http://www.acehtraffic.com/2011/10/highway-harus-transparan-dana-aspirasi.html |
Nama panggilanku Koma. Apakah itu berasal dari Komarudin?
Komariah? Ataukah nama-nama yang bersuku kata koma. Apakah aku tanda baca?
Apakah aku adalah sebutan kondisi diri dimana kesadaran diri menghilang, tak
perlu kau pikirkan. Cukup sebut namaku Koma, tanpa embel-embel ataupun sticker
yang mengakhiri atau mendahului namaku.
Aku Koma, seperti belalang aku akan bertualang. Aku
bertualang dari satu kalimat ke kalimat lain, menyela nafas yang hampir
terputus. Seperti itulah aku. Saat emosi mulai tidak terkendali, saat rasa
jenuh menghampiri, aku perlu jedah untuk aktualisasi diri. Aku butuh jedah,
relaksasi hati saat tubuh yang terkungkung keramaian merasa sepi. Aku koma,
hanya terminal menuju kalimat berikutnya.
Sekali lagi, sebut aku koma! Ah kenapa aku suka nama itu?
Kadang aku lupa diri. Kadang aku lupa janji-janjiku. Bagiku diri hanya wadak
ambisi, tak perlu ingatan kuat untuk merekam dan memutar yang telah terjadi.
Diri hanya implementasi ambisi, janji manis hanya bualan diri, meraup suara
untuk ambisi dan aku akhiri dengan lupa diri. Karena aku Koma, tak perlu ingat
semua karena itu tiada guna.
Aku Koma, bukan yang lain dan tak akan berganti menjadi
Titik, Tanya ataupun yang lain.
Aku Koma, selamanya akan tetap Koma. Aku Koma, tidak mau
berganti menjadi Sadar, Sabar apalagi Subur.
Aku Koma, selamanya tetap Koma.
Denpasar, 1232.12052013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar