Kamis, 16 Juni 2011

Sejarah Campursari dan Kendang Kempul

Campursari

Mungkin banyak diantara kita semua yang bingung dan bertanya apa itu Campursari? Campursari adalah musik tradisional masyarakat jawa. Musik ini diperkirakan lahir pada dekade "60-an di daerah Jawa Tengah. Musik campursasri dimainkan dengan alat musik gamelan yang terdiri dari: Slenthem, Peking, Kendang, Gong, Bonang/tidak semua bagian, di tambah suling. Untuk melengkapi khasanah musiknya, gamelan tersebut dipadukan dengan alat musik modern seperti: gitar dan keyboard.

Pada awal kemunculan musik campursari sempat menimbulkan pertentangan dengan pegiat kesenian yang lain. Hal ini dianggap menurunkan citra keagungan kesenian tradisonal jawa yang terkenal dengan kebudayaan keratonnya yang adiluhung.

Musik campursari mulai terkenal seiring meroketnya nama Waldjinah dan Manthous ( Sumanto-red ) pada awal berkembangnya dulu. Manthous yang mengusung bendera CSGK ( Campur Sari Gunung Kidul ) merupakan musisi campursari yang terkenal. Pria yang lahir pada tahun 1950 ini menelurkan sejumlah lagu, namun yang  fenomenal adalah kutut manggung. Sayang karir musiknya meredup setelah dia mengidap stroke.

Setelah Manthous mulai menurun pamornya, muncul beberapa musisi campursari yang terkenal kemudian. Nama-nama Didi Kempot, Sonny Joss, Cak Diqin sampai penyanyi campursari baru seperti Soimah bergantian menghiasi blantika musik campursari.


Didi kempot pria kelahiran 31 desember 1966 ini membuat citra musik campursari semakin meroket. Pria asal kota Solo tersebut sampai saat ini merupakan penyanyi campursari paling produktif. Sampai hari ini Didi Kempot telah menghasilkan sekitar 72 album ( Berdasarkan wawancaranya beberapa lalu di acara talk show Pas Mantab trans 7 ). Lagunya yang cukup terkenal antara lain: Sewu Kutha, Stasiun Balapan, Tirtonadi, Tanjung Mas Ninggal Janji, Taman jurug, Pak rebo, Cucak Rawa dan masih banyak lagi. Sampai hari ini Didi telah melanglang ke beberapa negara seperti Hawai, Suriname, Belanda dan masih banyak lagi untuk memperkenalkan musik Campursari ke penjuru dunia. Selain itu Didi Kempot yang merupakan adik dari Mamiek Srimulat juga berkolaborasi dan menggubah musik lain untuk dijadikan lagu campursari. Dia pernah kolaborasi sama Dedy Dores dan menggubah lagu dari Peterpan.

Satu nama penyanyi baru di blantika campursari yang cukup menarik perhatian adala Soimah. Wanita kelahiran Pati, 29 september 1980 ini berani melakukan terobosan di ranah musik campurasari. Soimah memadukan musik campur sari dengan Hip hop, tepatnya dengan kelompok hip hop Jogja. Hip hop Jogja sendiri merupakan penyanyi hip-hop dengan spesialisasi menyanyikan lagu jawa.

Karena merakyatnya musik campursari di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur itu, maka tak jarang musik ini juga digunakan oleh para politikus untuk menjaring masa pada saat pemili dan pemilukada. Bahkan di Jateng beberapa pasangan kandidat Gubernur-Wakil Gubernur berlomba menggubah syair lagu campursari untuk theme song kampanyenya.

Perkembangan musik campursari sebagai musik rakyat kecil tak lepas dari pengangkatan tema yang simple dan dekat dengan masyarakat kecil. Karena itu tak jarang Campursari diidentikkan dengan musiknya kaum marjinal/rakyat jelata. Tema yang diangkat untuk lagu campursari mulai dari cinta dan kesedihan, tentang wong cilik, tentang menikmati hidup. Tak heran kenapa musik ini begitu merakyat dan hampir selalu hadir di acara-acara hajatan rakyat biasa.

Dalam prakteknya musik campursari cenderung menggunakan bahasa sehari-hari untuk bahasa lagunya. Tidak seperti langgam jawa yang menggunakan bahasa kesusatraan jawa, Campursari menggunakan bahasa umum di masyarakat atau istilahnya bahasa pasaran. Sehingga bagi kita yang mendengarkan lagu campursari tidak harus berpikir terlalu dalam untuk mengetahui makna dari lagu tersebut.

Selain itu lagu campursari banyak sekali mengangkat kisah hidup wong cilik. Kisah bagaimana susahnya rakyat kecil mencari kerjaan, memenuhi hajat hidupnya. Ataupun bagaimana dalam sebuah lagu kita bisa menangkap kesan kesederhanaan yang terpancar di dalamnya seperti contohnya lagu Kuncung yang dinyanyikan Didi Kempot.

Dalam lirik lagu campursari kadang juga kita temukan kesederhanaan pola pikir dengan bahasa yang gamblang. Semisal syair lagu "aku milih liyane, ora sudi milih kowe, nganggur ora nyambut gawa, paling2 dadi kere” syair lagu ini artinya sangat sederhana, Aku memilih yang lain, gak mau memilih kamu, pengangguran yang tak punya kerjaan. Simple memandang sesuatu banget.

Lagu Campursari juga sering bercerita tentang kisah cinta yang mendayu-dayu. Seperti nampak pada syair lagu sewu kutha " Sewu kutha uwes tak liwati, Sewu ati tak takoki, Nanging kabeh podo ra ngerteni, lungamu nang endi' pirang tahun anggonku nganteni, semono rung bisa nemoni"  yang artinya Seribu kota telah kulewati, Seribu hati telah kutanya, Tapi semua tiada yang tahu, Pergimu ke mana, Entah berapa tahun kumenanti, Sampai sekarang belum bisa menemukan. Sangat sederhana dan gampang mencerna kalimatnya kan.

Sejauh ini perkembangan campursari masih sangat bagus. Beberapa perlombaan diadakan untuk menjaring bibit penyanyi baru. Tak hanya itu, penyanya campursari tak segan untuk mengeksplor musik campursari dengan jenis musik lainnya. Bahkan di daerah Jawa Timur musik campursari dikolaborasikan dengan dangdut koplo, meski sayangnya malah terkesan merusak ruh lagu tersebut dengan masuknya tarian erotis di dalamnya.

Kendang Kempul

Di Jawa Timur berkembang pula musik etnic yang hampir mirip dengan campursari, yakni musik kendang kempul yang berkembang di Banyuwangi dan sekitarnya. Musik ini hampir berbarengan munculnya dengan campursari. Namun alat musik yang digunakan hanya Kendang, Kempul dan suling yang digabungkan dengan gitar dan keyboard serta seringkali juga biola.

Musik kendang kempul ini selain berkembang di Banyuwangi, juga merambah ke daerah sekitarnya. Sebut saja Jember, Bondowoso, Situbondo, Probolinggo dan sekitarnya. Tak jarang lagu-lagu kendang kempul dinyanyikan ulang dengan versi dangdut oleh Orkes Palapa dan Monata.

Nama-nama penyanyi kendang kempul yang terkenal antara lain Sumiati, Alif S, Pelawak Cahyono, Emilia Contessa. Dari generasi yang lebih muda muncul nama Niken Arisandi, Catur ARum, Dyan Ratih, Renny Farida, Adestya Mayasari dan masih banyak lagi.

Pada perkembangannya musik ini juga tercampur dengan dangdut versi koplo. Masuknya unsur koplo ini juga menimbulkan pertentangan di antara pegiat seni kendang kempul. Banyak pencipta lagu yang tidak mau lagunya dinyanyikan dengan versi Kendang kempul Koplo, meski dengan royalti yang besar.

Selain itu pada perkembangannya, selain unsur dangdut koplo. Kendang kempul juga mulai mencoba dikolaborasikan dengan beberapa musik yang terkenal sebut saja musik reaggea dan beberapa musik lainnya. Bahkan penyanyi sekaliber Nini Karlina dan Ikke Nurjannah pun pernah menggubah lagu Banyuwangi untuk album dangdut mereka.

Kesamaan dari kedua musik yang berkembang di jawa itu sama-sama kental bercerita tentang masalah hidup wong cilik, masalah cinta, masalah menikmati hidup dan juga nasehat yang sering disisipkan dalam syair lagunya.

Mari kita lestarikan musik etnik kita masing-masing. Jangan sampai tergerus oleh kemajuan jaman.

4 komentar:

  1. tahun berapa munculnya kendang kempul?

    BalasHapus
  2. tahun berapa munculnya kendang kempul?

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  4. Numpang promo gan,
    sya melayani jual beli & reparasi panggilan semua jenis alat musik...
    Update : Sampling & pemasangan Expantion format YEP untuk musik dangdut,langgam campursari,gending,tayub dll,wav gamelan perunggu,perkusi,electrik dll dg midi style song terbaru...
    lebih lengkapnya silahkan agan-agan kunjungi website rikimusik.com
    atau hub : 087882652111 / 085890582223 Pin : 799F93BC

    BalasHapus

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...