Rabu, 29 Desember 2010

Wanita Kairo sayat pria di bis kota

Di Mesir, baru saja diedarkan film pertama di dunia Arab berupa kisah nyata tentang pelecehan seksual di atas bis kota.

Wanita Muslim berjilbab yang menyayat paha laki-laki dengan pisau di bis-bis Kairo yang penuh sesak merupakan adegan utama dalam film itu.

Judul film ini adalah "678" --nomor bis yang selalu sibuk di kota itu.

Film itu mencerminkan kesadaran yang makin tinggi terhadap masalah yang dialami banyak wanita di dalam kehidupan sehari-hari mereka. Tetapi, masyarakat masih enggan mengakuinya.

Pemeran utamanya, Fayza, adalah wanita bersuami dengan dua anak. Seperti sebagian besar warga Mesir lainnya, dia terpaksa naik bis ke tempat kerja setiap hari karena dia tidak mampu memiliki mobil.

Bis-bis Kairo yang selalu padat sejak lama ditengarai sebagai tempat banyak, kalau tidak sebagian besar, pelecehan seksual terjadi.

Karena sudah jengkel dengan cerita-cerita tentang perlakuan buruk yang dialami para wanita di rumah mereka dan pelecehan di jalan, Fayza memutuskan untuk melakukan sesuatu.
Bawa pisau

Fayza kemudian menyembunyikan pisau kecil di dalam tas tangannya dan menyayatkannya ke setiap pria yang mendorong dia di bis-bis yang padat.
Fayza Abdel Maksoud

Fayza Abdel Maksoud (kiri) dan sutradara Mohammad Diab (tengah)

Dalam cerita film ini, Fayza sempat mengalami perilaku sejumlah pria yang menempelkan badannya ke badan dia.

Pria-pria itu bahkan membuka resleting celananya sambil menggesek-gesekkan alat kelaminnya ke badan wanita itu di tengah padatnya bis kota.

Seorang pria tiba-tiba menjerit, Fayza menghilang di tengah hiruk-pikuk setelah itu.

Film ini memadukan pengalaman pahit tiga wanita dari berbagai latar belakang sosial dan budaya yang berbeda.

Fayza adalah seorang wanita kelas bawah yang memakai jilbab, sedangkan yang dua lagi tidak.
Delapan puluh persen

Pesan yang diangkat film ini adalah bahwa tanpa memandang budaya dan kelas, semua wanita di Mesir bisa menjadi korban pelecehan seksual.

Problem utamanya adalah, bukan saja pihak berwenang enggan menangani masalah ini dengan serius melainkan banyak pula wanita yang diam saja.

Menurut servei yang dilakukan oleh sejumlah kelompok hak perempuan di Mesir, sebanyak 80% wanita di Mesir pernah mengalami pelecehan seksual di tempat umum.
Lalulintas di Kairo

Suasana di salah satu jalan utama di Kairo

Tetapi, kata kelompok-kelompok hak wanita itu, kurang dari lima persen yang melaporkannya ke polisi.

Alur cerita film ini menuturkan kisah para wanita yang tidak lagi tinggal diam menghadapi pelecehan seksual.

Film ini sudah meraih sejumlah penghargaan di festival film Dubai, dan bintang yang memerankan Fayza merebut anugerah aktris terbaik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...