Deretan mawar beraneka warna menyambut tatapan mata Iqbal. Juntaian warnanya begitu menggoda, membuat mata lelaki muda tersebut tak henti-henti menikmati pemandangan indah di depan apartemen mewah tersebut. Setelah puas menikmatinya, Iqbal segera turun dari mobil. Dilangkahkannya kaki berbalut sepatu hitam buatan Yongki Komaladi ke arah pos penjaga komplek apartemen tersebut.
Beberapa saat bibirnya sibuk berbasa-basi dengan petugas jaga apartemen. Setelah itu dia dengan lancar menceritakan maksud kedatangannya ke komplek tersebut. Tutur bahasanya yang halus dan lembut membuat mata petugas jaga tersebut terkesiap. Kekaguman terlihat jelas di matanya. Seumur-umur jarang sekali lelaki paro baya tersebut menemui lelaki muda usia dengan gaya bahasa yang santun.
" Ooooo mas ini kemari mencari mbak Xixi? " tanyanya mencoba meyakinkan dirinya tak salah dengar. Masih dengan tatap mata yang penuh keheranan, dipandanginya Iqbal dari ujung rambut sampai ujung sepatunya.
" Benar pak. APa benar Xixi tinggal di sini? "tanya Iqbal sekali lagi.
" Benar mas. Tapi sekarang beliau lagi pergi ke Jakarta bersama suaminya mas." jawab lelaki tersebut.
" Suaminya pak? " tanya Iqbal dengan tatapan mata heran.
Lelaki tersebut segera menceritakan tentang siapa Xixi. Siapa Daniel suami Xixi. Apa pekerjaan mereka berdua. Semua tentang Xix diceritakannya kepada Iqbal. Bahkan tentang kesibukan mereka berdua yang dalam beberapa bulan terakhir ini sibuk berkunjung dari satu rumah sakit ke rumah sakit yang lain untuk memeriksakan kondisi kesehatan mereka.
Tak lupa diceritakan pula bagaimana wartawan infotainment sibuk mencari informasi twntang mereka berdua. Tapi, tak ada informasi yang keluar dari bibir mereka berdua walau sepatah katapun. Setiap pertanyaan yang diajukan kepada mereka berdua, selalu dijawab dengan " No Coment " atau " Maaf lagi sibuk ".Sementara pihak rumah sakit yang dihubungi oleh para wartawan, juga enggan berbicara tentang hasil pemeriksaan kesehatan mereka.
Iqbal melahap semua informasi dari petugas jaga tersebut. Otaknya yang cerdas segera menangkap ada sesuatu yang besar di balik sikap bungkam mereka. Namun dia memilih memendamnya dalam hati. Hanya satu hal yang kini terus menggeliat dalam hatinya, yakni mengenai Daniel.
Daniel, lelaki yang menurut petugas jaga adalah suami Xixi. Lelaki yang berprofesi sebagai produser beberapa film laga yang cukup sukses. Lelaki tersebut menikahi Xixi sekitar setahun yang lalu. "Kalau benar dia adalah keturunan India-Jawa, berarti bukan lelaki yang aku temui waktu itu? lelaki yang sempat memukul wajahku." gumam Iqbal.
" kenapa mas? " tanya petugas jaga tersebut membuyarkan lamunan Iqbal.
" Ti... tidak apa-apa pak." jawab Iqbal tergagap. Tangannya segera menggosok-gosok pipinya. " Baiklah pak saya pamit undur diri dulu. " kata Iqbal lagi.
" Silahkan mas. " jawab lelaki tersebut.
Iqbal segera masuk ke mobilnya dan perlahan meninggalkan halaman komplek apartemen tersebut. Garis-garis penasaran masih menghiasi wajahnya. Namun berita tentang Xixi yang telah bersuami sedikit banyak telah membuatnya malas mencari info lanjutan tentang Xixi. Perlahan mobilnya menyusuri jalanan. Suasana senja yang temaram perlahan terganti dengan warna hitam yang semakin pekat.
Denpasar, 03012012.0236
Masopu
Note :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar