Minggu, 26 Desember 2010

Rayuan Mautmu


Malam ini kembali kau menggodaku dengan pose-posemu yang sangat menantang. Tak lelah kau merayuku untuk menuntaskan perang-perang yang telah kita lakukan sebelumnya. Berkali-kali kau membuatku tak berdaya, tapi tiada kau pernah merasakan kepuasan. Meski kita telah bergumul berjam-jam, tak jua kau mau mengalah dan memberiku sedikit kesempatan bernafas sedikit pun.

Walau kadang aku merasa kau perlakukan seperti budak, tapi tak tahu kenapa saat melihat kau telentang dengan posisimu yang begitu menggoda berbalut busanamu yang terlihat full pressed body gairahku tuk bersamamu menggelegak kembali. Hal itu membuatku seperti kerbau dicokok hidungnya, menghampiri tanpa sepatah kata keluar dari mulutku.

Tak perlu waktu lama bagiku dan juga bagimu. Tak perlu banyak kata dan bujuk rayu. Dalam hitungan waktu yang singkat segera kita terjebak dalam pergulatan seru yang tiada berakhir. Bahkan kala mentari sudah menyapa dengan keindahan sinarnya yang bersahutan dengan kicau manja burung-burung pun, tak sekalipun kau relakan aku untuk beranjak pergi dari dekapanmu.

Meski dalam setiap pergumulan itu tak jarang tendangan, cakaran ataupun tamparan menerpamu, tak jua hal itu membuatmu kapok tuk menggodaku. Kadangkala kau meremas seluruh bagian tubuhku, saat kau tahu aku sedang merasa tidak dalam kondisi yang cukup nyaman untukmu. Tapi setiamu selalu hangatkanku, walau aku tak selalu bisa membuatmu terpuaskan hati, tapi kau selalu tersenyum dan bilang ” Terima kasih kau selalu menghangatkan malamku dengan pelukan dan dekap hangatmu”.

Denpasar, 26 desember 2010

NOTE : Maaf fiksi ini hanya hayalan belaka, bukan tentang hal-hal yang berbau porno.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...