Rabu, 21 Desember 2011

Secercah Cahaya Gerimis

http://iib-ibrims.blogspot.com/2011_05_01_archive.html
Rinai gerimis perlahan membumi. Matahari yang sempat berbagi, kini kembali bersembunyi. Menghilang dalam buaian selimut sang awan. Malu,  jika nantinya sinar putih keperakannya terurai menjadi aneka warna yang elok di pandangan. Sementara dinginnya hawa di pagi itu kian terasa menusuk tulang, pun bagi Iqbal yang pulang berlari pagi.

Iqbal yang terjebak gerimis segera berlari menuju ke teras rumah kosong di seberang sebuah apartemen. Rumah besar yang tepat berapa di depan apartemen tersebut, terlihat bersih dan rapi. Sambil menunggu gerimis mereda, dia sibuk bercerita dengan seorang bapak penjaga rumah. Lelaki berusia sekitar 45 tahun tersebut adalah lelaki pendatang yang ditugaskan oleh sang majikan untuk menjaga rumahnya. Sementara sang majikan lebih banyak berada di Jakarta dan kota Denpasar untuk mengurusi bisnis restorannya.


Lelaki tersebut bercerita tentang suka dukanya menjaga rumah sang majikan. Sukanya, majikannya baik kepadanya. Perhatian sama keluarganya di kampung dan orangnya penyabar. Dukanya, karena sang majikan jarang ada di rumah, sehingga sering kali dia merasa kesepian menjaga rumah sebesar itu sendirian.

Karena perasaan kesepian tersebutlah, tak jarang lelaki bernama pak Burhanudin tersebut memilih untuk bermain ke komplek apartemen di depannya. Di sana dia punya beberapa orang kenalan satpam dan juga penghuni apartemen. Mereka sering ngobrol sambil bermain catur. Dari obrolan tersebut, pak Burhan tahu jika salah seorang penghuni apartemen tersebut ada yang menjadi artis di Jakarta. tapi meski sudah menjadi artis, wanita tersebut tetap memilih tinggal di Surabaya meski tidak lagi tinggal di apartemen tersebut. Wanita bernama Xixi tersebut kini tinggal di apartemen lain yang lebih mewah dan merupakan apartemen terbesar di kota Surabaya.

" Pak Burhan kenal sama Xixi? " tanya Iqbal mencoba meyakinkan diri.

" Kenal mas. Mbak Xixi selain wajahnya cantik, orangnya juga cepat akrab mas. Gak rugi lo kenal sama dia" seru pak Burhan membanggakan perkenalannya dengan Xixi.

" Tadi pak Burhan kan cerita kalau dia jadi artis, Sejak kapan pak?" tanya Iqbal.

" Kalau jadi artis sih sudah lama mas. Sekitar 1,5 tahun yang lalu. Bahkan dia sudah membintangi beberapa film mas. Dan semua filmnya laris di pasaran mas. Tapi............" mendadak pak Burhan menghentikan ceritanya tentang Xixi.

" Kenapa pak? " tanya Iqbal penasaran.

" Sejak 2 atau 3 bulan ini dia seperti menghilang mas. Wartawan infotainment terus mencari info tentang dirinya. Ada banyak cerita yang timbul dibalik menghilangnya mbak Xixi mas. " cerita pak Burhan.

" Wah saya gak pernah ngikutin acara infotainment sih pak.  Juga jarang nonton film, jadi gak tahu tuh cerita tentang Xixi. Memang ada cerita apa ya pak? " tanya Iqbal penasaran.
http://sajakbebas.blogspot.com/2011/03/amar-cinta.html

Dengan semangatnya pak Burhan menceritakan semua yang dia tahu. Tentang awal mula karier Xixi. Bagaimana film-filmnya langsung meledak di pasaran. Namun saat namanya menanjak, tiba-tiba Xixi tak lagi muncul di priemere film terbarunya sekitar 3 bulan yang lalu. Saat mau dikonfirmasi, ternyata yang bersangkutan tak bisa dihubungi. Nomer teleponnya tak pernah aktif. Saat manajernya dihubungi, dia tak bisa memberi konfirmasi.

Beragam spekulasi yang beredar coba ditelisik oleh media, namun tak pernah ada klarifikasi yang keluar dari bibir Xixi. Hanya satu yang bisa mereka tahu, jika saat ini Xixi dekat dengan produsernya Daniel. Selain itu juga dia diketahui keluar masuk beberapa rumah sakit dalam minggu-minggu ini, namun tak pernah diketahui apa kepentingan dia ke rumah sakit.

Iqbal hanya mendengarkan saja semua cerita dari pak Burhan. Saat pak Burhan menyelesaikan ceritanya, gerimis yang turun telah berhenti. Jam sudah menunjuk angka 8, berari cukup lama dirinya terjebak gerimis. Yakin tak akan turun gerimis lagi, Iqbal minta diri untuk pulang. Pak Burhan pun menjawabnya dengan anggukan.

Denpasar, 21122011.0137

Masopu

Note :
  • Untuk membaca tulisan sebelumnya Silahkan baca di bagian 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,12 , 13, 14, 15, 16, 17, 18 , 19 , 20, 21        
  • Maaf jika ada kesamaan nama tokoh dan cerita. Ini hanya fiksi belaka

2 komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...