Mataku terkunci di genggaman tangan lelaki setengah baya itu. Matanya yang kenyang menikmati asam garam kehidupan menguliti tubuhku. Debaran jantung ini serasa lebih kencang dari gemuruh salju yang runtuh dari puncak alpen. Hawa dingin menyergap kening dan tengkukku, merindingkan romaku.
Sementara......
Sayu matamu yang berhias butiran kristal,tersembunyi di wajahmu yang lurus menatap lutut. Kerudung putih memadukan keindahan wajahmu yang selalu kuimpikan.Sementara......
Debaran jantung kita terus seirama, mengiringi kata demi kata yang mengalir bersama getaran lidahku.
Dan kata " sah " yang terlontar dari bibir saksi, menasbihkan kita dalam ikatan suci. Ikatan yang ingin kuakhiri saat hembusan nafas terakhir memisahkan kita nanti.
Denpasar, 11062012.0138
Masopu
#fiksi-menunggu-acara-bola#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar