Adinda
Akankah massa kita tersembunyi dalam tumpukan jerami kering
Sementara mentari semakin memerah di ufuk barat
Berlari meninggalkan bingkai-bingkai semu yang tersusun berurutan
Adinda
Masihkah kita kan terlena dalam dua warna
Tanpa mencoba meraih warna baru yang bisa kita cipta
Dari setiap kombinasi yang bisa kita kreasi
Dengan imaji yang selalu mengisi rongga-rongga keegoisan kita
Sudah cukuplah kita berdiri berseberangan
Sudah cukuplah kita angkuh memanggul warna kehidupan yang tak harus kita pertahankan
Tanpa pernah mencoba mengingat mentari yang semakin memerah
Kicau burung yang semakin parau
Dan juga butir-butir embun yang telah terpanggang musnah
Mari
Mari kita merangkai keindahan
Sebelum jingga terlelap dalam dekap kegelapan
Sebelum kicau burung terganti lolong srigala hutan
Pembawa pesan keangkeran
Mari
Marilah kita luapkan perpaduan warna kita
Tuk mencipta lukisan terindah yang kita bisa
Mari kita padukan suara kita yang berbeda
Tuk mencipta kidung keindahan yang berharmoni
Tanpa warna keegoisan
Tanpa bait-bait kemunafikan
Yang kan semaikan keindahan tiada tertarakan
Adinda
Bisikku ini bukanlah suatu pengharusan
Bukan pula wujud penghambaan
Tapi wujud keikhlasan untuk perpaduan
Tanpa keegoan
Tanpa kemunafikan
Hanya tuk menghiasi sisa-sisa mentari yang semakin kemerahan
Denpasar,04032011.2227
Masopu
Note: = - Tulisan dadakan tuk mensupport harifiksikompasiana
- - gambar minjam di lutfa siluet senja
- - Puisi untuk seorang teman baik, kamu tetap teman terbaikku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar