Masih
ingatkah jalan ini tuan?
Jalan
yang pernah kau sabdakan saat aku terjebak kelam
Masih
ingatkah nyonya, saat terompah lusuh ini terseret di jalan tanpa tembusan?
Bukankah
kau pinta aku mundur setapak dua tapak, agar terlihat celah yang mungkin
terlewatkan
Tapi
apa yang terjadi padamu tuan?
Apa
yang terjadi padamu nyonya?
Saat
jurang kian menganga bersama langkah yang kian merapat,
Tak
adakah niat untuk menarik langkah barang sehasta dua hasta?
Seperti
saran yang pernah kalian timpakan ke dahiku?
Tuan....
Nyonya......
Aku
hanyalah belia di matamu, tak pandai mereguk asam-garam dunia
Tak
pantas berkirim kata apalagi petuah
Untukmu
yang telah reguk segala ilmu tiada tersisa
Tuan.....
Nyonya......
Jika
itu anggapmu, biarkan aku berjalan dengan jiwaku
Aku
tak butuh nasehat dengan taklimat-taklimatmu yang bersayap
Agar
aku menjadi manusia beradab di matamu
Apalah
arti sejuta kata menghunjam dada, jika berbeda prakteknya
Moral
bukan teori dan deret kata, apalagi angka
Moral
adalah senyawa tingkah dan kata-kata, menyatu pada setiap langkah
Moral
bukanlah stigma yang dipaksakan, bukan pula kata-kata penuh cerca
Tuan.....
Yang
kami butuhkan hanya tauladan, bukan jagoan
Nyonya......
Kami
butuh dekapan sayang, bukan nada nyinyir penuh hinaan
Agar
kami bisa memanusiakan setiap insan
Kawan
ataupun lawan, itu hanya label yang tak layak dipertahankan
Karena
kita sama-sama ciptaan Tuhan,
Sepantasnya
berbagi kemulian, bukanlah kebencian
Denpasar,02102012.0645
Masopu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar