Senin, 27 Desember 2010

Politik Dan Media Penyebab Timnas Kalah


Partai final AFF cup 2010 leg pertama sudah usai dengan kekalahan telak Timnas dari tuan rumah Malaysia. Seperti yang diduga sebelumnya, Teror sinar laser kembali mewarnai partai antara dua negara ini. Berkali-kali kita bisa melihat sorot laser yang mengarah ke pemain Timnas Indonesia. Sedikit banyak hal itu mengganggu konsentrasi dan perhatian pemain timnas. Memang pertandingan sempat dihentikan beberapa saat ketika memasuki menit ke-53, tapi sekitar 5 menit kemudian partai ini dilanjut lagi. Setelah terhenti inilah konsentrasi pemain yang telah terprovokasi oleh ulah suporter tak bertanggung jawab tersebut menjadi kacau. buntut dari menurunnya konsentrasi terlihat saat pemain Timnas sangat mudah kehilangan bola dan akhirnya kemasukan 3 gol.
Bukan kekalahan ini yang sebenarnya mau saya soroti disini. Di sini yang perlu kita perhatikan bersama adalah adanya pemanfaatan keberhasilan Timnas oleh pihak-pihak tertentu untuk memperoleh simpati masyarakat Indonesia. Kita bisa lihat mulai media cetak, telivisi, politikus dan pejabat negara semua berlomba untuk ikut-ikutan menikmati jerih payah perjuangan pemain timnas yang belum usai.
Media cetak dan Telivisi seakan berlomba-lomba memberitakan setiap sisi dari masing-masing individu yang terlibat di Timnas saat ini. Bagaimana hampir setiap hari kita bisa melihat liputan tentang pemain sampai pelatih, mulai dari prestasi di atas lapangan, sampai hal-hal pribadi yang tidak berhubungan dengan profesi mereka sebagai pebola. Media massa terlalu memblow up perjuangan mereka yang masih belum menorehkan prestasi sebagai juara. Hal ini mereka lakukan hanya demi rating yang semu.
Beberapa pemain timnas seringkali muncul di berita gosip seperti layaknya artis-artis Indonesia yang sarat dengan sensasi. Masih segar dalam ingatan bagaimana infotainment mengejar berita tentang pacar Irfan Bachdim ataupun menelisik kehidupan keluarga Cristian Gonsalez. Hal itu masih diperparah dengan seringnya media massa mengajukan diri untuk melakukan wawancara dengan beberapa pemain Timnas saat sebelum ataupun sesudah latihan, padahal kejuaran belum selesai. Hal ini yang tanpa mereka sadari malah mengganggu konsentrasi dan jadwal personel timnas untuk berlatih dan istirahat.
Kita bisa belajar menangani dan mengarahkan keinginan media massa untuk wawancara dari sosok pelatih Manchester United. Sir Alex sangat membatasi pemainnya untuk diwawancara oleh media massa selain di sesi khusu yang ada sebelum dan sesudah pertandingan. Di luar sesi khusus itu, Fergie akan sangat selektif menerima permintaan wawancara. Masih belum lekang dari ingatan, saat Fergie meminta Media masaa untuk berhenti menelisik kehidupan pribadi Wayne Rooney saat tersangkut suatu skandal. Bahkan dia pernah membuat larangan untuk semua pemain MU untuk tidak mempunyai akun di situs jejaring sosial semacam facebook dan twitter, hal itu bertujuan untuk menjaga konsentrasi pemain dan waktu istirhatnya agar tidak terganggu. Sehingga kondisi fisik dan Psikis pemain selalu prima baik itu sebelum dan sesudah pertandingan.
Dari contoh di atas kita bisa belajar, bagaimana seharusnya media massa dan kita selaku suporter memperlakukan para atlet yang sedang berjuang untuk mencapai puncak prestasinya. Boleh saja mereka terus-menerus memberitakan para pemain, tapi sesuaikan porsinya. Karena para pemain yang masih dalam taraf berkembang, jika terus diekspos secara tidak sengaja para awak media telah menghambat bahkan menghancurkan karir pemain tersebut dengan pemberitaannya. Kadang pemberitaan yang berlebih membuat para pemain sudah merasa menjadi bintang dan enggan untuk berlatih keras lagi. Sehingga pada akhirnya karir mereka mandeg dan membuat pemain semakin gila pujian.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah adanya beberapa element di masyarakat yang berusaha menarik para atlet lapangan hijau ini ke panggung politik untuk kartu kampanye mereka. Kita tentu masih ingat beberapa hari lalu mereka diundang berkunjung ke kediaman seorang ketua partai politik. Padahal hal itu sebenarnya bukan jalur mereka. Biarkan para pemain berjuang mengharumkan prestasi mereka melalui bidang olahraga yang ditekuni. Karena undangan itu berapa waktu yang seharusnya bisa digunakan oleh pemain untuk berlatih dan istirahat terbuang untuk acara seremonial tiada bermanfaat seperti itu. Sementara di tempat lain Timnas Malaysia malah sibuk berlatih dan berlatih untuk mematangkan taktik dan strategi untuk membalas kekalahan meraka di penyisishan grup.
Jadi intinya adalah biarkan timnas berkembang terus tanpa adanya campur tangan politik dan keinginan kotor para politikus, awak media massa dan orang-orang yang hanya memanfaatkan olahraga untuk kepentingan pribadinya. Mari kita belajar untuk menyanjung para atlet yang berprestasi secara obyektif. Kalau memang ada sisi negatifnya, mari bicarakan dengan sejujurnya agar bisa diperbaiki. Jangalah membiasakan mereka menjadi gila sanjungan. Sudah saatnya olahraga dipegang oleh orang yang ahli di bidangnya, bukan politikus yang sekedar menumpang nama untuk meraih simpati.
Kekalahan timnas bukan melulu karena serangan laser, tapi kesalahan kita yang terlalu memberi sanjungan berlebih. Sadar atau tidak kita harus introspeksi diri bagaimana cara terbaik memberi dukungan kepada timnas.
MAJU TERUS SEPAKBOLA INDONESIA
KALAH ATAUPUN MENANG AKU TETAP MENDUKUNGMU
SAY NO TO NURDIN HALID CS
BILANG TIDAK UNTUK POLITISASI OLAHRAGA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...