Sabtu, 19 Maret 2011

Puisi Sang Penantang

Aku ingin berteriak
Tuk meretas beban yang menerpa
Meluruhkan egoku dalam ketakberdayaan
Meringis mengais sisa asa yang masih bisa kusatukan
Lewatkan pernyataan yang ada
Melewati hati yang tak sempurna
Kadang ada riak yang tak terlihat
Namun masih terdampar dalam kegelapan…
Semua serasa tak jelas namun masih tak sama…..
Namun masih harus menjalani percobaan itu sendiri…
Aku masih berdiri disini
Menantang semua cobaan yang enggan pergi
Meski sisa tenaga dan asaku tak banyak lagi
Tapi aku tak akan pergi
Apalagi sampai harus lari
Aku tak peduli lagi
Jika aku harus berdiri menantang ini sendiri
Terkadang keras benturan hidup menampar
Telapak kaki berjalan melayang di atas kehampaan ,
TerJebak di semak belukar dari buah khayal kerap menghantui
Benturan takkan surutkan langkahku
Cercaan takkan membunuh nyaliku
Kehampaan kan menununtun khayalku mengembara
Tuk mencari jalan bahagia
Walau kesusahan harus kulalui dari awalnya
Namun itu tak akan buatku berhenti berkhayal dan tetap berdiri
Perlahan corak demi corak warna kehidupan terlukis
Kanvas kecil menari diatas polosnya kain putih ,,,
Meninggalkan bekas duka pada bathIn ,,,
Tersobek pisau tajam sang diktator kehidupan ….
Air mata gemulai menetes ,,,
Bertanda ketidak kuasaan jiwa menatap benturan realitas hidup…
Dalam lemahnya raga ketidakberdayaan ,,,
Tersirat doa dalam dinding tangisan bathin ,,,
Sandarkan raga yang lelah ,,
Lepaskan beban pada tiang kokoh..
Kini tinggal aku bersandar padaMU
Mengharap ikhlas menaungi jiwaku
Yang telah berjuang menentang coba dan goda
Sepanjang nyawa menyatu dengan raga
Aku akan ikhlas menjalaninya
Meski mungkin harap takkan sesuai nyata
Tapi itulah takdir yang telah kau cipta
Agar aku senantiasa mengingatMU adanya
Sepanjang jalan yang kan kejelajah
Antara Denpasar-Makasar,
Senin, 14032011.1435
FFK052-White lilly
Sudah Publish di Kompasiana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...