahari selama enam tahun.
Jadi dunia saat itu, benar-benar gelap gulita, yang diduga berdampak pada sebagian dari mahluk hidup yang mati karena tidak ada sinar matahari," ujarnya. Sebuah Instant Ice Age yang terdapat dalam inti es yang diambil di Greenland mengungkapkan, dampak letusan berlangsung sekitar 1.800 tahun hingga kembali ke seperti sekarang ini.
Selama zaman es instan ini, suhu turun hingga 16 derajat Celcius (28 derajat Fahrenheit). Begitu dingin-nya udara.di beberapa daerah Indonesia juga tertutup salju. Prof. Williams menemukan lapisan abu Toba pertama kali di pusat India, pada 1980. Pada tim investigasi ini, ia juga bertidak sebagai pemimpin dan penanggungjawab penelitian.
Efek iklim Toba telah menjadi sumber kontroversi selama bertahun-tahun, seperti dampaknya terhadap populasi manusia dan ekosistem. Pada tahun 1998, Ambrose mengusulkan dalam Journal of Human Evolution bahwa efek dari letusan Toba dan Ice Age menjelaskan terjadinya penurunan drastis pada populasi manusia.
Terutama pengaruh genetikanya, terlihat antara 50.000 dan 100.000 tahun kemudian. Kurangnya keragaman genetik di antara manusia yang hidup hari ini, menjadi suatu bukti bahwa selama periode itu ada sejumlah ras manusia yang punah.
Selain itu, di muka bumi ini diduga telah terjadi kekeringan yang cukup panjang, hingga menunjukkan adanya penurunan suhu ekstrem," kata Ambrose. Analisis isotop karbon pada sejumlah temuan, menunjukkan bahwa hutan tertutup di India tengah. Setelah letusan terjadi, muncul rumput sebagai tanaman pionir. Setidaknya mulai merambah, selama l.ooo tahun setelah letusan kemudian menjadi hutan. "Ini adalah bukti jelas, bahwa Toba juga menyebabkan deforestasi di beberapa daerah tropis untuk waktu yang lama," kata Ambrose.
Hasil penelitian lainnya, akan diterbitkan dalam jurnal Nature Geoscience 25 Mei 2010. Dari sejumlah letusan gunung berapi di dunia, temyata letusan Gunung Tambora di Indonesia pada 1815 tercatat sebagai letusan terkuat kedua setelah Toba.
Dalam letusan itu, Tambora melemparkan abu volcano hingga sejauh 70 km abunya ke udara.Gunung ini, menurut para ahli, adalah satu-satunya jetusan supervolcano yang dikenal setelah letusan super gunung berapi Toba dalam sejarah modern. Menurut ukuran kekuatan, letusan tersebut 10 kali lebih kuat dari letusan Krakatau, dan 100 kali lebih kuat daripada Vesuvius atau Gunung St. Helens.

10 Letusan Gunung terdahsyat

Di dunia ini, banyak sekali gunung berapi yang pernah meledak dan menyebabkan korban berjatuhan yang tak sedikit jumlahnya, bahkan beberapa pernah tercatat sampai ribuan jiwa yang menjadi korban keganasan sang perut alam ini. Tapi walaupun ada beratus-ratus letusan gunung berapi yang ada di seluruh bumi ini, kami mencatat ada 10 letusan terdahsyat yang menyebabkan banyak korban jiwa (perlu diketahui, 4 diantaranya ada di Indonesia lho)

langsung saja mari kita simak

10. Mount Lamington

Lamington adalah gunung api dengan ketinggian 1,680 meter yang terletak di Papua New Guinea. Sialnya hingga tahun 1951, penduduk setempat di Provinsi Oro ini mengira gunung tersebut hanyalah gunung biasa yang ditumbuhi pepohonan.

Hingga suatu malam pada 18 Januari, lahar dan asap mulai untuk keluar dari puncaknya, dan tiga hari kemudian, sebuah ledakan sangat besar dari sisi utara, menyebabkan langit ditutupi debu tebal dan gerimis magma bercampur uap sulfur. Dalam beberapa bulan kemudian getaran dan letusan terus berlanjut hingga radius 10 mil. Ledakannya menyebabkan total hampi 3,000 kematian.

9. Papandayan

Papandayan adalah sebuah gunung api semi-aktif yang terletak di pulau Jawa, Indonesia. Pada 1772, gunung api ini meletus menghancurkan 40 desa di dekatnya. Lebih dari 3,000 orang terbunuh. Gunung api ini diperkirakan masih sangat berbahaya dan terus mengeluarkan asap dan letusan-letusan di tahun 1923, 1942, dan terus meningkatkan kekuatannya di tahun 2002.

8. Kelud

Kelud juga terletak di Pulau Jawa, Indonesia. Sisi timur Kelud telah ‘menggerutu’ pada tahun 2008, di mana sebelumnya pada tahun 1919 lumpur lahar telah membunuh di atas 5,000 orang. Sejak itu, Terowongan Ampera, suatu sistem pengeringan untuk menampung banjir lahar dari kawah telah dibangun.

Oktober 2007, ketika itu 30,000 penduduk lokal harus diungsikan setelah gunung api dalam kondisi Siaga Merah. Selama dua minggu Kelud memuntahkan debu hingga 8 mil jauhnya.

7. Unzen

Unzen yang terdiri dari beberapa lapis stratovolcanoes terletak di daerah Kyushu, Jepang. Gunung api setinggi 1,500 meter ini masih aktip hingga kini. Pada tahun1792 beberapa kubah lahar roboh, menyebabkan tsunami yang membunuh lebih 15,000 orang. Sebuah letusan terbaru di tahun 1991 telam membunuh lebih dari 40 orang dan menyebabkan kerusakan luar biasa pada bangunan-bangunan disekitarnya.

6. Ruiz

Nevado Del Ruiz, Kolumbia, dikenal karena laharnya yaitu mudflow atau longsoran yang terdiri atas air dan material pyroclastic yang mengalir dan mematikan . Di tahun 1595, 635 orang terbunuh setelah lumpur yang yang mendidih seperti dituangkan ke dalam sungai Guali dan Lagunillas, dan di tahun 1845 lebih dari 1,000 orang tewas.

Kota Armero yang dibangun di atas magma yang mengering telah kehilangan hampir seluruh populasi penduduknya ketika di tahun1985, sebuah letusan telah mengalirkan lahar dengan kecepatan 40 mil per jam dan mengubur kota. Lebih dari 23,000 orang tewas.

5. Mount Pelee

Gunung api yang terletak di Martinique, kini menjadi tujuan wisatawa di Perancis yang populer untuk mengenang bahwa sesuatu yang sangat mematikan telah terjadi di sini. Pada tahun 1902, sebuah letusan yang terbesar di abad 20 terjadi di sini dan menewaskan lebih dari 30,000 orang.

Dimulai dengan letusan kecil beruntun yang hanya mengeluarkan asap, belerang dan debu dan pada April 1902, gunung api ini tidak sepenuhnya meletus sampai tanggal 8 Mei 1902. Air mancur lahar yang menyala, dan awan beracun meluncur deras dengan kecepatan 600 mil per jam dari gunung api tersebut.

Dengan temperatur 1075 derajat, lahar telah mendidihkan kota St.Pierre bawahnya. Kota terbakar berhari-hari kemudian. Hanya dua orang yang selamat pada waktu itu.

4. Tambora

Tambora adalah gunung api aktip dari 130-an gunung api yang yang ada di Indonesia. Gunung raksasa setinggi 4,300 meter telah ‘melakukan’ serangkaian ledakan dari April hingga Juni di tahun 1815 dan mengguncangkan dunia dengan after-effect-nya yang mengubah stratosfir dan menyebabkan kelaparan yang buruk hingga ke US dan Eropa pada abad ke 19.

Batu merah berpijar menghujani angkasa ketika sepenuhnya gunung tersebut meletus. Semua tumbuh-tumbuhan pada pulau dimana gunung tersebut berada dibinasakan oleh lahar dan awan beracun. Secara keseluruhan, lebih 71,000 orang tewas karena terbakar, kelaparan ataupun keracunan.

3 Laki

aki adalah sebuah gunung api di Islandia yang legendaris yang telah tertidur sejak letusan terakhirnya yang sangat dahsyat di tahun 1783. Dengan ketinggian 1.725 meter, gunung api ini menyebabkan kerusakan di seluruh negara ketika secara spektakuler meletus, membunuh di atas 50% populasi makhluk hidup di Islandia dengan awan belerang dan fluorine beracunnya.

Kelaparan menjadi penyebab matinya 25% populasi tersebut. Air mancur lahar memancar hingga 1.400 meter tingginya. Seluruh dunia merasakan akibat dari letusan tersebut. Awan beracun menyebar hingga ke Eropa, menutupi langit belahan bumi bagian utara yang menyebabkan musim dingin datang lebih awal di Inggris dan membunuh 8.000 orang.

Di Amerika Utara, musim dingin 1784 menjadi musim dingin terpanjang dan paling dingin yang pernah tercatat. Ada catatan lebih banyak salju di New Jersey, sungai Mississippi membeku di New Orleans, dan di ditemukan es di Teluk Mexico!.

2. Mount Vesuvius

Gunung api ini menjadi nomor dua untuk kekejamannya, menyebabkan kematian hingga 25,000 nyawa. Ketika Vesuvius dengan letusan yang maha dahsyat di tahun 79 SM, sepenuhnya telah menguburkan kota Pompeii di bawahnya dengan memuntahkan ‘isi perutnya’ selama 20 jam nonstop. Sejak itu, gunung api ini meletus lusinan kali dan terakhir pada tahun 1944 beberapa desa didekatnya telah dibinasakan..

1. Krakatau

Krakatoa, juga dikenal sebagai Krakatau, adalah pulau vulkanis yang still-dangerous, terletak di Selat Sunda, Indonesia. Agustus 1883, sebuah rangkaian ledakan dahsyat yang mengerikan dengan kekuatan 13,000 kali lebih besar dari bom Hiroshima. Ledakannya terdengar hingga ke Perth, Australia.

Muntahan lebih dari 21 kilometer kubik batu dan debu membumbung hingga setinggi 70 mil. Secara resmi, lebih dari 37,000 orang tewas. Namun dengan tsunami yang ditimbulkannya, korban sepertinya bisa lebih besar lagi

Jumat, 29 Oktober 2010

Sejarah tiga letusan terdahsyat di Indonesia

Sejarah SuperVolcano Toba yang MeLegenda dan Letusan MAHADAHSYATnya ~ Indonesia ternyata masih menyimpan satu cerita besar. Sebuah cerita yang hampir menghapus peradaban di permukaan bumi, mengawali zaman es terakhir, dan menyisakan makhluk-makhluk yang beruntung masih hidup hingga jaman ini.
Danau Toba, yang dikenal sebagai salah satu danau air tawar terbesar di dunia, dengan pulau Samosir yang elok, dalam sejarah vulcanology adalah sisa dari letusan kaldera mahadashyat yang paling besar hingga detik ini (skala 8 VEI – Vulkanic Explotion Index). Letusan Toba dapat disamakan dengan 2000 kali letusan Gunung Helena atau 20000 kali letusan bom atom Hiroshima.
Efek dari letusan itu adalah lubang besar dengan luas hampir 200 ribu hektar (panjang 100 km dan lebar 30 km) atau dua setengah kali negara Singapura dimana lubang itu kini terisi air dan disebut dengan Danau Toba. Letusan itu memuntahkan material vulkanis ke seluruh penjuru dunia dan batuan yang sama ditemukan di beberapa negara oleh geologist. Awan debu yang dimuntahkan menutupi permukaan bumi dari sinar matahari sehingga menurut para ahli suhu bumi turun hingga lebih dari 15 derajat Celcius hingga beberapa dekade, awal dari jaman es yang terakhir.
Data Letusan 3 Gunung Terbesar Di Indonesia
Kejadian itu menyebabkan kematian dan kelaparan di seluruh permukaan bumi, dan diperkiraan manusia yang hidup tinggal 10000 hingga 40000 orang saja. Manusia yang tersisa bermigrasi dari Afrika, menyebar ke Arab, Eropa, Asia dan Indochina. Dan dengan kecepatan replikasi hamster, kini manusia menghuni seluruh daratan di dunia.
Danau Toba yang besar itu (luasnya kira2 100 x 30 km) sebenarnya berdiri di atas reruntuhan 3 kaldera besar. Di selatan terdapat Kaldera Porsea, berbentuk ellips dengan dimensi 60 x 40 km, terbentuk oleh letusan gigantik 800 ribu tahun silam. Kaldera ini meliputi sebagian selatan danau Toba dari Pulau Samosir, hingga ke daratan wilayah Parapat – Porsea dan “teluk” yang menjadi outlet ke Sungai Asahan. Wajah kaldera Porsea ini ‘dirusak’ oleh kaldera Sibadung yang terbentuk kemudian. Sementara di sebelah utara, di utara Pulau Samosir terdapat kaldera Haranggaol yang nyaris bulat dengan diameter ‘hanya’ 14 km. Haranggaol terbentuk pada 500 ribu tahun silam. Keberadaan kaldera-kaldera besar ini menunjukkan Danau Toba adalah kompleks vulkanik nan luar biasa.
Kita fokuskan ke Kaldera Sibadung. Inilah kaldera yang terbentuk dalam erupsi gigantik 71.500 +/- 4.000 tahun silam dan dinobatkan sebagai letusan terdahsyat di muka Bumi dalam 2 juta tahun terakhir setelah banjir lava di Yellowstone (AS). Bentuk kaldera mirip kacang (peanut-like) dan secara kasar memiliki panjang 60 km dengan lebar 30 km. Bentuk unik ini mengesankan bahwa kaldera Sibadung dulunya kemungkinan adalah gunung api kembar yang meletus secara bersamaan, seperti halnya gunung Danan dan Perbuwatan dalam erupsi katastrofik Krakatau 1883. Kaldera Sibadung mencakup seluruh bagian Pulau Samosir dan perairan selatan Danau Toba, kecuali “teluk” di sebelah tenggara yang menjadi outlet ke Sungai Asahan.
Letusan Toba 71 – 75 ribu tahun silam memang sungguh luar biasa. Gunung ini melepaskan energi 1.000 megaton TNT atau 50 ribu kali lipat ledakan bom Hiroshima dan menyemburkan tephra 2.800 km kubik berupa ignimbrit, yakni batuan beku sangat asam yang memang menjadi ciri khas bagi letusan-letusan besar. 800 km kubik tephra diantaranya dihembuskan ke atmosfer sebagai debu vulkanis, yang kemudian terbang mengarah ke barat akibat pengaruh rotasi Bumi sebelum kemudian turun mengendap sebagai hujan abu. Sebagai pembanding, erupsi paroksimal Tambora 1815 (yang dinyatakan terdahsyat dalam sejarah modern) ‘hanya’ menyemburkan 100 km kubik debu dan itupun sudah sanggup mengubah pola cuaca di Bumi selama bertahun-tahun kemudian, yang salah satunya menghasilkan hujan lebat yang salah musim di Eropa dan berujung pada kekalahan Napoleon pada pertempuran besar Waterloo.
Sebuah penelitian terbaru menyatakan sebuah ledakan besar vulkanik di Indonesia mengguncang planet Bumi pada 73.000 tahun yang lalu, bertanggungjawab terhadap pendinginan suhu global dan menghancurkan populasi nenek moyang manusia. Dibutuhkan heck dari sebuah bencana untuk menyeka pohon dari India.
Tapi 73.000 tahun yang lalu, letusan titanic Gunung Toba (the great Toba) di Indonesia melakukan hal itu, menyapu bersih daerah itu hampir dalam semalam seperti menendang planet ke lemari es yang akan dingin bertahan selama hampir 2.000 tahun. Letusan Toba mungkin merupakan peristiwa vulkanik yang paling penting dalam sejarah manusia, derita leluhur penduduk manusia di Afrika turun secara drastis, hanya yang menyisakan sekitar 30.000 orang yang selamat.
Tetapi para ilmuwan berdebat apakah semua bencana itu sebegitu buruk dengan beberapa berpendapat bahwa hanya ada penyimpangan kecil dalam iklim pada saat itu. Sebelumnya, peneliti Jihong Cole-Dai, kimiawan lingkungan dari South Dakota State University di Brookings menganalisis penurunan suhu global sekitar tahun 1810 sebagai dampak dari letusan Gunung Tambora
Kini, sebuah penelitian baru yang dipimpin oleh Martin Williams dari University of Adelaide di Australia membuktikan sebuah lingkungan yang dilemparkan ke dalam kondisi chaos, setidaknya terjadi di India. Serbuk sari dan sampel tanah yang dikumpulkan dari Teluk Bengal dan India tengah menunjukkan sebuah pohon tanah lembab yang tertutup material hancur oleh letusan vulkanik. Musim hujan terhenti dan dingin, musim kering memunculkan rumput savana.
Studi baru yang dipublikasikan baru-baru ini di jurnal Paleogeography, Paleoclimatology, Paleoecology merupakan bukti langsung pertama dari sebuah kehancuran ekosistem akibat letusan. Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa abu Gunung Toba itu meluas melalui ke India dan Samudera Hindia, bahwa belerang dari letusan terakumulasi abadi dalam jumlah besar membeku di lapisan es Greenland, Kutub Utara.
Stanley Ambrose dari University of Illinois di Urbana-Champaign, mengatakan bahwa studi terbaru menunjukkan garis panjang bukti yang menyatakan Toba sebagai peristiwa destruktif massal. “Model iklim memperkirakan bahwa suhu turun 16 derajat Celcius (29 derajat Fahrenheit) selama 50 tahun di Afrika. Hari ini suhu rata-rata di Nairobi adalah 25 derajat Celcius (77 Fahrenheit). Anda bisa bayangkan saja apa yang akan terjadi,” kata Ambrose.
Namun, Michael Petraglia dari University of Oxford menyatakan bahwa para peneliti telah berpikir dengan membesar-besarkan kasus. “Dua dari tiga sampel di India berasal dari lembah sungai yang sama. Apa yang mereka sampling adalah situasi lokal dan mereka membuat lompatan besar penafsiran bahwa seluruh Asia selatan seperti ini,” kata Petraglia. Selain itu penelitian manusia purba sendiri sudah di India pada waktu itu, dan selamat dari letusan.
“Saya tidak menyangkal super letusan Toba memiliki efek ekologis, saya kira itu memang benar. Tapi interpretasi mereka tentang evolusi manusia dan genetika memiliki kelemahan. Keterkaitan antara letusan dan genetika belum terbukti secara kuat,” kata Petraglia.
Kerikil (lapili) produk letusan Toba ditemukan hingga di India, yang berjarak 3.000 km dari pusat letusan. Keseluruhan permukaan anak benua India ditimbuni abu letusan dengan ketebalan rata-rata 15 cm. Bahkan di salah satu tempat di India tengah, ketebalan abu letusan Toba mencapai 6 meter. Debu vulkanik dan sulfur yang disemburkan ke langit dalam letusan dahsyat selama 2 minggu tanpa henti itu membentuk tirai penghalang cahaya Matahari yang luar biasa tebalnya di lapisan stratosfer, hingga intensitas cahaya Matahari yang jatuh ke permukaan Bumi menurun drastis tinggal 1 % dari nilai normalnya. Kurangnya cahaya Matahari juga menyebabkan suhu global menurun drastis hingga 3 – 3,5º C dari normal dan memicu terjadinya salah satu zaman es. Rendahnya intensitas cahaya Matahari membuat tumbuh2an berhenti berfotosintesis untuk beberapa lama dan tak sedikit yang bahkan malah mati, seperti terekam di lembaran2 es Greenland.
Bagaimana dengan manusia? Ambrose (1998) berdasar jejak DNA manusia purba menyebut saat itu terjadi situasi “genetic bottleneck” yang ditandai dengan berkurangnya kelimpahan genetik dan populasi manusia. Bahkan dikatakan jumlah individu manusia saat itu (tentunya dari generasi homo sapiens awal seperti homo sapiens neanderthalensis dan rekan-rekannya) merosot drastis hingga tinggal 10 % saja dari populasi semula.
Bencana lingkungan akibat erupsi Toba ini diduga membuat homo neanderthalensis berevolusi menghasilkan individu yang lebih lemah. Sehingga ketika katastrofik berikutnya terjadi, yakni pada 12.900 tahun silam di ujung zaman es tatkala asteroid/komet berdiameter 5 km jatuh ke Bumi dari ketinggian awal yang rendah (mendekati horizon) sehingga benda ini meledak pada ketinggian 60 km di atas Eropa – Amerika sembari melepaskan energi 10 juta megaton TNT, neanderthal tak sanggup lagi bertahan dan punahlah ia bersama kawanan mammoth sang gajah raksasa zaman es.
Danau Toba sekarang ini, apakah masih aktif? Ya. Bekas letusan berskala kecil dan kubah lava baru pasca erupsi hebat itu masih dapat dijumpai di kerucut Pusukbukit di sebelah barat dan kerucut Tandukbenua di sebelah utara. Terangkatnya Pulau Samosir hingga 450 meter dari elevasi semula (yang dapat dilihat dari lapisan2 sedimen danau di pulau ini) juga menunjukkan bahwa reservoir magma Toba telah terisi kembali, secara parsial. Studi seismik menunjukkan di bawah danau Toba terdapat sedikitnya dua reservoir magma di kedalaman 40-an km dengan ketebalan 6-10 km.

Bertahan dari Letusan Mahadahsyat

Sekelompok peneliti internasional menyatakan, manusia India yang hidup pada saat letusan gunung api Toba-yang kini menjadi bagian dari Provinsi Sumatera Utara-74.000 tahun lalu, relatif masih bisa bertahan hidup. “Meski mengalami masa-masa yang sulit,” kata antropolog Michael Petraglia dari Universitas Cambridge Inggris, kepada Tempo melalui surat elektronik pada Senin pekan lalu.
Petraglia adalah pemimpin penelitian yang dilakukan di Lembah Jwalapuram, Distrik Kurnool, India, itu. Petraglia dan timnya menemukan ratusan artefak berupa alat-alat batu serpih yang sama tipenya dari atas dan bawah lapisan debu vulkanik Gunung Api Toba.
“Artefak kami temukan di bawah dan di atas lapisan debu, oleh sebab itu kami menyimpulkan adanya keberlanjutan populasi di kawasan tersebut setelah letusan terjadi” ujar Petraglia.
Letusan Gunung Api Toba yang wujudnya hanya bisa direka-reka dari kawasan Danau Toba kini, adalah letusan mahadahsyat dan tiada bandingnya. Sejarah mencatat, itulah letusan terbesar di dunia selama dua juta tahun terakhir.
Gunung itu melontarkan sekitar 3.000 kilometer kubik material perut bumi, termasuk gas vulkanis dan asam sulfur ke langit. Gas dan asam sulfur menyelubungi lapisan stratosfer di atmosfer bumi selama 6 tahunan.
Adapun material gunung terlempar sampai ke kawasan Greenland di utara bumi. Di India, di mana Petraglia dan timnya meneliti, tebal lapisan debu vulkanisnya mencapai 15 sentimeter.
Selubung material dan gas dari gunung itu membuat temperatur muka bumi menurun antara 3 sampai 5 derajat celsius. Dunia pun mengalami musim dingin vulkanik yang sama seperti zaman es. “Itu adalah masa-masa yang sangat berat dan menantang,” kata Will Harcourt-Smith, palentolog dari Museum Sejarah Alam Amerika di New York.
Di tengah masa sulit itulah manusia India pada saat yang sama, menurut Petraglia, bisa bertahan hidup. Padahal, teori yang didasarkan penelitian DNA dan genetik, menyatakan bahwa populasi manusia di bumi nyaris tersapu bersih akibat letusan tersebut.
Sebuah teori dari Stanley H. Ambrose dari Universitas Illinois di Urbana-Champaign Amerika Serikat, menyatakan bahwa populasi manusia yang hidup saat ini berasal dari antara 1.000 sampai 10.000 jiwa manusia yang bertahan hidup dari letusan gunung Toba itu.
Menurut Petraglia, artefak-artefak yang mereka temukan dari lapisan bawah debu vulkanis, memiliki kesamaan tipe dengan artefak di lapisan atasnya. “Semuanya diidentifikasi dari masa Paleolitik Tengah, antara tahun 150.000 sampai 38.000 Sebelum Masehi,” katanya.
Tapi Ambrose meminta Petraglia dan timnya tak buru-buru menarik kesimpulan sebelum menemukan bukti lebih lanjut. “Satu-satunya cara untuk membuktikan adalah menemukan kerangka manusia di bawah lapisan debu yang sama dengan manusia Afrika,” katanya.
Petraglia setuju bahwa penemuan kerangka akan memberikan bukti yang lebih kuat, tapi dia tetap kukuh pada pendiriannya. “Ada ribuan artefak lagi yang tidak kami presentasikan di jurnal yang mendukung klaim kami,” katanya.
Artefak-artefak yang ditemukan Petraglia mengindikasikan kesamaan morfologi dengan alat-alat batu yang dibuat manusia modern di Afrika bagian selatan.
Petraglia dan timnya pun menduga bahwa manusia yang hidup di India itu sama modernnya dengan manusia Afrika. Manusia India itu berasal dari Afrika yang bermigrasi dan tiba di kawasan tersebut sebelum letusan Toba menyelimuti kawasan itu dengan debu.
Tapi dugaan ini ditentang Will Harcourt-Smith, palentolog dari Museum Sejarah Alam Amerika di New York. Menurutnya, manusia modern Afrika yang hidup pada masa yang sama dengan letusan Gunung Toba, sudah hidup dengan simbolisme, perilaku pembuatan alat yang kompleks, demikian pula kehidupan sosialnya. “Memang perilaku mereka tak seperti manusia sekarang, tapi mereka sudah tergolong manusia modern,” kata dia.
Chris Clarkson, arkeolog dari Universitas Queensland, Australia, yang terlibat dalam tim Petraglia mengatakan, dugaan mereka didukung temuan sejumlah besar oker di bawah lapisan debu, bersamaan dengan alat batu. Oker adalah zat warna terbuat dari tanah, yang digunakan oleh manusia awal untuk seni, simbol, atau mengelem alat batu dengan pegangan kayunya.
“Semua ini potensial sebagai penanda akan perilaku yang lebih komplek daripada yang sebelumnya dicantelkan kepada spesies hominid awal yang sudah punah,” kata Clarkson.
“Penggalian lebih lanjut akan membantu kita menyimpulkan apakah alat-alat itu milik manusia modern atau tidak.”
Adapun Petraglia mengatakan bahwa penemuan mereka pun mengklarifikasi hipotesis persebaran bagian selatan. Teori itu menyatakan bahwa manusia Aborigin Australia sekarang bermigrasi dari Afrika melalui Samudera Hindia.
Lantaran kaum aborigin Australia tiba di benua itu pada 45.000 sampai 60.000 tahun lalu, “Kami pikir mereka mestinya berangkat dari Afrika ke semenanjung Arab, subkontinen India lalu ke Asia Tenggara,” ujarnya.
Petraglia menyatakan kesimpulan mereka memang dapat saja diperdebatkan dan sah-sah saja. “Ada saja orang yang mempertahankan teori mereka sendiri dan tak menyukai kesimpulan kami, tapi ada pula yang setuju,” katanya.
Footnote : Missing link anthropology adalah fenomena ketika banyak ditemukan fosil spesies manusia selain homo sapiens namun pada suatu periode tertentu spesies ini tidak ditemukan lagi dan menyisakan hanya homo sapiens yang hidup hingga saat ini (setidaknya yang mendominasi, manusia pigmi berukuran kurang dari 1 meter homo sapiens atau bukan belum diketahui). Ada satu kejadian besar yang memutus sejarah, yang menurut teori Toba Catasthopic diakibatkan oleh letusan Toba.

Back Again – Why it always connected with 2012

Kapan Toba akan kembali meletus dahsyat? Kita tidak tahu. Namun dilihat dari historinya butuh waktu sedikitnya 300 ribu tahun pasca letusan besar Toba untuk kembali menghasilkan letusan katastrofik. Memang sempat muncul kekhawatiran Toba akan kembali menggeliat pasca guncangan gempa megathrust Sumatra Andaman 2004 yang mencapai 9,15 Mw itu dengan episenter hanya 300 km di sebelah barat danau, namun sejauh ini belum terbukti. Kekhawatiran ini bukannya tanpa alasan. Krakatau bangkit dari tidur panjangnya selama 200-an tahun tatkala gempa besar mengguncang kawasan Selat Sunda di awal 1883 dimana getarannya terasakan hingga ke Australia.  Dalam perhitungan kalender Maya, 74000 tahun yang lalu adalah awal dari penanggalan siklus dunia yang keempat atau akhir dari siklus penanggalan dunia yang ketiga. Kapankah siklus keempat berakhir? Tentu saja 21 Desember 2012 ;-p
Apakah Toba akan kembali beraksi? Para ahli vulkanologi sudah melakukan riset di akhir tahun 2000 dengan menempatkan berpuluh titik seismograf di sekitar Danau Toba. Meski sering terjadi gempa ringan namun cadangan magma di kaldera Toba masih butuh ratusan tahun lagi untuk mempunyai potensi erupsi. Itu menurut analisa mereka. Namun yang diperkirakan oleh beberapa vulcanologist, bukan supervulcano Toba yang berpotensi aktif kembali dan sedikit dikaitkan di tahun 2012 sebagai momen kritis. Bukan Toba, tapi saudaranya, kaldera super vulcano dengan cadangan magma terbesar di dunia yang tercitra oleh satelit.

Kemanakah Nurani Pemimpin Kita

 Disaat bangsa ini dilanda berbagai bencana alam yang membutuhkan pemikiran dan tindakan nyata dari seorang pemimpin bangsa ini, Presiden SBY malah kembali lagi ke Hnoi Vietnam untuk mengikuti kelanjutan KTT ASEAN disana. Setelah selama beberapa waktu beliau ada dan berkunjung ke daerah yang baru tersapu tsunami di Mentawai, esok hari beliau dijadwalkan terbang kembali ke Hanoi.
      Sejenak mari kita menoleh ke bagian lain dunia ini Tepatnya di Chile, Bagaimana perjuangan dan perhatian sang presiden Sebastian Pinera yang mau dan rela memimpin langsung proses penyelamatan dan evakuasi para pekerja tambang yang terjebak di reruntuhan tambang yang sedang mereka gali. Sang presiden rela dan mau untuk bergabung bersama tim evakuasi serta anggota keluarga yang menantikan proses penyelamatan tersebut.
      Tentu kita juga belu lupa bagaimana presiden Amerika serikat Barrack Obama tiba-tiba membatalkan kunjungannnya ke Indonesia yang sudah direncanakannya jauh-jauh hari hanya untuk memimpin dan mengkoordini proses penanganan tercemarnya Teluk Mexico akibat bocornya pipa minyak dari tambang lepas pantai yang dikelola British Petroleum.
     Menurut prof Iberamsyah " jika SBY tetap kembali ke Hanoi untuk mengikuti agenda KTT ASEAN, maka sesungguhnya SBY memang tidak mempunyai kepekaan jiwa atas berbagai bencana di tanah air. Menurut dia alangkah baiknya jika SBY untuk waktu yang tidak ditentukan agar tetap tinggal di dalam negeri guna memimpin proses penanganan bencana alam yang sedang marak ini.
      Setidaknya tirulah apa yang Sebastian Pinera lakukan di Chile sana. Memimpin dan memberi intruksi langsung penanganan bencana. Toh para pemimpin ASEAN akan tetap menyadari bahwa kepentingan penyelamatan dan penanganan korban bencana jauh lebih penting dan diprioritaskan untuk saat ini.
      Jadi janganlah nanti menyalahkan para bawahan jika ada kritikan tentang pemerintahan yang telat dan terkesan tanpa koordinasi dalam menangani setiap bencana yang melanda. Bukanlah salah para pengkritik jika nantinya SBY menjadi bulan-bulanan kritik, tapi karena SBY-lah yang memberi ruang untuk adanya kritik ini. Jika SBY tegas dengan tetap berada di Indonesia dan berkoordinasi langsung untuk penanganannya, selambat apapun prosesnya, setidaknya SBY telah menunjukkan upaya penanganan secara maksimal.

Sisa Asaku

syair itu begitu menggoda
memaksaku tuk kembali
meski sisi hati ini terasa jengah
tapi ku tak kuasa melawan ini
mungkinkah ini hanya ilusi
atau ujian awal tuk ku meraih sejumput ilusi
yang selalu temani hariku
dengan keriangan dan sisa asa tuk beraksi

Indahnya Ubud

     Ubud merupakan tempat peristirahatan yang terletak di kabupaten Gainyar. Disana wisatawan bisa menikmati keindahan alamya yang sangat kesohor serta bisa mencari berbagai sovenir. bisa berwisata ke beberapa lokasi wisata yang ada disana. Mulai wisata alam, Wisata religi serta Berwisata museum dan Wisata belanja.
      Ada beberapa wisata alam yang bisa dinikmati di Ubud. Mulai dari arung jeram, sistem irigasi teras iring yang begitu terkenal, serta bisa juga berwisata ke Monkey forest yang terletak di desa Padangtegal Ubud. Wisata arung jeram dan berkayak bisa wisatawan lakukan di Tukad Ayung.

  
     Wisata religi bisa dilakukan di Pura Agung Ubud. Pura yang terletak dipusat kota Ubud ini, selain sebagai pusat keagamaan juga sebagai pusat kesenian. Disana seminggu sekali diadakan pertunjukan seni yang sengaja diadakan untuk wisatawan, Selain itu setiap hari diadakan latihan kesenian dari berbagai kelompok kesenian yang ada di Ubud.

      Menurut sejarah, Puri Agung Ubud dulunya merupakan pusat pemerintahan kerajaan. Sampai saat ini tata ruang dan bangunan Puri Agung Ubud tersebut masih dipertahankan seperti dulu.
      Selain obyek wisata tersebut di atas kita bisa  juga berkunjung ke Museum Lukisan dan juga Museum Rudana dan Rudana Fine Art Galery. Untuk mencari berbagai sovenir kita bisa hunting sovenir di pasar Ubud serta Art shop - art shop yang berjejer rapi di sepanjang jalan di kota Ubud.

KINTAMANI BALI

     Kintamani adalah nama sebuah danau di kabupaten Bangli. Danau ini terletak di kaki Gunung Batur. Di areal salah satu obyek wisata yang cukup terkenal ini banyak sekali terdapat restorannya.
     Kintamani dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih sekitar 2 jam dari kota denpasar. sepanjang perjalanan kesana kita bisa menikmati pemandangan yang indah dan suasana pedesaan yang masih asri dengan udaranya yang begitu segar.
      Saat kita sampai di sekitar danau, udara yang kita rasakan akan sangat beda dengan kebanyakan daerah wisata di Bali yang biasanya panas. Disana kita akan disambut dengan udara dingin yang sangat sejuk. Suhu udara disana berada dikisaran angka 16-20 derajat celcius. Benar-benar sejuk untuk para wisatawan yang berasal dari daerah / kota yang bersuhu panas seperti Surabaya atau Jakarta.
       Selain pemandangan danau dengan airnya yang keliatan berwarna biru, kita juga bisa menikmati batu-batuan vulkanik sisa-sisa letusan Gunung Batur. Selain itu ada juga sumber air panas di dekat danau.
       Jika kita ingin melihat desa adat Bali, kita bisa berkunjung ke Desa Trunyan yang terletak dekat danau kintamani tersebut. Disana kita dapat melihat sesuatu yang bisa kita rasa benar-benar beda. Disana akan kita temukan pemakaman yang sangat terkenal, yakni area pemakaman dimana posisi mayat tidaklah terkubur, tapi ditaruh dibawa pohon. Konon pohon tersebut mampu membuat mayat tidak menyebarkan bau busuk seperti biasanya mayat yang tidak dikuburkan. Dan ini merupakan salah satu obyek wisata favorit bagi wisatawan yang berkunjung kesana.

 Kintamani Mountain, Bali Indonesia

Senin, 25 Oktober 2010

Hukum Untuk Orang Miskin

Minggu lalu saya dikejutkan oleh berita di jaringan Tv nasional, yang memberitakan tentang sepasang suami - istri yang dituntut karena tuduhan pencurian buah asam. Berdasarkan pasal yang digunakan untuk menjerat perbuatan kedua pelaku, harusnya mereka dituntut dengan hukuman maksimal 6 bulan penjara. Tapi dengan pertimbangan yang kurang jelas, jaksa hanya menuntut kedua tersangka dengan tuntutan kurungan selama 33 hari saja.
Setelah sidang dengan nada seolah dia telah meringankan tuntutan terhadap pelaku yang berasal dari desa terpencil di Bondowoso tersebut, sang Jaksa berkata ke media massa agar tim pembela jaksa tidak usah melakukan pembelaan, karena hukumannya sudah diusahakan seringan mungkin oleh sang Jaksa.
Mendengar perkataan tersebut sang pembela membalas dengan mengatakan, kalau dia tidak akan berhenti membela kedua terdakwa. Dan tetap akan membacakan pembelaannya saat sidang yang akan dilakukan di PN bondowoso minggu ini. terlepas adanya motif lain dibalik semua itu, saya tetap mengucapkan salut kepada tim pembela yang akan terus berjuang untuk membela terdakwa yang termasuk golongan miskin tersebut.
Dari kejadian diatas saya kembali teringat kasus yang hampir sama beberapa bulan kemarin, saat sepasang suami-istri asal Bojonegoro yang juga dituntut dengan hukuman penjara hanya karena kasus pencurian buah pisang yang nominal kerugiannya tidak lebih dari 50rb rupiah. Saat sidang itu sang istri sedang hamil muda. Dan atas pertimbangan itu, akhirnya Jaksa penuntut umum hanya menuntut mereka 3 bulan kurungan.
Hampir bersamaan denga kasus di Bojonegoro tersebut, di sebuah desa di jepara seorang Nenek renta bersama cucu satu-satunya juga dituntut atas kasus pencurian sekarung buah kapuk. Menurut sang pemilik mereka sudah sering melakukannya. Tapi menurut warga sekitar mereka hanya memungut buah yang sudah jatuh karena sudah tua, bukan mencuri dari pohonnya seperti yang dituduhkan sang pemilik.
Dari ketiga contoh kasus diatas ada satu benang merah yang bisa diambil. Bahwa tersangka tersebut sama-sama berasal dari keluarga yang kekurangan dan mereka juga mencuri bukan untuk memperkaya diri mereka sendiri. Mereka mencuri hanya untuk membeli makan, karena kebutulan mereka sama-sama tidak punya uang dan sedang tidak mendapatkan pekerjaan.
Yang ingin saya garis bawahin disini hanyalah kenapa HUKUM di negara ini hanya garang kepada rakyat kecil yang mencuri barangkali hanya untuk mempertahankan hidup mereka selama beberapa hari sebelum mereka mendapatkan pekerjaan. Sedang kepada kaum kaya dan berpunya yang korupsi untuk memperkaya diri dengan kerakusannya, HUKUM tidak berani garang?
Apakah  rakyat kecil dihukum hanya karena pihak berwajib tidak bisa memeras mereka sehingga akan menghhasilkan uang dalam jumlah yang besar ke kantong Aparat penegak hukum? Sedangkan dari kalangan berada seringkali aparat mendapatkan UPETI yang bisa digunakan untuk mempertebal dompet dan saldo rekening pribadi di Bank yang mereka punya?
Kalau rakyat pinggiran yang terbukti mencuri hukumannya mulai 3 bulan - 9 bulan, kenapa terhadap para koruptor hukumannya hanya berkisar antara 1,5 tahun sampai 4 tahun saja.  Sedangkan kerugian yang dihasilkan jauh lebih besar efeknya orang yang korupsi. Maling paling yang dirugikan hanya seorang saja, tapi korupsi? jutaan warga negara ini akan dirugikan oleh ulah para koruptor, tukang suap dan aparat yang tidak adil.
Berdasarkan logika sederhana saya yang tidak tahu hukum, seandainya dari ketiga kasus tersebut diatas para pelaku dihukum 3 bulan penjara. Sementara nilai kerugian dari korban kejahatan mereka tidak sampai 50rb rupiah, apakah tidak sebaiknya jika KORUPTOR dinegeri ini dihukum seringan-ringanya 15 tahun bahkan mungkin bisa lebih, karena efek yang mereka timbulkan lebih kejam dari efek yang dihasilkan para tertuduh pencurian tersebut????
Senoga kedepannya akan ada aparat penegak hukum yang benar-benar jujur dan adil dalam mengambil keputusan, agar tidak adalagi kasus kegarangan hukum yang hanya berlaku untuk rakyat yang tiada berpunya,. Dan semoga tidak ada korban-korban selanjutnya dari kebiadaban penegakan hukum yang tebang pilih seperti saat ini.
NOTE: saya tidak membela mereka yang melakukan tidak pencurian, tapi hanya mempertanyakan kasus            pengakan hukum terhadap koruptor, tukang suap dan penjahat kakap lainnya yang terkesan
lebih ringan dari efek yang dihasilkannya. Kenapa orang yang korupsi bermilyar-milyar rupiah,
dendanya hanya pada kisaran 50juta rupiah, kenapa tidak semua harta hasil korupsinya disita
negara?? kan nantinya uang itu bisa digunakan untuk membangun bangsa ini? ADILKAN???

Kemenangan Musisi Jalanan

Awalnya saya kurang tertarik dengan adanya ajang pencarian bakat yang diadakan oleh salah satu telivisi nasional yakni Trans TV dengan program INDONESIA MENCARI BAKAT ( IMB ), karena itulah saya terkesan tidak tahu siapa saja yang tampil sejak putaran awal. Saya mulai tertarik saat begitu banyak teman-yeman FB mengelu-elukan nama BRANDON di setiap status mereka saat IMB tayang di Tv. Hal itoun tidak serta merta membuata saya langsung intens nonton IMB, paling hanya sesekali saja saya menontonnya.
    Saya tadinya bernaggapan kalau reality show ini kemungkinan akan sana dengan reality show yang sudah dan masih tayang lainnya di Indonesia. Karena itulah saya tidak begitu punya keinginan untuk menontonnya. Saya memilih lebih asik bermain Fb, sambil mencari info lewat teman-teman di dunia maya.
   Saya mulai agak intens melihat IMB saat secar tak sengaja saya melihat penampilan musisi jalanan asal kota Surabaya yakni Klantink. Bagi saya mereka unik, mempunyai talenta dan sangat menghibur sekali penampilannya. Mereka tetap tampil dengan  alat musik dan style yang biasa mereka gunakan saat ngemen. Dan sejak saat itu saya mulai ngefans sama mereka dan semakin kagum saat mereka tampil kolaborasi dengan beberapa musisi hebat tanah air dari berbagai aliran. Mulai dari Slank, Mus Mujiono, Sujiwo tejo, Sundari Soekotjo dan musisi-musisi lainnya.
    Selain mereka saya juga ngefans sama penari hip hop cilik Brandon yang kebetulan juga asalnya dari Surabaya. Saya selalu berdharap semoga salah satu dari mereka nantinya lolos ke grand final dan menjuarai ajang yang sangat bagus ini. Akhirnya apa yang saya harapkan menjadi nyata, saat Klantink lplps ke final untuk berebut gelar dengan kontestan penuh bakat dan penuh kejutan lainnya asal Medan yang masih berusia 13 tahun Putri Ayu.
     Kenapa saya sebut peserta penuh kejutan? Karena saat babak-babak awal bergulirnya reality show ini, dia seringkali berada di 3 terbawa poling sms pemirsa. Dia bisa lolos saat dewan juri menggunakan hak vetonya untuk menyelamatkan Penyanyi yang mempunyai ciri khas tersebut. Alasan dewan juri waktu itu ialah Dia punya bakat yang sangat jarang dimiliki oleh anak muda jaman sekarang. Dan setelah terselamatkan oleh veto dewan juri tersebut, akhirnya penampilan dia semakin membaik dari minggu ke minggu. Bahkan dia berkesempatan untuk tampil duet dengan diva-dive terbaik di tanah air.
     Pada partai final yang berlangsung semalam kedua peserta tampil baik. Hal inipun membuat kejar-kejaran perolehan sms poling menjadi sangat ketat sekali. Saat pengumuman pemenang yang dibacakan oleh Ananda Omesh, dari sekita 1.250.000 sms yang masuk Klantink mendapatkan 50,03% suara dan Putri Ayu sebesar 49,97% suara..
     Dengan kemenangan Klantink tersebut, saya menganggap ini adalah kemenangan musisi-musisi jalanan. Musisi yang selama ini seperti terabaikan, meski mungkin diantara mereka banyak yang memiliki skill yang tak kalah hebatnya dengan musisi-musisi beken yang sudah keluar masuk dapur rekaman. Dengan semangat Boneknya, Klantink berusaha tampil dengan Skill mumpuni yang mereka punya,. Kenapa saya katakan bermodal bonek ( bondo nekat ), Bukan karena mereka mewakili Surabaya, tapi karena tanpa dukungan finansial yang besar mereka tetap bisa menunjukkan diri mereka memang pantas dan layak untuk tampil serta menjadi juara di IMB.
     dengan modal BONEK mereka itulah, saya berharap semoga kedepannya warga Surabaya bisa merubah paradigma Bonek yang selama ini selalu berkonotasi negatif. Mari kita rubah bonek menjadi hal yang positif, dalam artian bonek karena warga Surabaya umumnya dan suporter Persebaya khususnya berani karena memang mempunyai skill yang bisa dijual seperti yang telah ditunjukkan Klantink, bukan nekad tanpa ada sesuatu yang bisa dijual. Sehingga nantinya bonek tidak lagi dicap sebagai kriminal dan tukang buat onar.
     Salut untuk kemenangan Klantink. Selamat dan semoga kemenangan ini tidak menjadikan kalian lupa diri dan lupa asal kalian. Semoga untuk teman-teman lainnya bisa meniru jejak mereka di kemudian hari. Sekali lagi selamat untuk Klantink

Sabtu, 23 Oktober 2010

PUTUSNYA URAT MALU ANGGOTA DEWAN


    Dengan iringan demo dari kelompok BENDERA, anggota DEWAK KEHORMATAN DPR berangkat studi banding ke Yunani. Kepergian mereka yang terkesan memaksakan diri ditengah suasana duka akibat rentetan bencana alam yang menimpa Indonesia. Dengan dalih belajar ETIKA berpolitik ke Yunani mereka tetap nekad berangkat, Sementara di bagian lain bangsa ini masyarakata kita masih terkena dan dalam suasana duka akibat banjir mulai dari Wasior, Bandung Barat, seputaran Jakarta juga masih dikepung banjir serta kondisi beberapa gunung yang siap memuntahkan lahar amarahnya. Belum lagi kebakaran hutan yang telah mengekspor asapnya ke jiran sebelah menurut saya lebih memerlukan penanganan daripada STUDY BANDING ke sana.
   Berdasarkan sumber berita  yang diterbitkan oleh FITRA bahwa anggaran kunjungan kerja DPR ke sejumlah negara mecapai 19,5 Trilyun rupiah, BANDINGKAN dengan dana JAMKESMAS yang HANYA 4,5 trilyun. Hal ini bagi saya semakin menimbulkan tanda tanya dan juga menurunkan keyakinan saya bahwa anggota DPR hanya mencari kesempatan berlibur gratis dengan dalih kunjungan kerja. Bahkan menurut sumber sekretariat DPR yang diwawancara oleh salah satu Stasiun Tv nasional menyebutkan bahwa dari jumlah rombongan sebanyak itu, hanya beberapa orang yang benar-benar melaksanakan tujuan awalnya. Sisanya hanya pelisir dan belanja.
   Belum lagi masalah studi banding ke YUNANI diklarifikasi secara TUNTAS, Sekretariat DPR melansir berita tentang rencana pemugaran rumah dinas DPR di Kalibata, yang ditengarai penuh dengan nuansa korupsi. Berdasarkan sumber kontraktor yang menangani pemugaran rumah dinas itu bahwa biaya per unitnya hanya sekitar 156 juta. Dana yang diajukan untuk merenovasi rumah dinas tersebut senilai 900 juta per unit.
   Dengan berbagai prestasi yang mereka torehkan saat ini timbul tanda tanya besar tentang ETIKA dan MORAL anggota DEWAN TERHORMAT. Apakah sudah hilang urat malunya ataukah memang sudah mati NURANI MEREKA. Hingga tiada berempati dan bersimpati atas derita yang sebagian besar rakyat rasakan akibat banyaknya bencana yang terjadi.
   Masih pantaskah anda-anda yang disana dianggap terhormat dan dihormati? jika anda tiada bisa menghormati arti AMANAT berupa JABATAN yang saat ini anda nikmati. Ingatlah nantinya akan ada masanya bagi anda untuk mempertanggungjawabkan AMANAT yang anda terima saat ini.

IRONI DUNIA PERTELIVISIAN ONDONESIA

 Beberapa waktu yang lalu saya sempat tersenyum kecut melihat acar news di salah satu stasiun tv nasional kita. Saat itu sedang berita tentang kerusuhan yang melihatkan kerusuhan yang terjadi di suatu daerah. 
     Dalam tayangan itu berkali-kali muncul tulisan "STOP KEKERASAN" di pojok kiri atas dan tulisannya agak kecil. Yang bikin saya tersenyum kecut bukan hanya karena melihat kerusuhan yang makin marak, tapi membaca tulisan "STOP KEKERASAN", tapi stasiun TV tersebut tetap menayangkan bagaimana masa yang sedang terlibat tawuran saling kejar-kejaran dengan membawa senjata tajam, senjata api dan pentungan.
    Hal yang membuat saya semakin terpukul dengan himbaun tersebut adalah kenyataan saat lihat korban kerusuha yang terjatuh dengan tubuh  bersinbah darah, tapi tidak ada yang mau menolong. Padahal saya melihat beberapa wartawan lagi asyik mengambil foto dan merekamnya dengan handycam. Apakah dalam hal ini lebih mendahulukan tuntutan profesi ataukah rasa kemanusian?
    Beberapa tahun yang lalu saya juga melihat kejadian saat tragedi pembagian zakat di pasuruan terjadi, beberapa wartawan memang membantu warga yang tergenjet barisan warga yang saling dorong, tap[i disisi lain, beberapa wartawan tetap asik menshoot momen tersebut. Saat ditanya, mereka dengan tenang menjawab itu sebagai tuntutan profeis mereka sebagai jurnalis.
   Dalam hal ini yang ingin saya pertanyakan adalah :  LEBIH penting mana tuntutan PROFESI ATAU RASA KEMANUSIAN? Coba anda bayangkan jika dalam kerusuha tersebut ada anggota keluarga, sanak family, saudara atau teman dekat anda yang jadi korban? Apakah anda akan tetap mengikuti itu tuntutan profesi atau anda memilih menyelamakannya.
   Jika anda menyelamatkan mereka yang terkait dengan anda dan anda rela kehilangan pekerjaan atau nyawa sekalipun untuk itu, kenapakah anda tidak berani untuk melakukannya terhadap orang lain?
   kembali lagi tentang anjuran mengenai "STOP KEKERASAN" alangkah baiknya jika semua stasiun TV tidak lagi menayangkan bagaimana kerusuhan itu terjadi, andai menyangkan kan bisa dikaburkan gambarnya, agar tidak jadi tontonan yang terkesan bertolak belakang dengan anjuran tersebut. 
   Jika memang pihak TV mau konsisten dengan anjuran STOP Kekerasan, apakah tidak sebaiknya yang sering diputar atau ditayangkan adalah dampak buruk dari kerusuhan itu. Bukannya mempertontonkan massa yang berlarian mebawa senjata tajam, lempar batu dan membakar berbagai fasilitas.
  Untuk tayangan berita kriminalpun tolong pihak TV dalam menayangkan lebih selektif lagi. Jangan sampai saat investigasi kasus kejahatan ditunjukkan secara detail bagaimana proses kejahatan itu terjadi, meski itu hanya reka ulang. saya kuatir akan berpengaruh buruk kepada anak-anak yang masih kecil dan belum bisa berpikir jernih. 
  Maaf saya mengkritisi ini bukan karena saya lebih pintar, tapi ini hanya suara keprihatinan saya pribadi yang merasa tingkat kerusuhan dan kejahatan dengan berbagai motif dan modus baru semakin merajalela.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...