Sabtu, 26 Februari 2011

Belajar Dari Pengamen

Pengamen selama ini identik dengan orang terpinggirkan, orang kurang berpendidikan,sehingga kadang-kadang tingkah lakunya pun dicap kurang terpuji, kurang terdidik atau kurang apalah. Tapi sesungguhnya dari mereka kita bisa belajar sesuatu yang tidak pernah kita dapatkan di bangku sekolah. Apakah itu?
Kita bisa belajar memilih teman menggunakan metode yang biasa digunakan oleh para pengamen saat memilih warung makan di daerah asing atau daerah yang belum pernah dikunjungi. Hanya dengan modal seadanya, biasanya mereka akan berusaha untuk memilih makan di warung yang murah meriah dengan rasa yang menurut mereka tidak kalah dengan restoran berbintang. Dengan hanya mengandalkan instingnya mereka mengamati sekitarnya, saat melihat suatu warung yang ramai dikunjungi orang yang sekelas pengamen, mereka sudah bisa menduga kalau warung tersebut memiliki keunggulan rasa enak dan harga yang terjangkau. Karena pastinya warung seperti itu tak akan sepi dari pengunjung.
Begitupun dalam memelih teman, kita bisa melihat dari seberapa banyak dia mempunyai teman. Orang yang ramah, baik hati dan pintar bergaul biasanya dia mempunyai banyak teman dari berbagai kalangan. Mereka berteman dengan dia punya banyak teman, bukan karena seide, mempunyai kekayaan sama, atau ingin memanfaatkan dia untuk suatu tujuan. Mereka berteman dengannya karena memang mereka merasa aman berada di dekatnya. Meski tidak selalu bisa menyelesaikan masalah yang mereka hadapi, tapi biasanya dia bisa memberi rasa aman pada orang-orang disekitarnya, baik secara sikap maupun secara nasehat.
Lain halnya jika kita berteman dengan orang yang seide atau setujuan.Biasanya pertemanan model seperti ini memang awalnya banyak teman, tapi saat merasa ide/tujuan sudah mulai beda baik itu akhir dari tujuan tersebut ataupun jalan untuk mencapainya biasanya persahabatan seperti ini akhirnya juga kan berakhir. Oleh karena itu persahabatan/ pertemanan yang hadir diantara mereka silih berganti tergantung ide dan tujuan yang ingin dicapai.
Sekarang tinggal kita yang bisa mengambil pelajaran dari kasus mereka. Mau mengambil ilmu yang dimiliki dari seorang pengamen atau mau hanya berteman berdasarkan ide dan tujuan saja seperti para politikus. Tinggal kita saja yang bisa menetukan.


Denpasar, 26022011.1218

Masopu

Note: tulisan ini terinspirasi dari sebuah note yang ada dalam novel Makrifat Cinta karya Taufiqurrohman Al Aziziy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...