Jumat, 21 Desember 2012

Review " Gajah Mada, Sumpah Di Manguntur "


http://www.bookoopedia.com/id/book/id-32-65536/novel-fiksi-cerpen/gajah-mada-sumpah-di-manguntur.html

Gajah Mada, Sumpah Di Manguntur
            Seminggu yang lalu saat berada di Gramedia aku ingin membeli novel karya seorang teman di kompasiana, tapi setelah berputar-putar beberapa kali dan membongkar rak novel aku tak menemukannya. Karena butuh bacaan dan buku yang ada di tanganku hanya kumpulan puisi Chairil Anwar, akhirnya aku keliling lagi. Novel karya Sydney Sheldon, Sherlock Holmes, Agatha Cristie dan sejenisnya aku lewati. Hampir saja aku ambil The Vacancy karya JK Rowling. Begitu lihat label harga, aku urungkan niat untuk membelinya. Tak jauh dari The Vacancy aku melihat 5 novel Gajah Mada. Aku tertarik dan membelinya.
            “ Gajah Mada, Sumpah Di Manguntur “ adalah novel sejarah tentang kebesaran Majapahit. Novel yang berlatar pemerintahan dua putri Diah Sanggramawijaya ini sungguh menarik. Begitu membuka lembar demi lembarnya keinginan untuk terus membaca buku setebal 690 halaman itu begitu kuat. Untuk pertama kalinya sejak novel Stieg Larson yang setebal 900 halaman, aku estafet membaca buku non stop.
            Cerita dibuka dengan kisah seorang anak yang begitu berbakti kepada ayahnya. Ki Branjang Ratus, dengan senang hati mengikuti permintaan sang ayahanda yang bernama ki Buyut Padmaguna. Ki Buyut yang sidik paningal meminta anaknya untuk menemui sahabatnya di waktu muda dulu. Sahabatnya itu adalah Nyi Yendra, seorang wanita tua yang sudah sakit-sakitan. Dari pertemuan itulah kisah bergulir. Nyi Yendra meminta Ki Branjang Ratus untuk mencuri dua pusaka kerajaan Majapahit. Kedua pusaka itu adalah Cihna nagara (lambang Negara) gringsing lobheng lewih laka ( pola geringsing merah ) dan Songsong ( Payung ) udan riwis.
            Kerajaan Majapahit yang sedang dilanda kemarau panjang tiba-tiba dikejutkan dengan peristiwa gempa bumi dan gunung meletus. Pada saat itulah kedua pusaka jengkar (hilang) dari tempat penyimpanannya. Senopati Gajah Enggon sebagai pemimpin pasukan bhayangkara merasa bertanggung jawab atas hilangnya kedua pusaka itu. Setelah mendapat restu dari kedua ratu, Mahapatih Arya Tadah dan Patih Gajah Mada, akhirnya dia mundur dari jabatan demi mencari jejak dua pusaka yang hilang.
            Ternyata hilangnya kedua pusaka itu bukan satu-satunya intrik yang dialami Majapahit. Intrik-intrik masa lalu kembali hadir dan membutuhkan penanganan serius dari Gajah Mada dan petinggi Majapahit lainnya. Kehadiran gerombolan pencuri lain mengagetkan Gajahmada. Satu persatu intrik di masa penyerangan kerajaan Kediri ke Singasari terbuka. Tokoh-tokoh yang membantu dan berkhianat hadir dalam cerita sang saksi sejarah ibu Suri Gayatri, sosok yang menjadi biksuni sepeninggal prabu Jaya Negara.
            Perburuan Gajah Enggon yang ditemani Pradhabasu sesuai petunjuk Gayatri membawanya ke Ujung Galuh ( Surabaya-kini ). Takdir dan pengejaran berjalan beriring. Di sini dia bertemu dengan Kiai Agal dan Rahyi Sunelok, sosok gadis yang akhirnya menjadi istri Gajah Enggon. Di sini pula dia dan Pradhabasu berpisah. Pradhabasu menuju ke wilayah Keta dan Sadeng yang sedang bergolak. Sedangkan dia dan istrinya menyusuri jejak-jejak yang ditinggalkan pencuri kedua pusaka. Berdua dia dan Rahyi Sunelok bahu membahu mengejar pencuri.
            Gajah Mada dengan dibantu orang-orang kepercayaannya terus mengawasi Sadeng dan Keta. Saat waktu dan bukti dirasa cukup, dia dengan bantuan Aditiawarman menyerang Sadeng dan Keta secara bersamaan. Kiai Wiragati yang membantu Sadeng dan Keta gigih dengan ilmu yang dimiliki.
            Cerita ini benar-benar menarik. Penulis pandai memainkan alur dari maju, terus mundur ke masa lalu dan kembali ke masa kini. Rahasia tokoh-tokoh yang terlibat dikupas tuntas, termasuk keteguhan hati seorang Gajah Mada yang mempunyai suatu pandangan yang sedikit aneh. Tak ada tabu dalam setiap isi tulisannya, semua dibukanya.
            Di sini saya juga menemukan banyak istilah yang mulai saya lupakan. Pokoknya buku ini sangat menarik dan sangat sayang untuk dilewatkan.

3 komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...