Rindu yang tertatih tak bisa ku tepis
Kubaca namamu pada syair yang belum kutulis
Kulukis bayangmu pada aksara yang belum dieja
Karena di hatimulah Firman Tuhan selalu ada.
Buanglah ragu yang membayang
Seperti khusyu'mu dalam sembahyang
Senyumlah engkau pada-Nya
Tangan-Nya terulur saat doa-doamu melantun tanpa kata
Kubaca namamu pada syair yang belum kutulis
Kulukis bayangmu pada aksara yang belum dieja
Karena di hatimulah Firman Tuhan selalu ada.
Buanglah ragu yang membayang
Seperti khusyu'mu dalam sembahyang
Senyumlah engkau pada-Nya
Tangan-Nya terulur saat doa-doamu melantun tanpa kata
Rindu terlukis di garis wajahku
Mengukir kenangan dalam bait syairku
Yang mengalir seperti bola salju
Membesar dan tiada mampu kutahan laju
Rinduku padamu dalam lafal do'aku
Tak henti mengalir meski telah bertemu
Tak henti kulafalkan namamu dalam do'aku
Karena cintaku bukanlah nafsu
Yang penuh tipu dan rayu
Cintaku karena Tuhanku
Seutuhnya terima adanya dirimu
Karena kamulah anugerah terindah untukku
Denpasar, 12072011.0021
Masopu
Note : Terinspirasi dari status teman FB
maknyus nih Pujangga dari Bali
BalasHapusterima kasih mas rooni.
BalasHapusIni juga banyak belajar dari coretan mas roni yang inspiratif.
salam
mas Agung kere sekali..ku suka..:)
BalasHapussukses sll ya
fitri
Keren Gung
BalasHapusmengandung dimensi Vertikal (aspek teosentris/ ketuhanan )dan Horizontal
hahaha komen ku ngawur
sukses selalu Gung
Langit
@ Mbak Fitry
BalasHapusTerima kasih mbak Fitry
Sukses juga untuk mbak Fitry.
@langit Queen
Makasih mak
Komennya gak ngawur kok mak
hehehehe
Sukses untuk mak Langit ya
salam
Baru baca... wew... :D
BalasHapusNakasih kunjungannya Nessa
BalasHapussalam