Tempatku Belajar Menuangkan Ide, Merangkai kata dan Peristiwa menjadi sebuah cerita.
Selasa, 01 Maret 2011
Akhirnya Jebol Juga Tameng Statuta FIFA
Sebenarnya sudah sejak beberapa hari ini secara pribadi saya sudah malas untuk komentar ataupun membahas masalah suksesi kepemimpinan di tubuh PSSI. Sebagaimana kita tahu, sejatinya PSSI bulan ini mengadakan Kongres di Bali dengan Agenda memilih pengurus PSSI periode 2011-2015. Kongres yang rencana awalnya akan diadakan di Pulau Bintan tersebut batal, setelah FIFA meminta lokasinya dipindahkan ke tempat yang lebih mudah dijangkau sarana transportasi.
Setelah melalui pengajuan bakal calon ketua umum dan wakil serta komite eksekutif , akhirnya tim verifikasi PSSI meloloskan Nurdin Halid dan Nirwan Bakrie sebagai calon ketua dan wakil ketua PSSI, serta menganulir pencalonan Arifin Panigoro dan Goerge Toisutta dengan dalih tidak sesuai dengan statuta PSSI dan Statuta FIFA. Tim verifikasi juga memberi hak untuk bakal calon ketua umum PSSI yang tereliminir mengajukan proses banding.
Masalah justru muncul saat komisi banding PSSI dengan alasan adanya intervensi, intimidasi dan tekanan dari pihak-pihak tertentu menganulir pencalonan ke-empat bakal calon ketua umum PSSI tersebut. Menurut komisi banding ke tiga calon dianulir karena bermasalah, sementara yang seorang yakni Nirwan Dermawan Bakrie dianulir karena menurut mereka saat diwawancara komisi banding PSSI, Nirwan mengaku tidak pernah dan tidak punya keinginan untuk menjadi ketua Umum PSSI.
Buntut dari penganuliran ke-4 balon ketua umum PSSI tersebut serta mengembalikan pengambilan sikap kepada pengurus PSSi tersebut menuai berbagai aksi protes baik yang pro maupun yang kontra. Yang pro menilai itu adalah keputusan terbaik untuk saat ini. Sementara yang kontra, menilai jika komisi banding bersikap seperti itu karena tak ingin tersangkut masalah.
Pihak yang kontra pun akhirnya semakin giat mengadakan demo dan juga melakukan lobi terhadap FIFA melalui mantan manajer PSIS semarang Sukawi Sutarip yang berkirim surat ke kantor komite etika FIFA di Zurich, Swiss. Tindakan Sukawi Sutarip tak hanya berhenti disitu, dengan bantuan beberapa orang yang ingin menyelamatkan persepakbolaan Indonesia dan tergabung dalam gerakan Save Our Soccer rajin melobi pengprov, pengda serta pengurus klub pemilik hak suara untuk mencabut dukungan mereka atas pencalonan Nurdin sebagai ketua PSSI.
Usaha kelompok ini semalam membuahkan hasil dengan beredarnya berita yang dilansir beberapa media cetak maupun Online yang merilis berita jika 81 pemilik hak suara di kongres telah mencabut surat dukungan mereka kepada Nurdin Halid sebagai ketua umum PSSI. Mereka di bawah komando Sukawi Sutarip membentuk Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia dengan anggota antara lain: Saleh Muqoddar, Umuh Bachtiar, Syahrial Damopolli, Tuty Dau, Algia Abu Bakar, Bons Rumbruren, Dirk Soplanit, Adnan Dambea, serta Ujib Abdal Sender Ijong dengan ketua Sukawi Sutarip. Komite ini mengajukan mosi tidak percaya terhadap kepengurusan PSSI di bawah Nurdin Halid cs. Bunyi mosi tersbut bisa di cek disini.
Setelah mosi tersebut mengemuka, segera diikuti oleh wacana akan digelarnya kongres luar biasa PSSI baik dengan adanya Nurdin Cs ataupun tanpa kehadiran mereka. Menurut Syahrial Damopoli, komite segera melapor kepada FIFA mengenai pencabutan mandat kepada Nurdin Cs serta berjanji dalam tempo kurang dari 60 hari, akan segera mengadakan kongres luar biasa tanpa lapor kepada Nurdin yang secara de facto telah dicabut mandatnya oleh sebagian besar pemilik hak suara.
Buntut lain dari kasus ini adalah komisi X DPR RI yang kemarin memanggil menegpora Andi Malarangeng yang menurut mereka telah ikut campur menangani kisruh PSSI. Menurut komisi X, tindakan menegpora tersebut tidak bisa mereka benarkan, karena akan menyeret Indonesia untuk menpata sanksi dari FIFA sebagaimana yang selama ini beberapa kali disampaikan oleh Sekjen PSSI Nugraha Besoes. Entah hanya sekedar ikut-ikutan NB yang suka menakut-nakuti para demonstran yang kontra PSSI dan menegpora yang selalu mengkritis PSSI, atau memang bertujuan memancing ikan di keruhnya masalah yang melilit PSSI.
Selama ini kita semua sudah tahu dan mahfum jika Statuta FIFA dan statuta PSSI selalu dijadikan tameng untuk melanggengkan kekuasaan mereka. Karena sebenarnya pengurus PSSI juga telah melanggar beberapa Statuta FIFA dengan menafsirkan Statuta sesuai kepentingan mereka sendiri..
Saya tadi sempat heran melihat cuplikan berita di televisi saat salah seorang anggota DPR dari PKS menyoroti warning dari menegpora tentang kisruh di PSSI sebagai intervensi serta mengait-ngaitkan isu tersebut dengan kenaikan harga cabe dan minyak dunia. Padahal sebagaimana kita tahu, jika hal tersebut merupakan wilayah menteri perindustrian dan perdagangan,bukan wilayah tugas menegpora.
Hampir berbarengan dengan pengumuman penarikan dukungan untuk pencalonan Nurdin sebagai ketua umum PSSI serta mosi ketidakpercayaan mereka, Nurdin didampingi oleh beberapa pengurus PSSI mengumumkan penundaan kongres PSSI di Bali tanggal 26 maret ini. Menurut Nurdin, hal itu dilakukan karena ketiadaanya calon ketua umum. Dan menurut dia hal tersebut juga telah dilaporkan ke FIFA. Masih menurut dia, kongres akan diadakan nanti setelah pengurus PSSI mendapat masukan dari FIFA.
Sementara itu dalam sesi wawancara Nurdin kembali menegaskan bahwa dirinya tidak pernah mencalonkan diri sebagai ketua umum PSSI. Pencalonannya semata-mata atas desakan dan dorongan dari anggota PSSI lainnya. Padahal sebagaimana kita tahu, waktu munas PSSI di Bali beberapa waktu yang lalu, beredar surat dukungan untuk pencalona Nurdin sebagai ketua PSSI yang ditempeli materai 6000,-. Sebagaimana telah saya ulas ditulisan terdahulu ( disini ).
Saat itu dia juga menyatakan jika surat dukungan tersebut murni atas inisiatif para pendukungnya yang ingin dia menjabat sebagai ketua PSSI lagi. Dan Nurdin sama sekali tidak tahu menahu tentang syarat tanda dukungan terhadap dirinya. Padahal beberapa nama mengakui jika hal itu sepengetahuannya.
Menilik begitu banyak demo yang merebak menentang kepemimpinannya di PSSI dan semakin terbukanya kasus-kasus yang ada di masa kepemimpinannya tersebut, maka secara pribadi saya berpendapat sudah selayaknyalah Nurdin mendengar dan menuruti keinginan para pengunjuk rasa penentangnya. Apalagi sekarang telah terbukti bahwa dukungan untuknya semakin berkurang.
Demi kemajuan dan kebaikan sepakbola Indonesia mundurlah. Biarkan orang lain yang melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan PSSI. Jika memang anda dicintai dan benar-benar berprestasi, tak akan begitu besar demo menentang anda. Sadarlah hal itu.
Denpasar, 01032011.0836
Masopu
Note : Diolah dari berbagai sumber diantaranya Tribun news, Detik dan kompas.
Sebelumnya saya publish di Kompasiana dan jadi HL
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar