Beberapa hari ini saya tergelitik melihat kegigihan seorang Fachry Hamzah meneriakkan pembubaran KPK. Teriakan tersebut pertama kali muncul saat rapat konsultasi antara pimpinan DPR dan fraksi dengan lembaga penegak hukum seperti Kepolisian RI, Kejaksaan Agung, dan KPK di gedung Nusantara III, Jakarta, Senin (3/10).
Seperti bola salju, teriakan Fachry Hamzah tersebut menuai pro dan kontra. Yang pro sama teriakan Fachry tentu saja gank dia di komisi III DPR RI. Mereka sepertinya menjadi anti bodi para koruptor yang takut aksi mereka terendus dan terbongkar oleh aksi KPK.
Fachry Memanfaatkan moment pemanggilan para ketua Banggar DPR untuk dimintai keterangan terkait sejumlah kasus korupsi yang diduga melibatkan anggota banggar. Seperti kita tahu bersama, saat anggota banggar dari fraksi PAN menyatakan ada korupsi/Suap di tubuh Banggar. Serentak anggota banggar DPR kebakaran jenggot. Mereka pun ramai-ramai menyerang La Ode Ida hanya membual. Bahkan muncul tuduhan kepada dirinya, jika sebenarnya dirinyalah yang meinta komisi kepada para pengusaha yang ikut tentder di kemenakertrans.
Tak lama setelah itu, KPK memanggil para ketua banggar DPR. Dan salah seorang koleganya di PKS, Tamsil Linrung terindikasi terlibat kasus korupsi. Nyanyian sumbang Fachry yang terus berulang tersebut, terkesan seperti melindungi Tamsil dari proses penyidikan KPK. Nyanyian Fachry tersebut langsung dibantah oleh DPP PKS bukan sebagai suara partai, tetapi suara dari Fachry pribadi.
Nyanyian ini tentu saja mencoreng nama baik partai yang menaunginya. Sejauh ini, PKS masih terbilang lebih baik dibanding sejumlah partai yang mempunyai wakil di parlemen. Sejauh ini baru kasus Misbakhun serta kasus kader PKS yang menonton video porno saat sidang yang tercium media. Hal ini tentu masih lebih baik dibandingkan dengan partai lain.
Sejumlah kalangan menyayangkan aksi fachry tersebut. Ketua DPP IMM ( Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) berkata "Penjelasan Fahri Hamzah soal problem lembaga "superbody" di negara demokrasi, sebagai alasan perlunya KPK dibubarkan tidak masuk akal mengingat korupsi justru merupakan pendarahan bagi demokrasi dan kesejahteraan rakyat,"
justru kehadiran KPK sebagai lembaga ad hoc pemberantasan korupsi merupakan "vitamin " atau penguat bagi demokrasi. "Dan memberi harapan akan realisasi kesejahteraan rakyat di tengah gurita korupsi yang tumbuh subur tidak hanya di lembaga pemerintahan namun juga di lembaga politik seperti partai politik dan DPR," lanjutnya lagi saat diwawancara oleh republika di kantornya hari kamis kemarin.
Sementara salah seorang simpatisan PKS bernama Ayang di Republika online menyayangkan pernyataan Fachry tersebut. Dalam kolom komentar dia menuliskan " Menyesal dulu pilih PKS " Sementara Hery Susanto juga menyatakan kekecewaannya " sebagai simpatisan( pks) saya kecewa berat,yg selama ini identik sbg partai yg santun & amanah tp ternyata membiarkan kadernya (fahri hmzah) berlaku bak preman.. Sadarlah wahai sobat sebelum masyarakat & Alloh swt menghukum mu...
Sementara Burhanudin Muhtadi menyatakan bahwa serangan Fachry terhadap KPK merupakan sebuah blunder dari DPR. Bagaimanapun menurutnya, rakyat lebih percaya dengan kinerja KPK dibandingkan dengan DPR.Dan Nyanyian Fachry Hamzah hanyalah nyanyian galau para becking koruptor yang takut namanya tersangkut kasus korupsi dan suap yang mereka lakukan.
So kita tinggal menunggu waktu saja. Kita lihat kemanakah bola salju yang dilemparkan Fachry akan mendarat. Akankah menghancurkan KPK atau malah semakin menambah ketidak percayaan khalayak akan kinerja anggota DPR yang terbukti banyak tersangkut kasus Korupsi. Semoga pemberantasan korupsi di negeri ini berjalan terus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar