Rabu, 06 Juli 2011

Sudahkah kita Berbakti pada Orang Tua?

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Sungguh terhina, sungguh terhina, sungguh terhina." Ada yang bertanya, "Siapa, wahai Rasulullah?" Beliau bersabda, ”(Sungguh hina) seorang yang mendapati kedua orang tuanya yang masih hidup atau salah satu dari keduanya ketika mereka telah tua, namun justru ia tidak masuk surga."(HR. Muslim)
Hari minggu yang lalu aku tertegun saat menyaksikan PILDACIL di ANTEVE. Seorang peserta dari Aceh pada kesempatan itu membahas masalah tentang  masalah berbakti kepada orang tua. Pada usia yang masih sangat muda, sang dai wanita yang seumuran dengan putri kakakku tersebut sudah fasih memberi tausiyah kepada jamaah yang lebih tua.
Menurut sang ustadzah cilik tersebut ada setidaknya 5 hal yang bisa kita lakukan untuk menunjukkan rasa bakti kita kepada orang tua kita. kelima hal tersebut tercantum di dalam al-qur'an surat Al Israa' ayat 23-24 antara lain:
  1.  Berbuat baiklah kepada kedua orang tuamu. Terus terang selama ini secara pribadi saya belum mampu melakukannya. Saya merasa belum berbuat yang berarti untuk mereka. Saya masih sering alpha membahgiakan mereka.
    2.Janganlah berkata Ahh. Mungkin secara sadar atau tidak beberapa kali saya secara pribadi berkata " ahh ibu sudah tua, gak tahu urusan anak muda" Sementara setelah kita tahu, bahwa kita dilarang untuk mengatakan hal seperti itu. Bahkan sampai ditegaskan dalam suatu ayat. ( Subhanallah, Sungguh tuntunan yang ditunjukkan ALLAH dalam Al-Quran segitu detailnya, sampai dalam hal yang seperti itu ALLAH maktubkan juga dalam kitab sucinya. Semoga kita selalu mendapat hidayah darinya. AMien )
    3. Janganlah kamu membentak orang tua kita. Sungguh terhinanya kita jika sampai membentak orang tua kita. Karena pada point kedua saja, di situ ALLAH sudah melarang kita hanya sekedar bilang " ahh ", Apalagi sampai membentak orang tua kita. Ibu yang telah merawat kita sejak di kandungan sampai kita dewasa. Bapak yang banting tulang mencari nafkah untuk kita. Masihkah kita tega membentak mereka? Kemanakah nurani kita andai kita melakukannya dan tidak segera menyadari terus meminta maaf kepada mereka? ( Ya Allah jauhkan aku dan anak-anakku kelak dari perbuatan terkutuk ini Ya ALLAh. Amien )
    4. Ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Sudahkah kita melakukannya. Sejujurnya saya pribadi tak pernah yakin memberikan perkataan yang mulia kepada Ibu-Bapak melebihi banyaknya perkataan yang penuh kesia-siaan kepada mereka. Bahkan mungkin lebih banyak perkataan yang sia-sia yang sering saya lontarkan dibandingkan perkataan yang memuliakannya. ( Maha Suci Allah yang telah memberi peringatan tentang hal ini melalui seorang anak kecil yang ternyata lebih berilmu dibandingkan saya.)
    5. Rendahkanlah dirimu kepada mereka berdua dengan penuh kasih sayang. Kadang kala karena keberhasilan kita mencapai kedudukan yang masyur/terhormat di dunia ini membawa kita melupakan jasa orang tua kita. Mungkin memang orang tua kita berpendidikan rendah atau mungkin malah tak pernah mengenyam gimana indahnya masa sekolah, tapi bukan berarti keberhasilan kita adalah murni berkat perjuangan kita. Sedikit banyak ada andil orang tua kita. Bahkan mungkin meski hanya sekali seumur hidupnya pastilah orang tua kita pernah mendoakan kita untuk hidup sukses. Karena saya yakin doa orang tua lebih dijabah oleh ALLAH SWT. Jadi keberhasilan kita saat ini sedikit banyak karena do'a orang tua kita, meskipun orang tua kita seorang penjahat sekalipun pasti mereka berdoa untuk yang terbaik buat anak-anaknya. Jadi tak ada alasan bagi kita untuk merasa lebih tinggi derajatnya dari mereka.
    Sejujurnya saat menulis ini saya lagi introspeksi diri, apa yang telah saya perbuat untuk orang tua saya.Sudahkah saya melakukan tuntunan-tuntunan tersebut dalam kehidupan yang telah saya jalani? Jika sudah sejauh mana saya melakukannya? Sudah baikkah? Sudah cukup baikkah? Ataukah sekedar melakukan tuntunan tersebut tanpa ada keinginan untuk lebih baik lagi dari hari ke hari?
    Seperti nukilan hadist di atas, Maukah kita terhina dengan menyia-nyiakan kesempatan berbakti kepada orang tua kita? Tentu tidak kan. Semoga kita semua tidak termasuk ke dalam golongan orang yang terhina karena melupakan dan lalai merawat serta menghormati orang tua.
    Denpasar, 06072011.2116
    Masopu
    Note : Terinspirasi dari tausiyah di pildacil 
    • Di dedikasikan untuk DAT yang barusan cerita tentang rencana penulisan artikel tentang seorang ibu tua renta dan si bocah kesayangannya. Thanks ya dah mau share sama si bodoh ini.
       
    •  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...