Sabtu, 25 Desember 2010

Balada Persebaya dan Bonek di Pentas Sepakbola Nasional


Persebaya dan Bonek. Tentu semua orang sudah tahu kalau dua kata ini kemana-mana selalu bersama-sama. Bagaikan sepasang sepatu yang lucu kalau hanya dipakai sebelah. Ataupun laksana sayur gak mungkin enak tanpa dikasih garam. Persebaya sebagai klub sepakbola kebanggaan sebagian besar warga Surabaya dan tentunya sebagian besar warga Jawa Timur juga. Sedangkan Bonek adalah sebutan untuk suporter mereka yang terkenal kefanatikannya kepada klub. Mungkin kefanatikan mereka bisa dikatakan sebagai yang paling mengakar di Indonesia ini. Oleh karena itu tiap Persebaya main di dalam dan di luar kandang pasti ada saja pendukungnya. Mau main di Aceh ataupun di Jayapura, walau hanya beberapa orang mereka akan tetap hadir mendukung Timnya walau hanya dengan modal seadanya. Itulah militansi Bonek dalam mendukung timnya yang tak perlu diragukan.

Karena Kemilitannya itu kadang bukan hasil positif yang didapat dari dukungan yang Bonek berikan untuk Persebaya. Seringkali dukungan mereka yang terlalu fanatik tersebut malah menjadi bumerang untuk Persebaya dan para pemainnya. Bukan rahasia lagi kalau pengurus, pelatih, Pemain dan juga Bonek sebagai suporter Persebaya seringkali berseberangan dengan PSSI dan jajaran pengurusnya. Mereka seringkali malah seperti dimusuhi oleh pengurus PSSI yang tidak mau kevokalan yang dianut Persebaya dan jajaran pengurus, pemain dan suporternya diikuti oleh klub-klub dan suporter lainnya. Jika hal ini terjadi maka akan menyebabkan pengurus PSSI harus lengser dari jabatannya dan juga terbongkarnya beberapa ketidakberesan yang selama ini sudah ada di tubuh PSSI.

Kita tentu masih ingat bagaimana PSSI musim kemarin membuat keputusan plin-plan yang terkesan hanya untuk menyelamatkan suatu tim tertentu saja agar tetap bertahan di ISL. Seperti kita tahu di aturan manual liga Indonesia ( ISL ) PSSI membuat aturan, jika tuan rumah tidak bisa/mendapat ijin untuk menggelar partai kandangnya karena alasan kemanan, maka secara otomatis kemenangan akan diberikan kepada tim tamu. Tapi hal itu dilanggar PSSI di akhir musim kompetisi kemarin. Saat Persik Kediri yang tidaj mendapat ijin menggelar pertandingan akhirnya dinyatakan kalah WO oleh PSSI, tapi di akhir musim keputusan berubah dengan diadakan partai ulangan untuk partai tersebut dan ternyata kembali Persik tidak bisa menggelarnya.

Dengan berbagai alasan PSSI memaksakan pertandingan diulang di Stadion Jakabaring, karena waktu dan perencanaan pertandingan yang dianggap Persebaya bertentangan dengan buku manual PSSI, maka Persebaya menolak untuk bertanding dan keputusan ini akhirnya menguntungkan Pelita Jaya yang akhirnya nangkring diatas Persebaya dan Persik, sehingga berhak mengikuti Playoff melawan tim peringkat 4 divisi utama untuk satu tempat di ISL musim ini.

Konspirasi itu ternyata masih berlanjut di musim ini. Persebaya melalui tangan orang-orang yang pro kepemimpinan Nurdin Halid dengan berbagai cara mencoba merusak Persebaya dari dalam. Maka dibentuklah Persebaya tandingan pimpinan Wisnu Wardhana untuk memecah belah Persebaya pimpinan Saleh Iskandar Mukhodar yang ingin menyeberang ke kompetisi Indonesia Primer League yang digagas Arifin Panigoro. Dan usaha itu sempat berhasil saat klub-klub internal Persebaya hampir terlibat polemik. Akhirnya masalah terpecahkan dengan diadakannya musdalub yang akhirnya mengganti kepemimpinan Wisnu Wardhana di kubu PSSI pengcap Surabaya dan Persebaya kubu Saleh Iskandar tetap ikut LPI dengan nama Surabaya FC dan Persebaya tetap ikut ISL.

1293177122193051680Perjuangan Persebaya dan Bonek untuk melawan ketidakadilan yang dilakukan oleh PSSI NH terus berlanjut, berkali-kali Bonek dan aliansi suporter Indonesia menggugat PSSI untuk mengadakan KLB yang berujung untuk menurunkan Nurdin Halid Cs dari jabatannya di PSSI, tapi semua selalu gagal dan sirna bagai debu tersapu angin. Tapi Bonek tidak pernah menyerah, mereka terus mengadakan demo untuk menentang kepemimpinan NH yang dinilai telah merusak PSSI. Bonek tetap berdemo walau hanya tinggal mereka sendiri yang masih terus berdemo. Bukan hanya di dalam negeri saja Bonek melakukan demo, pada tanggal 12 desember kemarin 5 orang perwakilan Bonek berdemo di depan gedung FIFA di Swiss. Di sana mereka membagikan selebaran kepada peserta kongres FIFA yang berisi tentang kedzaliman pengurus PSSI dalam memimpin organisasi ini. Mereka banyak dibantu oleh aliansi suporter dari negara Serbia dan klub Luzerne Swiss yang pernah dibela Kurniawan DJ. sumber ( http://surabaya.detik.com/read/2010/12/06/102841/1509688/466/cerita-bonek-cari-keadilan-di-markas-fifa ).

Sementara di dalam negeri kesewenang-wenangan untuk Persebaya dan Bonek berlanjut dengan rencana akan diusirnya para pemain Persebaya LPI dari wisma Eri Irianto di jalan Karanggayam Surabaya. Namun dengan semangat Bonek masih terus berjuang untuk mempertahankan mess tersebut dari tangan orang-orang suruhan walikota Surabaya Tri Rismaharini. Rencana penggusuran ini sontak membuat banyak elemen masyarakat di Surabaya yang tergerak untuk berjuang mempertahankan mess dari rencana ekskusi tersebut. setidaknya 20 element masyarakat tergabung untuk menentang rencana yang bakal dilakukan tanggal 30 desember nanti. Meski walikota sudah menyatakan tak akan mengusir para pemain Persebaya LPI dari mess, tak urung rencana ini menambah panas bara yang telah menggerogoti tubuh dan keutuhan Persebaya. ( http://surabaya.detik.com/read/2010/12/20/172528/1529178/466/pengusiran-pt-persebaya-dari-mes-karanggayam-disesalkan ) ( http://surabaya.detik.com/read/2010/12/23/123746/1531561/466/puluhan-bonek-dari-20-elemen-kembali-geruduk-balai-kota )

Sementara di tempat lain para suporter Persebaya/ Bonek terus berkoordinasi untuk terus menyuarakan tuntutan KLB dan penggantian pengurus PSSI. Bahkan perwakilan Bonek se Jabodetabek pernah mengadakan demo menuntut turunnya Nurdin Halid dari jabatannya sebagai ketua umum PSSI. Tak hanya menuntut penurunan Nurdin, perwakilan Bonek se-Jabodetabek juga menuntut diadakannya kompetisi yang lebih profesional dan tidak lagi terlibat sama kepentingan lain di luar sepakbola yang bisa merusak jalannya kompetisi. Tuntutan itu dituangkan dalam pernyataan sikap tertanggal 26 oktober 2010 ( Disini ).

Semoga pergerakan Bonek ini segera diikuti oleh element suporter lain di seluruh Indonesia untuk bergerak bersama menurunkan pengurus PSSI yang telah merusak sistem kompetisi yang Fair Play dengan kepentingan di luar sepakbola. Apapun hasil dari piala AFF tahun ini, mari seluruh pencinta sepakbola Indonesia untuk berjuang bersama memperbaiki PSSI dengan terus mengoreksi kebijakan PSSI yang menyimpang. Menurut saya pribadi pengurus PSSI yang benar-benar profesional sejauh ini tinggal sosok Iman Arief saja, yang berani memperbaiki Timnas dan memadukan IPTEK untuk kemajuan TIMNAS.

BRAVO SEPAKBOLA INDONESIA
SAY NO TO NURDIN HALID

Denpasar, 24 desember 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...