Kala sepi menyapa
Adakah tanyamu kan ada
Tentang lembar-lembar kertas yang terberai
Tertiup keangkuhan yang selalu kau belai
Adakah kertas kusammu itu ingin kau rapikan lagi
Setelah kau campakkan sepi
Menari dalam jilatan debu jalanan
Yang nyaris bunuh sinarnya
Kini kau menyapa dengan senyum satiremu
Saat imajimu terbentur barisan semut
Yang datang bak lelembut
Sadarkah kau yang di sana
Telah campakkan lara tanpa rasa berdosa
Pergi seperti sang juara
Meski kau tahu luka menganga
Tak perlu kau bertanya yang terlupa
Karena luka hanya kata belaka
Tak bermakna
Tak berasa
Hanya getirmu saja yang kau rasa
Nikmati kesendirianmu kawan
Tak perlu kau rasa ragamu yang kepanasan
Terkungkung kamar sepi tak bertepian
Karena rasamu hanyalah permaianan
Wujud kemayaan rasa tak bertuan
Yang selalu kau dengungkan
Dalam bait katamu yang meghibakan
Denpasar, 14062011.0144
Masopu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar