Kamis, 19 Mei 2011

Kok Makmuran Pelayannya ya???

DI sebuah warung kopi seperti biasa Tedjo setiap sore nongkrong bersama sahabatnya Parman si tukang becak, Jono si tukang ojek dan Joko si polisi cepekan yang bisa nongkrongin perempatan dekat warung kopi tersebut. Mang udin yag sudah tahu kebiasaan mereka berempat langsung saja buatin kopi hitam agak pahit ( Karena kalau pait tanpa gula hanya untuk juring dan lelembut, bukan untuk Tedjo cs sang penantang kerasnya hidup ).
” Pada pesan mie enggak nih ? ” Tanya mang Udin.
” Nanti sajalah Mang, aku mau main skak dulu mang. Kasihan nih Jono dah penasaran kemarin kalah terus. Gak tahu kalau Joko sama parman tuh Mang ” Jawab Tedjo.
” Nanti saja Mang ” Jawab Parman dan Joko barengan.
” Djo lo inget si Toha yang sekarang jadi anggota dewan gak ? ” tanya Joko
” Ya tahulah Jok, Aku ma dia kan dulu sesama ABC masak gak tahu. Orang kita sering barengan ngelayapin kebun Wak Haji di belakang rumahku itu ” Jawab Tedjo
” Sekarang belagu tuh si Toha. Masak tiap hari keluar rumah pakai mobil barunya, terus kalau ditanya mau kunjungan kerja ke daerah atau ke luar negeri. “
” Apa peduli kita Jok. Tu dah garis hidupnya kan ” Jawab Tedjo
” Bukan begitu Djo. Dia tu sekarang suka banget begitu karena ingin menghamburkan uang yang kita bayar lewat pajak Djo. Dia ngaku kunjungan kerja, rapat ataupun study banding hanya agar jatah anggarannya tahun ini bisa dihabiskan sama dia. Padahal hasilnya nihil banget tuh. Kita tetap saja kayak begini. “
” Kayak begini gimana Jok ? ” Tanya Jono
” Lihat saja tuh si Tedjo dari dulu jadi karyawan kontrak saja. Terus usaha warung makan istriku dikenai pajak juga, padahal hasilnya kadang hanya lebih sedikit tuk kebutuhan harian. Sementara Toha? Rapat hanya untuk absen dan tidur? Kunjungan kerja dan study banding tuk pelisiran tapi dapat komisi. Mana keadilannya itu kawan. ” Joko menjelaskan.
” Hahahahahaha aku malas bahas gituan sob. Mending kita gini. Makan-minum tetap bisa dengan hasil halal kita. Anak sekolah ilmunya bermanfaat itu yang penting bagiku Jok. ” timpal Tedjo.
” La itu. Lihat saja si Toha sekarang. aku dengar dia sekarang lagi dekat sama sekretarisnya sob. Malah kudengar kabar sekarang istrinya sudah ngajuin gugatan cerai segala karena gak kuat sama kelakuan Toha setelah jadi anggota dewan. Anaknya juga gak naik kelas kemarin, karena suka bolos.” Jawab Joko.
” Mungkin tuh karena uang yang gak berkah bro ” Sahut Parman yang dari tadi hanya diam mendengarkan.
” sudah gak usah bahas dapur orang bro. kita ngakak saja sama gurauan kita seperti dulu ya. ” Sela Tedjo.
” Apa kesamaan Wakil Rakyat dan Presiden ? Lanjut Tedjo.
” Sama-sama dipilih rakyat .” Jawab Parman
” Sama-sama suka konspirasi ” Jawab Jono.
” Sama-sama suka bertele-tele ” Jawab Joko
” Tuh jawaban bener semua. Tapi aku tertarik sama jawaban Joko. kenapa Jok? “
” Halah pura-pura bego ae pean iki Djo. Dah tahu kan kalau mereka itu suka berkepanjangan kalau rapat. Padahal putusannya dah bisa ditebak. Tapi demi komisi rapat mereka suka bertele-tele. ” Jawab Joko
” hahahahaha. kan mereka jualan abab sob, lah kalau sidang cepat selesai kan gak laku abab mereka. so makin kecil incomenya wkwkwkwkw “
” Sompret emang tuh anggota dewan ” Parman menimpali
” Antara Rakyat, Anggota Dewan dan Presiden, siapa yang paling tinggi ya? ” Tanya Tedjo.
” Ya kalau menurut UUD 45, Harusnya rakyat. “
” Kok Bisa “
” DI UUD 45, DPR itu wakil rakyat untuk menyampaikan aspirasinya. Sedang presiden itu kan kita yang dipilih untuk memimpin pelaksaan pemrintahan. So seharusnya mereka berdua kan harus dengar dan perhatiin dong gimana keadaan rakyatnya. ” Jawab Jono
” Emang kenapa nih rakyat dan Wakil rakyat serta presidennnya. “
” Kamu tahu ndiri hampir di tiap daerah ada saja rakyat yang kelaparan, mau berobat biaya rumah sakit mahal, mau bepergian kemana alat tranposrtasinya dah banyak yang gak layak jalan, tapi nyatanya wakil rakyatnya saat sidang suka tidur. presidennya sibuk nyiptain lagu untuk albumnya. la gimana jadinya rakyat? ‘ Sahut Tedjo
”   Terus wakil rakyatnya juga sibuk mengumpulkan uang dengan memanfaatkan aturan yang gak jelas dan dibuat buat. Padahal kan mereka tu abdi masyarakat, bukan abdi kekuasaan.” Sambung Jono.
” Hahahaha Jadi maksud kalian semua, bosnya pada melarat, sementara pelayannya malah hidup mewah gitu?” Tanya Joko
” Nah itu maksudku” jawab Tedjo.
” Nasib-nasin jadi bos malah lebih melarat dari bawahannya alias pembokatnya.” Timpal parman sambil nyeruput kopi pahitnya.
” SKak mat ” Teriak Jono mebuyaekan obrolan mereka.
” Ya akhirnya kalah juga aku sama Jono ” Sungut Tedjo.
” hehehehehehe “
——-
Denpasar, 19052011.1231

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...