Jumat, 27 Mei 2011

Balada Surti dan Safety Belt

Hari telah beranjak sore. Mataharipun semakin senang menarik bayang-bayang memanjang seperti karet yang tengah direntangkan. Dengan segera Sheptie dan Ana beranjak  ke parkiran mobil di kampusnya yang terletak di  ruko 3 lantai tersebut. Mereka menuju sebuah CRV yang anggun menanti saat untuk mengantar mereka berdua keliling kemana Sheptie dan Ana mau berjalan.
Tak sampai 5 menit, Sheptie telah memacu CRV silvernya membelah jalanan protokol di kota tersebut. Jalanan yang lengang memancing Sheptie untuk memacu mobil tersebut melebihi kecepatan yang biasanya digunakan. Tiada terasa angka di speedometer telah menunjuk  angka 105km/jam.
“Priitttt…  prittttt” tiba-tiba terdengar suara peluit dari Polantas yang sedang mengatur semerawutnya lalu lintas di sebuah perempatan. Sheptie semakin tertegun saat polisi tersebut memberi tanda kepadanya untuk menepi, sedang di depan sana tampak beberapa polisi tengah melakukan hal yang sama terhadap beberapa pengguna jalan di depannya. Segera Sheptie pinggirkan mobilnya.
” Selamat sore mbak, bisa saya lihat SIM dan kelengkapan surat mobilnya mbak ” Sapa polisi tersebut dengan ramah. Tapi  terkesan logat jawanya yang sangat medok. Dengan tenang Sheptie memberikan STNK dan SIM-nya ke polisi tersebut.
” Mbak tahu kenapa mbak saya suruh menepi? ” tanya polisi tersebut. Mata Sheptie sempat membaca nama yang tertera bagian kiri dadanya ” Sutedjo”. Wah ini pasti oranga jawa totok nih bathin Sheptie.
” Tidak pak? Emang kenapa ya pak? ” Sheptie mencoba bertanya untuk mencari jawab atas ketidak tahuannya.
” Mbak telah melanggar peraturan dalam berkendara “
” APa yang salah pak. Semuanya komplit nih ? ” Jawab Sheptie.
” Iya emang kelengkapan anda komplit, tapi ada satu yang terlupa dari anda. Dan itu menjadi alasan saya tuk menilang anda. ” jawab Polisi tersebut.
” Terlupa apa pak?”
” Anda tidak menggunakan Safety Belt” Jawab polisi tersebut dengan logat jawanya yang masih medok, sehingga yang terdengar oleh Sheptie jika polisi tersebut menyebutnya dengan nama Sheptie.
” Lo bapak kok tahu kalau saya namanya Sheptie Bela ” dengan wajah keheranan.
” Saya gak tahu nama anda Sheptie, Yang saya tanya kenapa anda gak Pakai Safety Belt?” jawab polisi tersebut.
” Iya pak, nama saya Sheptie “
” Kenapa anda tidak menggunakan Safety belt alias sabuk pengaman?” tanya polisi tersebut dengan nada yang agak ditinggikan.
” Ooo maksud bapak Safety belt to. Maaf pak saya lupa.” Jawab Sheptie.
” Ok anda saya tilang, ini surat tilangnya dan silahkan hadiri sidangnya rabu depan ya. ” Kata polisi tersebut sambil menyerahkan surat tilang kepada Sheptie yang masih melongo.
” Gila kenapa gue lupa gak paka Safety belt sih?” gerundel Sheptie.
Setelah menanerima surat tilang tersebut segera Sheptie lanjutkan perjalanan pulangnya. Rencana yang tadinya mau main dulu ke Mall segera dibatalkannya.
” Lo tadi kok bisa lupa pakai Safety si Shept?’ tanya Ana.
” gak tahu lah An, gua kelupaan tadi. “
” Terus gimana nih? “
” ya terpaksa harus berurusan dengan polisi lagi “
” Dasar Surti tulalit ” Maki Ana
” Dasar Janah gembreng, kesenggol dikit saja dah bunyi. Hehehehe “Sergah Sheptie.
” hahahaha dah lama ni aku gak manggil kamu pakai nama aslimu, dan kamu manggil aku pakai nama asliku.” jawab Ana.
” Hahahahaha, iya ya sejak aku kuliah dan sibuk menulis di media online tersebut, aku hampir terlupa kalau nama asliku sebenanrnya Surti. Apalagi saat tulisannku beberapa kali jadi HL.” Jawab Sheptie alias Surti.
” Dasar Muka loe saja. Nama Sheptie wajah masih ngampung meski naiknya CRV. harusnya loe tetep pakai nama Surti. hehehehehehehehe. Dah mabuk pujian lagi sampai ngomenin orang seperti badut yang tak layak dihargai saja.” Kelakar Ana
” Dasar Jana sialan, Nama Jana saja minta dipanggil Ana. Wkwkwkwkwkwkw.” sambung Sheptie.
” Emang Shep, setelah loe sering HL. Loe jadi agak berubah deh. Koment loe semakin sering meremehkan orang lain tuh.” kata Ana.
” Masak sih An? “
” Loe lihat sendiri saja di tulisan orang. kamu sering lepas kendali gitu komentarnya. Tak jarang malah menyakiti orang lain. ” jawab Ana.
” Iya deh maafin guwe ya. “
” Gak apa-apa Shep. dah sana konsen mengemudi saja ya, gak usah mikir yang lainnya. “
” Ok deh An. dan Guwe mau janji tuk menghargai tulisan orang lainnya ya. “
” Nah gitu dong. Jangan mabuk HL dan pujian lagi ya. Masih banyak kok yang lebih hebat dari kita ” Nasehat Ana kepada sahabatnya tersebut.
” Terima kasih Ana.’
Ana segera mengurangu laju CRV-nya. Dia masih terus tertegun dan baru tersadar jika dia telah berubah jauh. “Makasih ana telah mau mengingatkan saya.” Gumam Sheptie sambil membelokkan mobilnya ke arah pekarangan rumah besar nan megah.
Denpasar,0344.24052011
Note :
  • Tulisan tuk mengingatkan jangan sampai termabuk pujian, hingga lupa kontrol diri.
  • Ini hanya parodi untuk kritikan yang lagi mabuk pujian ya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...