Sabtu, 19 Maret 2011

Prahara Harapan Dan Do'a

Hari masihlah bermandi ceria mentari

Saat gemuruh merampas hening

Memekik jerit kengerian

mengiring guncangan yang tak mampu kubayangkan



Belum lagi gedung-gedung itu berhenti berderak

Selaksa ombak menyapu susul menyusul menghantak

membahanakan kengerian dan kepiluan

Yang tiada mampu tuk dihindarkan



Sedang, diatas sana langit retak-retak

Merekam setiap hati lekat-lekat

Ada darah, ada luka

Terbasuh bulir air mata

Pedih…

Perih………Menyatu

Masih Diatas sana langit lihat-lihat

Mencari tangan mana yang terangkat

Meminta Tuhan, menerima Tuhan

Mempertanyakan inikah kemarahan?

Atau kasihNYA yang dalam?

Aku masih terpaku

Saat kulihat samudra memutar menderu

Menyeret bahtera itu bagai puing-puing layu

terseret tersaruk tiada arah menentu

Satu - satu,

Semua telah terlelap nyenyak dalam dekap Yang Kuasa

Pengharapan itu,

Kini tinggal puing - puing tak bertuan

Adakah satu yang tersisa?

Sekulum senyum atau setitik ketegaran

Di batas horizon ku lihat mereka meronta

Mengais sisa kehidupan kepada aral

Tiada lagi pengharapan

Hanya doa - doa kecil terlantun dalam kegentingan.

Dalam kungkungan ngeri, jiwaku meronta

Adakah kuasa yang akan membela

Tubuh - tubuh lemah yang tiada daya

Meskilah seluruh daya telah diupaya

Kini hanyalah do’a yang kupasrahkan pada-MU

Untuk meraih ampunan atas salah dosaku

Yang telah lama lalai dari memuja ke-AgunganMU

Meski telah banyak teguran yang menghampiriku

Tuhan Pasrahku hanya Pada-MU

Kuserahkan hidup matiku Pada-MU

Jika memang ini kutukanMU

Kan kuterima dengan ikhlasku

Denpasar, 16032011.1414

FFK028

Agung Hariyadi - Usi Fahrisa Nur

Sudah publih di FFK kompasiana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...