Kamis, 25 November 2010

TUANKU YANG DIPERSOLEK

Di suatu gugusan pulau kecil yang begitu indah nan eksotis, berdiri sebuah kerajaan yang sangatlah membingungkan namun tetap mempesona. Kerajaan tersebut dipimpin oleh seorang raja yang oleh warganya diberi gelar "Tuanku yang dipersolek".

Darimana asal muasal gelar tersebut, tidak banyak rakyat yang peduli. Sebagaimana ketidakpedulian sang raja akan berbagai masalah yang menimpa warganya. Entah memang karena sang raja yang kurang peduli ataukah memang kemapuan sang raja yang kurang, sehingga masalah yang datang mendera terkesan susah dan lama sekali penanganannya. Sang raja hanya sibuk bersolek dan terus bersolek, seperti cewek yang mau diapelin sang arjunanya. Padahal belum tentu sang arjuna benar-benar suka sama tingkah polah si cewek.

Hal ini semakin diperparah dengan keadaan para pembantu sang raja yang gemar bermanis lidah di depan sang raja. Sehingga masalah yang seharusnya butuh penanganan segera dari sang raja, malah terbengkalai karena sang pembantu selalu meyakinkan bahwa masalah itu tidaklah urgent, dan akan berhasil diatasi oleh sang pembantu.

Sudah berulangkali para pemimpin dan pemuka tokoh setempat berteriak untuk meminta ketegasan dan kesigapan sang raja menangani kasus. Tapi semua terbang seperti butiran-butiran embun yang menguap di pagi hari saat terpanggang panas mentari.

Sampailah terbetik kabar saat sang raja berkunjung ke salah satu pulau kaya nan terpencil. Pulau tersebut sedang bermuram durja, karena gunung penunggu pulau tersebut terbatuk-batuk hingga memuntahkan riak beracun dari kerongkongannya. Karena riak tersebut beberapa ratus warga terbunuh saat berusaha menyelamatkan diri dan hartanya. Sedangkan ribuan warga lainnya berlari tunggang langgang mencari tempat aman.

Saat menjelang kedatangan sang raja ke tempat para warga mengungsi, para pembantunya datang duluan ke pulau tersebut terlebih dahulu. Di sana para pembantu raja tersebut bersibuk ria mempercantik tempat para warga yang tertimpa musibah tersebut seindah istana sang raja. Agar saat sang raja datang, para pembantunya tersebut mendapat pujian karena berhasil menangani dan mengatur warga yang terasing di pengungsian dengan baik.

Di hari H kedatangan sang raja, tenda-tenda pengungsian yang telah dipersolek oleh mereka semakin tampak rapi dengan dilengkapinya fasilitas yang dibutuhkan para pengungsi seperti bantal, guling dan kasur empuk. Walau menurut beberapa warga hal itu hanya berlangsung untuk sehari itu saja, tapi para 'penebar gula" ( Pembantu yang suka menjilat ) tersebut dengan bangga mengatakan bahwa para korban telah tertangani dengan baik. Buktinya tempat pengungsian mereka rapih, bersih dan tersedia tempat tidur yang memadai selayaknya di istana.

Tak hanya sampai di situ saja ulah para "penebar gula tersebut". Mereka juga membentangkan karpet merah disepanjang jalan yang akan dilalui sang raja. Agar kaki sang raja tidak terjerembab ke dalam kubangan lumpur yang menggenang diakibatkan hujan semalam. Berbagai kebutuhan pokok dibuat seakan-akan melimpah dan tidak sampai menyebabkan warga tersebut kekurangan.

Saat sudah sampai tujuan sang raja beserta ratunya bersalaman dengan warga yang sudah diwanti-wanti untuk berkata yang manis-manis di depan raja, seperti yang sudah didoktrinkan oleh para pembantunya yang suka bermanis muka. Jika tidak maka mereka akan dipersulit untuk mendapatkan bantuan ala kadarnya. Karena itulah, sang raja merasa terpuaskan dengan cara penanganan yang dilakukan oleh para "penebar gula" tersebut.

Setelah berada beberapa waktu lamanya disana, sang raja akhirnya memutuskan untuk kembali ke istananya. Padahal sang raja belum melihat semua lokasi pengungsian dan lokasi terdampak bencana yang bahkan tidak tersentuh oleh para "penebar gula" bawahannya. Dengan bangga dia memuji kinerja para bawahannya tersebut. Dan dengan riangnya dia kembali ke kesibukannya sedari awal memerintah kerajaan tersebut, bersolek dan terus bersolek. Sambil menunggu kedatangan tamu agung dari kerajaan mitranya, sebelum dia mengikuti rapat yang diadakan oleh organisasi-organisasi terpandang di luar kerajaannya.

HIDUP TUANKU YANG DIPERSOLEK

Denpasar, 25 November 2010,00:10

BY MASOPU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...