Dajjal. Nama itu bagi kita seorang muslim tentu sering atau setidaknya sayup-sayup pernah kita dengar dalam sebuah ulasan. Lalu kenapa tiba-tiba saya tergerak untuk menulis nama yang oleh orang barat diidentikkan dengan angka 666 atau mereka sebut juga sebagai the Omen. Apakah saya ingin memulai perdebatan ataukah sejenisnya? Tentu tidak.
Dajjal, banyak artikel yang mencoba menjelaskan tentang maksud dari kata itu.
Di salah satu buku yang pernah saya baca, kalau tidak salah judulnya "Dajjal Muncul dari segitiga Bermuda", dajjal digambarkan sebagai mahluk yang sudah ada sejak jaman dahulu, kalau tidak salah ingat dari zaman nabi Musa. Dajjal di sini digambarkan sebagai manusia bermata satu yang memiliki ilmu pengetahuan dan kepintaran di atas rata-rata. Kepintaran di sini bukan hanya kepintaran secara otak, tapi dia juga mempunyai keahlian semacam sihir. Hal ini bisa dibuktikan dengan dikisahkannya tentang patung emas seekor sapi yang disulap hingga mampu bersuara selayaknya dia hidup.
Dari Blog
ini dijelaskan jika gambaran Dajjal bermata satu sesungguhnya hanya kiasan saja. Jika Nabi Isa AS dikabarkan mata sebelah kirinya tidak sekemilau mata kanan, bahkan diartikan seperti laiknya orang buta sebelah, menurut penulis di blog tersebut sebagai gambaran bahwa Nabi Isa AS jauh dari sifat-sifat buruk yang terserak di dunia ini. Sifat-sifat buruk yang tidak terdapat pada diri Nabi Isa antara lain: Kejahilan, kerakusan, keserakahan, sombong dan sejenisnya.