Selasa, 26 Juli 2011

( Bagian 14 ) Penyidikan

Jarum jam terasa begitu lambat berputar. Detak gemerisiknya terdengar memilukan hati Arya yang saat ini tengah menjalani pemeriksaan. Sejak menginjakkan kakinya di kantor polisi tadi Arya langsung digelandang ke ruang interogasi. Di sana telah menunggu beberapa petugas yang bersiap untuk menginterogasinya.

" Hemm jadi ini orang yang menjadi otak kerusuhan tempo hari? " Kata seorang polisi yang bertampang paling angker.


" Menurut berita dan juga bukti-bukti yang kita dapat di lokasi memang dia otaknya." Jawab polisi yang paling muda di antara mereka.

" Apa benar kamu yang bernama Dimas Arya? " Sambut si polisi ke tiga yang terlihat paling berwibawa.

" Benar pak. "

" Kamu tahu kenapa kamu dibawa kemari? "

" Tadi petugas yang menjemput saya ke rumah sudah menjelaskan semuanya pak. " Jawab Arya.

" Jadi kami tak perlu panjang lebar untuk menjelaskannya iya kan? "

" Iya pak "

" Ok. Apa benar kamu berada di lokasi kejadian saat kerusuhan berlangsung? "

" Benar pak saya memang berada di sana. Apa kaitan kerusuhan tersebut dengan saya pak? "

" Kami mengidentfikasi anda sebagai otak penggerak kerusuhan tersebut pak."

" Saya tidak terlibat pak. Saya ke sana untuk mencari pekerjaan pak. Kebetulan saat itu lokasinya berdekatan dengan lokasi kerusuhan pak. " Sanggah Arya.

" Bapak gak usah bohong. Kami telah mempelajari rekaman video penyerangan tersebut berulang-ulang. Di sana terlihat bahasa tubuh bapak seperti memberi aba-aba. "

" Mana mungkin pak. Saat kerusuhan itu saya malah ketakutan pak. Saya berlari ke sana kemari untuk mencari lokasi yang aman dari ketusuhan pak. Bukan untuk memberi aba-aba ataupun perintah!"

" Kamu masih mau menyangkal tuduhan itu. Kami punya banyak saksi yang bisa membenarkan analisa kami."

" Apa buktinya pak? "

" Selain rekaman video, kami punya foto dan juga keterangan beberapa orang saksi dan juga tersangka yang kami tangkap semuanya mengindikasikan keterlibatanmu. "

" Pak saat kerusuhan tersebut saya sedang berada di warung kopi untuk menunggu seorang teman yang akan membantu memasukkan saya ke kantor cabang tempatnya bekerja pak. "

" Sudah gak usah berbelit lagi pak. Bahkan penjaga warung tempat bapak minum kopi membenarkan jika bapak yang memberi komando penyerangan tersebut. Karena saat bapak menelepon seseorang dan berkata MERAH untuk ke dua kaliny dengan nada yang agak tinggi, tiba-tiba massa bergerak serentak ke arah gedung yang jadi sengketa tersebut."

" Itu tidak benar pak. Saya berkata " MERAH " untuk mengulang perkataan teman saya yang berjanji mengurus masalah lamaran pekerjaan saya pak. Dia bilang bahwa kantor cabangnya yang baru adalah bangunan berwarna merah. "

" Kamu masih mau menyangkal ya? "

" Tidak pak. Tapi saya benar-benar tidak tahu-menahu tentang kerusuhan tersebut pak. "

" Ok kalau kamu gak mau mengakuinya. Sekarang saya tanya lagi, Kamu tahu gedung merah tersebut punya siapa? "

" Saya tidak tahu pak. "

" Gedung itu merupakan gedung milik perusahaan yang telah memecatmu beberapa minggu yang lalu! "

" Maksudnya? "

" Gedung tersebut milik grup usaha bosmu yang lama. Yang telah memecatmu.Jadi kami menengarai kamu memanfaatkan sengketa gedung tersebut antara pihak pembeli dalam hal ini mantan bosmu dengan para ahli waris pemilik gedung itu sebelumnya. "

" Saya tidak tahu-menahu tentang hal tersbut pak."

" Kamu masih mau mungkir dari tuduhan ini? "

" Saya tidak mungkir pak. Tapi saya di sini hanya jadi korban fitnah pak."

" Ok kalau kamu tidak mau mengakuinya. Kami menganggapnya sebagai usaha melawan penegakan hukum yang bisa membuat anda dihukum lebih berat lagi. Kamu mengerti? "

" Mengerti pak. Tapi saya berkata seperti itu karena memang saya tidak bersalah pak. "

" Bagaimana dengan bukti-bukti catatan ini, foto-foto dan video serta keterangan para saksi dan terdakwa yang mengarah kepada anda pak? "

" Saya gak tahu pak. Yang jelas saya tidak melakukannya. "

" Ok. kalau begitu tolong jelaskan kembali bagaimana kasus pemecatan saudara dari perusahaan sebelumnya!" Kata polisi yang mengepalai penyidikan tersebut.

" Apa hubungannya dengan kasus kerusuhan tersebut pak "

" Dari kasus tersebut, kami bisa mencoba mencari benang merah keterkaitan anda dengan peristiwa tersebut."

Dengan runut Arya menceritakan semua kejadian yang menimpanya di perusahaan sebelumnya. Mulai keanehan-keanehan yang menimpanya saat adanya tim audit. Kasus tuduhan penyimpangan data perusahaan. Bagaimana perusahaan memecatnya tanpa memberinya kesempatan untuk membela diri dan juga kata-kata terakhirnya ketika berpamitan.

" Nah kami menangkap adanya nada ancaman di kata-kata terakhirmu ketika berpamitan kepada atasanmu. "

" Saya hanya berkata ingin membuktikan jika saya tidak bersalah pak? "

" Tapi menurut rekaman yang kami peroleh dari auditor perusahaanmu, kamu berkata kamu tidak bersalah dan akan membuat perusahaan menyesal memecatmu. "

" Kata-kata itu hanya untuk membuktikan jika saya tidak bersalah dan juga mempunyai beberepa data penting yang belum sempat saya ungkapkan saat itu pak. "

" Tapi kami menangkap hal itu sebagai ancaman pak. "

" Itu tidak benar pak. "

" Silahkan anda terus menyangkal ya. Nantinya kebenaran akan terungkap. Ok untuk saat ini pemeriksaan kami cukupkan sekian. Besok pagi kami akan mengkonfrontir anda dengan beberapa tersangka yang telah kami tangkap lebih dahulu. "

" Iya pak. "

" Penjaga antar tersangka ke selnya. " Kata kepala penyidik sambil memberi aba-aba kepada polisi pendampingnya.

" Siap pak. "

Segera Arya digelandang menuju ruang penahannay. Tiada terasa sudah pukul 03.00 dini hari, berarti sudah hampir 6 jam Arya menjalani pemeriksaan di ruangan tersebut. Dengan dikawal kedua polisi yang tadi pertama menyapanya saat masuk ruangan tersebut, Arya segera digelandang ke selnya.

Pikiran Arya terus melayang mencari jawaban atas semua kejadian ini. Dia tak habis pikir entah kenapa polisi bisa menyimpulkan jika dia terlibat kerusuhan tersebut. Memang berdasarkan bukti-bukti di lapangan, sejarah gedung yang disengketakan dan juga riwayatnya sebelum ini seperti ada benang merah dari semua kejadian itu. Tapi Arya yakin itu semua hanya kebetulan saja yang mengarah kepadanya. Bagaimanapun dia tidak tahu menahu semua kejadian ini.

" Ya Allah ada pa dibalik semua ini? Kuatkan hati hambaMU ini Ya Allah." Gumam Arya dengan mata yang berkaca-kaca.

-----------

Denpasar, 26072011.1415

Masopu

Note : Cerbung sebelumnya 
baca di sini : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,13
Terima kasih D A T tuk tantangannya ya. Kucoba terus selesaiin ini
 Gambar Minjam di blog Al-teco

( Bagian 13 ) Penggerebekan
( Bagian 12 ) Berita Sesat

2 komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...