Biarkan tetes gerimis ini abadi di ujung daunku
Biarkan dia kan selalu ada di situ
Tuk ingatkanku bahwa mendung pernah mengirimmu
Untuk membasuhi ketololanku yang membatu
Biarkan butiran bening itu tercampur debu
Untuk prasasti laku yang penuh liku
Terpeleset dalam kilauan batu
Yang kokoh dalam bisu
Aku terlalu naif
Tanpa pernah belajar untuk bisa lebih arif
Aku terlalu angkuh
Untuk mengakui jika aku rapuh
Maka biarkan tetes itu kan selalu ada
Pertanda saat aku terpelanting lupa
Agar tiada kuterus langkah
Yang akhirnya bersemi salah
Denpasar, 15092011.0938
Tidak ada komentar:
Posting Komentar