Ide sebenarnya selalu ada. Tapi terhenti hanya dalam beberapa baris kata yang kadang tak bisa ku mengerti. Beberapa waktu ini aku semakin aneh dalam menulis. Bahkan sampai mengundang kritikan dari tante paku jika tulisanku itu ternyata gak nyambung antar baitnya.
Aku semakin heran dengan diriku. Kadang dengan aku melihat tulisan lamaku saja, aku bisa dapat ide dari membaca komentar ataupun beberapa bagian tulisan lama itu bisa aku gunakan untuk memulai tulisan baru. Tapi kini hal yang sama tak berlaku. Aku tak menemukan ide. Aku benar-benar mati ide.
Jika beberapa tulisanku yang berisi kritikan terhadap sekitarku, sebelumnya kadang hanya karena 1 kata bisa aku jabarkan. Tapi kini meski aku baca beberapa artikel pun, aku serasa tak menemukan ide. Musnah seperti embunan yang tersapu mentari pagi. Beberapa menit kemudian musnah.
Ah entahlah. Mungkin aku perlu relax. Berpikir tentang hal lain dan kembali menikmati lembar demi lembar buku-buku yang belum sempat aku baca. Bahkan meungkin dengan kembali menikmati gedebak gedebuknya drum MIKE PORTNOY, Lengkingan gitarnya RITCHIE SAMBORA ataupun juga menimati puitisnya syair karya si NOEY bisa membangkitkan imajinasiku, agar tak terbunuh imaji.
Semakin jauh aku mencoba tuk menulis, semakin bingung aku mengungkap kata. Semua berawal dari rasa tiada tertuang. Mengalir membasahi kerongkonganku yang mulai mengering. Saat tersadar ternyata cairan itu begitu menggoda. Hingga membuatku terus tergoda untuk menikmatinya.
Di sini aku mengenalmu. Di sini aku mulai akrab denganmu. Dan dari sini kedekatan itu mulai terjalin. Saat barisan komentarmu mengagetkanku. Tentang cerita kematian dan bunuh diri. Aku sempat shock. Andai waktu itu kamu ada di dekatku, pasti aku akan mengejarmu. Menghiburmu semampu aku berbuat. Sayang Sisi Lain dunia memisahkan kita. Dan kau biasa menyebut itu dengan BDL.
Dan kita semakin dekat. Saat puisiku yang baru publish beberapa jam, ternyata telah terenggut oleh postingan orang lain dengan judul yang sama, tapi isi berbeda. Dengan barisan tanya menggelayut, kau inboxin aku dengan pertanyaan ” Mas Arya kenapa puisimu yang ENTAH saat aku klik yang muncul puisi orang lain / Sapto ” dan dengan keheranan aku mencoba mengkliknya juga ternyata hasilnya sama. Beruntung puisi itu sempat aku pindahin ke blog asal-asalanku. Dan kini untuk memancing imajinasiku kembali, puisi itu aku tampilkan sebagai penutup tulisan anehku ini.
Entah bermula dari mana
Saat sejuk embun merasuk sukma
Semerbak mewangi Menyapa
Membawa nuansa sejuta rasa yang kembara
+++
Entah dari mana rasa ini tercipta
Tiba-tiba meraga sukma
Membuai angan dalam cerita
Menyeret hati pada sejuta rona
Yang menggoda asa tuk terus menyala
Dalam bingkai romansa di ujung senja
++++
Entah esok masih kah ada
Romansa indah untuk jiwa
saat gelap bertandang menyapa
Membawa seribu lukisan hitam yang tak nyata
Selimuti romansa di ujung senja
Hingga bayangnya pun tiada
Entah
++++
+++
Denpasar, 20032011.0117
MasopuISUN MUNG WELAS AMBI RIKO D A Thary. HING ONO LIYANE KANG ISUN WELASI D A Thary. Isun mage tetep pingin urep sak lawase ambi riko. Mugi-mugi gusti Allah nyembadani.
( Tuk thary jika kau ingin tahu artinya, tanyakan saja pada temanmu yang asli Banyuwangi jika ada. Karena ini adalah bahasa daerah sana. Jika tidak ada aku sendiri dengan senang hati akan menjelaskan. )
Denpasar, 14052011.0531
Masopu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar