Hari-hari terus berlalu meninggalkan goresan-goresan memory yang tak muda dilupakan. Begitupun bagi kehidupan yang sedang Xixi jalani. Terjalnya jalan yang dilaluinya datang silih berganti dengan hadirnya suka yang selalu dia nikmati. Perasaan suka yang dinikmatinya tak ubahnya seprti debu-debu yang segera menutupi luka-luka yang dulu pernah mendera.
Setelah debut filmnya yang sukses, kehidupan Xixi berubah 180 derajat. Xixi wanita panggilan kelas atas dari kota Surabaya telah menjadi bintang film ternama. Tawaran main film datang silih berganti. Namun karena tak mendapat persetujuan dari pak Daniel, tidak semuanya bisa Xixi terima. Keberhasilan film pertamanya tak lantas membuatnya meninggalkan profesi lamanya tersebut. Saat-saat tertetntu dia masih mau melayani ajakan lelaki hidung belang untuk cinta satu malam.
Sementara itu hubungannya dengan pak Daniel bukan lagi sebagai hubungan antara bintang film dan produsernya, namun telah berubah menjadi hubungan tak resmi layaknya suami istri. Xixi telah menjadi wanita simpanan Pak Daniel. Hal ini semata demi keinginan Xixi untuk memperoleh ketenaran lain sebagai actress, bukan sebagai wanita panggilan lagi. Dari hubungan tersebut, Xixi banyak memperoleh kenalan dari kalangan artis-artis dan pegiat seni peran papan atas di negeri ini. Perlahan namun pasti Xixi menjalin hubungan baik dengan mereka untuk mendapatkan beberapa peran yang diinginkannya.
Dari hubungan dengan pak Daniel tersebut Xixi mendapatkan kemewahan hidup yang selama ini belum dia rasakan. Jika sedang tak ada shooting film, Xixi memilih untuk balik ke Surabaya dan tinggal di rumah mewah yang dibelikan oleh Daniel. Tak jarang pula Daniel menemaninya menghabiskan hari-harinya di Surabaya untuk beberapa waktu lamanya. Sementara penghasilannya dari film pertamanya, Xixi belikan sebuah sedan sport ternama buatan Italia. Sedan Lamborghini terbaru bermesin 5500 cc tersebut angkuh menghuni garasi rumah mewahnya tersebut.
Keberhasilan di debut filmnya tersebut benar-benar menghadirkan kemewahan tersendiri untuk Xixi. Opel Blazer yang dulu setia menemaninya menemui klien-kliennya di hotel, kini telah berganti kepemilikan. Kemanapun Xixi pergi, selalu dia kendarai Lamborghininya tersebut. Penampilan Xixi benar-benar menjadi perhatian di jalanan kota Surabaya dan juga beberapa tempat yang dikunjunginya. Hal ini tak lepas dari tampilan dan namanya sebagai artis pendatang baru yang cukup diperhitungkan.
Daniel yang telah berhasil menjadikan Xixi sebagai simpanannya, tak mau begitu saja memberikan kemewahan hidup pada Xixi. Selain menjadi artisnya, Xixi juga beberapa kali dimintanya untuk menjadi bagian dari transaksinya untuk memenangkan proyek film yang akan ditanganinya. Beberapa kali Xixi harus menemani lelaki lain demi membantu Daniel mendapatkan proyek pengerjaan filmnya. Hal ini tak lepas juga dari memperbesar kemungkinan dirinya untuk mendapatkan peran di film itu nantinya.
http://benrizki.wordpress.com/ |
Hidup terus berganti. Waktupun tak pernah bisa untuk diputar ulang. Sudah beberapa film yang Xixi perankan. Namanya semakin melambung sebagai bintang film tenar di jagad hiburan tanah air. Menjelang priemere film terbarunya, Xixi tiba-tiba saja jatuh sakit. Daniel yang kebetulan berada di Surabaya bersamanya segera membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan dari dokter.
Selama beberapa hari Xixi menjalani rawat inap di rumah sakit tersebut. Sementara Daniel memilih untuk kembali ke Jakarta untuk menyiapkan priemere film terbarunya Xixi. Dengan ditemani pembantunya, Xixi melewatkan hari-harinya di rumah sakit. Menginjak hari ke tujuh dirinya dirawat di rumah sakit, Dokter memanggilnya ke ruangan prakteknya.
" Selamat pagi mbak Xixi. Bagaimana keadaanmu sekarang?" sapa dokter berwajah ganteng yang duduk di depannya. Dokter bermata teduh dengan usia di kisaran 40 tahun. Namun wajahnya masih terlihat muda seperti laki-laki di awal usia 30 tahunan.
" Selamat pagi Dok. Agak baikan dok." jawab Xixi sambil membenarkan letak jaket hitam yang membungkus tubuhnya.
" Mbak Xixi sudah berapa kali sakit seperti ini mbak? "
" Baru sekali ini Dok. Kenapa ya? " tanya Xixi dengan raut muka heran.
" Jadi sebelumnya mbak tidak pernah merasakan sakit seperti ini? " tanya dokter tersebut sambil memainkan lembaran kertas kecil di tangannya. Sementara tangan kirinya memasukkan ballpoint yang tergeletak di meja ke tempat penyimpanannya.
" Tidak dok. Bahkan sudah hampir 2 tahun ini saya tidak pernah sakit dok selain pusing atau flu." jawab Xixi.
" Seberapa sering anda flu mbak? " tanya Dokter tersebut penuh selidik.
" Awalnya jarang Dok. Tapi dalam 8 bulan terakhir saya mengalami beberapa kali flu yang agak berat Dok. Kenapa ya? " tanya Xixi keheranan.
" Sebelum saya menceritakannya, saya minta mbak untuk menguatkan diri dulu ya. Mbak harus berjanji untuk kuat mendengar kabar ini." kata dokter tersebut.
" Ada apa Dok? ' tanya Xixi keheranan.
" Kami mendiagnosa anda terjangkit virus HIV mbak......." jawab Dokter tersebut dengan suara sedikit dipelankan. Namun suara tersebut sudah cukup untuk membuat Xixi terkejut. Tubuhnya yang masih belum fit benar tampak bergetar di kursinya.
" Be......be........be.....nar....kah ii.....tu Dok? " tanya Xixi dengan nada bergetar. Urat-urat tubuhnya yang telah mulai menguat perlahan kembali melemah.
" Benar mbak Xixi. Sebenarnya kami tak tega menyampaikannnya, tapi demi kebaikan mbak juga akhirnya kami putuskan untuk menyampaikan hal ini." jawab Dokter tersebut sambil menyodorkan selembar kertas hasil diagnosa.
Mata Xixi nanar membaca setiap huruf yang tercetak di lembaran kertas tersebut. Matanya berkaca-kaca menyaksikan hasil diagnosa yang tertulis di sana. Dia hampir tak percaya dengan bunyi tulisan tersebut. Tapi itu nyata. Coba dicubitnya lengan kirinya. Bibirnya meringis saat sakit menjalar dari bagian yang dicubitnya tadi. Bulr-bulir bola kristal semakin deras mengalir dari kedua matanya.
" Dok benarkah ini dok? " tanya Xixi.
http://ienaladyztpiscez.blogspot.com/ |
" Sejauh ini benar mbak. Cuma untuk meyakinkan mbak, mbak sepertinya perlu second opinion mbak. Mbak bisa mengunjungi beberapa rumah sakit untuk melakukan medical check up ulangan mbak. Dari sana mbak bisa membuktikan kebenaran diagnosa tersebut. " jawab Dokter tersebut.
Xixi hanya tergugu mendengar penjelasan panjang lebar dari dokter tersebut. Dia merasa masa depan yang baru saja diraihnya akan segera runtuh dengan adanya diagnosa tersebut. Otot-otot tubunya kembali melemah mendengar berita tersebut. Matanya berkunang-kunang. Sesaat sebelum tubuhnya ambruk ke lantai, dokter segera memegangnya agar tetap terduduk di kursinya. Sambil memegangi tubuh Xixi, dokter menelepon perawat untuj membawa kursi roda ke ruangannya. Kursi yang akan digunakan untuk membawa Xixi ke ruang perawatannya.
Denpasar, 29112011.0253
Masopu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar