Prahara Harapan Dan Do'a
Hari masihlah bermandi ceria mentari
Saat gemuruh merampas hening
Memekik jerit kengerian
mengiring guncangan yang tak mampu kubayangkan
Belum lagi gedung-gedung itu berhenti berderak
Selaksa ombak menyapu susul menyusul menghantak
membahanakan kengerian dan kepiluan
Yang tiada mampu tuk dihindarkan
Sedang, diatas sana langit retak-retak
Merekam setiap hati lekat-lekat
Ada darah, ada luka
Terbasuh bulir air mata
Pedih…
Perih………Menyatu
Masih Diatas sana langit lihat-lihat
Mencari tangan mana yang terangkat
Meminta Tuhan, menerima Tuhan
Mempertanyakan inikah kemarahan?
Atau kasihNYA yang dalam?
Aku masih terpaku
Saat kulihat samudra memutar menderu
Menyeret bahtera itu bagai puing-puing layu
terseret tersaruk tiada arah menentu
Satu - satu,
Semua telah terlelap nyenyak dalam dekap Yang Kuasa
Pengharapan itu,
Kini tinggal puing - puing tak bertuan
Adakah satu yang tersisa?
Sekulum senyum atau setitik ketegaran
Di batas horizon ku lihat mereka meronta
Mengais sisa kehidupan kepada aral
Tiada lagi pengharapan
Hanya doa - doa kecil terlantun dalam kegentingan.
Dalam kungkungan ngeri, jiwaku meronta
Adakah kuasa yang akan membela
Tubuh - tubuh lemah yang tiada daya
Meskilah seluruh daya telah diupaya
Kini hanyalah do’a yang kupasrahkan pada-MU
Untuk meraih ampunan atas salah dosaku
Yang telah lama lalai dari memuja ke-AgunganMU
Meski telah banyak teguran yang menghampiriku
Tuhan Pasrahku hanya Pada-MU
Kuserahkan hidup matiku Pada-MU
Jika memang ini kutukanMU
Kan kuterima dengan ikhlasku
Denpasar, 16032011.1414
FFK028
Sudah publih di FFK kompasiana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar