Selasa, 02 Agustus 2011

( Bagian 17 ) Rencana Pembungkaman

Matahari belum lagi sempurna menyapa tetes-tetes empun yang semalam turun memahkotai pucuk ilalang dan dedaunan yang lain, saat Joni dikagetkan oleh dering HPnya yang tergelatak di atas meja di samping tempat tidur. Matanya yang masih berkejapan mengiring sigap tangannya meraba tepian meja untuk menemukan HP tersebut berada.

" Halo selamat pagi! " Sapanya


" Pagi Jon. Kamu dah baca email-ku semalam Jon? "

" Belum pak, saya semalam hanya menganalisa sekaligus menginventaris saksi dan barang bukti  yang harus segera saya singkirkan pak. " Terkwjut Joni saat mendengar sahutan suara di seberang sana.

" Baguslah kalau begitu. Segera email ke aku pagi ini ya. Sekalian tuh baca emailku tentang detail rencana lanjutan untuk kasus yang kamu tangani "

" Iya pak " Jawab Joni sambil menggosok-gosokkan tangannya ke mukanya.

" Ok Jon. Pelajari segera and aku tunggu jika kamu ada usulan baru ya. "

" Siap pak "

Bergegas Joni melangkah ke kamar mandi. Setelah membersihkan diri sebentar, Joni segera mengganti baju tidurnya dengan kaos hitam kegemarannya. Segera Joni menyalakan laptopnya dan membuka emailnya. Terpampang jelas di layar monitor tersebut beberapa email masuk yang belum sempat dibukanya termasuk email dari pak Rudi.

Tak butuh waktu lama, email yang telah dienskripsi tersebut berhasil dibukanya. Penjelasan panjang lebar yang kemarin didengarnya dari bibir pak Rudi kini terpampang lebih detail di depannya. Arya benar-benar kagum dengan pola pikir atasannya tersebut. Dari emailnya, Arya sudah bisa menduga jika pak Rudi begitu teliti dalam menyusun rencana lanjutannya tersebut.

Bukan hanya membahas mengenai usaha apa saja yang harus Joni lakukan untuk membungkan Arya dari kasus tersebut, Tapi juga rencana-rencana lainnya untuk menghilangkan saksi dan juga bukti-bukti lainnya. Tergambar jelas dan terperinic sekali, Bahkan ekskutor yang akan menghabisi Arya di penjara nanti telah pak Rudi jelaskan secara gamblang.

Joni merasa tak perlu ada lagi yang dia usulkan ataupun pertanyaan untuk pak Rudi. Semua usulan itu Joni rasa sudah sangat lengkap dan detail. Butuh waktu lama dan biaya serta tenaga yang tidak sedikit untuk membongkar kasus ini jika nantinya ada pihak yang mampu mengendusnya.

Setelah matahari makin menanjak menapaki ke puncak tahtanya yang masih beberapa jam lagi, Joni bergegas ke luar dari kamar apartemennya di Surabaya, Kota di mana hampir 4 bulan ini berada untuk mengurusi segala persiapan skenario, ekskusi dan juga penanganan masalah sesudah ekskusi yang sukses 3 bulan lalu. Segera dinaikinya Toyota Land Cruiser hitam yang selalu menemani aktifitasnya berlompatan dari satu lokasi ke lokasi lain dengan setianya.

Tak berapa lama tapak-tapak kakinya sibuk memacu mobil tersebut membelah jalanan kota yang mulai dirambah kemacetan meski tidak separah Jakarta. Tak lama kemudian mobil tersebut berbelok ke arah lapas yang sedianya akan dijadikan tempat penahanan Arya selanjutnya. Setelah mengisi buku besuk di lapas tersebut, segera dia menemui seorang napi yang tersebut dalam email pak Rudi.

Napi bernama Lodi adalah terhukum kasus perampokan dengan tindak kekerasan yang tengah menjalani hukuman penjara selama 10 tahun. Menurut email Pak Rudi, Lodi siap ditugaskan apa saja termasuk untuk mengekskusi seseorang. Sementara Lodi sendiri sudah cukup dikenal oleh para napi lainnya sebagai lelaki kejam yang tak berperasaan.

" Selamat pagi! " sapa Joni saat melihat Lodi telah duduk di seberang meja besuk di ruang tersebut.

" Pagi! Adakah saya mengenal anda? " Sapa Lodi dengan suaranya yang serak-serak basah.

" Benarkah kamu Lodi? "

" Iya saya Lodi. Ada apa ? "

" Perkenalkan saya Joni, orang kepercayaan pak Rudi." Joni berkata mencoba memperkenalkan diri.

" Pak Rudi yang dari Jakarta itu? "

" Iya. "

" Ok saya sudah tahu maksud kedatangan anda. Mana foto orang tersebut. "

" Tahu dari mana anda tentang apa yang ingin saya minta anda lakukan? " Tanya Joni keheranan

" Pak Rudi kemarin sudah memberi tahu saya. " Jawab Lodi sambil mengulang hasil pembicaraannya dengan Pak Rudi kemarin via telp. Sekitar 15 menit kemudian tampak Joni terdiam mendengarkan semua cerita itu dengan seksama.

" Wah pak Rudi sudah memberitahu anda detail rencananya. "

" Iya Jon. Dia juga memberi tahu bahwa kamu akan diugaskan untuk membantuku? "

" Iya. Aku memang akan membantumu tapi bukan sebagai ekskutor, hanya sebagai penyedia suplai logistik untuk semua tetek bengek keperluan kamu. "

' Mana foto lelaki yang perlu aku bungkam di sini? " Tanya Lodi.

" Lelaki ini yang harus kamu bungkam. Bisakah kamu melakukannya? Tanya Joni sedikit meragu.

" Hanya lelaki kurus seperti dia? Gampang man. " Jawab Lodi.

" Jangan meremehkan dia Lod. Aku tahu kemampuannya. Karena itu kamu harus berhati-hati menanganinya. Jangan ceroboh dan usahakan serapi mungkin ya. "

" Ok Jon. Kamu pokoknya hanya terima beres saja ya. "

" Ok Lod. Logistik apa yang kamu butuhkan? "

" AKu ingin saat ekskusi semua tahanan tidak menyaksikan itu. "

" Hanya itu saja Lod? "

" Iya hanya itu saja untuk sementara ini. Sama tolong masukkan seutas tambang untuk membuat dia seolah-olah mati bunuh diri Jon. " Jawab Lodi.

" Ok Lod. Besok aku kirim logistikmu.

" Ok. "

" Ok Lod. Untuk sementara sampai di sini dulu. Nanti kita lanjutkan lagi diskusinya ya. "

" Ok Jon " Seraya Lodi berdiri dan melangkah Joni.

Tak lama setelah Lodi pergi, Joni segera bergerak menjauh meninggalkan lapas tersebut. Sambil mengemudikan mobilnya menuju arah barat kota, Joni memberi kabar terhadap Pak Rudi. Jawaban singkat dari pak Rudi cukup meberinya semangat.

Denpasar, 02082011.0525

Masopu

Note : Cerbung sebelumnya 
baca di sini : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,13,  14, 15, 16
Terima kasih D A T tuk tantangannya ya. Kucoba terus selesaiin ini
 Gambar Minjam di blog Shinta Blog

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...