Senin, 28 Februari 2011

Monoloq keangkuhanku

Malam telah membasahi seluruh mayapada ini.

Suara serangga semakin lama semakin terdengar merdu mengisi setiap sisi gendang telingaku.

Entah sudah berapa lama aku tergagap oleh senandung kesunyian dalam hatiku

Yang mengalir bersama dengan denyutan jantungku memompa darah ke seluruh bagian tubuhku.


Semakin kuresapi kesunyian ini,

Semakin aku merasakan kedamaian yang telah lama menyepi dalam diriku,

Bahkan relung hatiku terdalam pun tak mampu mengingat kapan terakhir kalinya senandung kedamain itu menghiasi hatiku.


Beribu waktu sebelumnya,

Hari-hariku nampaklah indah di pandangan tiap mata yang memperhatikanku.

Dari saat aku terjaga dari tidurku

Sampai bila aku terbuai dalam ayunan mimpi-mimpi yang terus menelanjangi malamku,

Mata-mata itu terus menguliti semuanya.

Seakan tiada lagi yang mampu kusembunyikan dari mereka,

Selain kebahagian semu yang kurasakan.


Kebahagian semu?………………………..

Ya kebahagian yang hanya nampak diluaran saja,

Sementara di dalamnya hanya kerapuhan hati berbalut sejuta tanya mengiringi.

Sejuta beda yang semakin terasa membakar jalinan kasihku,


Walau berbagai cara dan jalan telah kucoba mencari kesamaan denganmu.

Walau berbagai terjalnya jalan telah kudaki tuk mengerti dirimu,Mengenali adanya dirimu

Tapi semua terasa semakin sia-sia saat aku merasa titik keasabaran di hatiku semakin mendidih terpanggang lakumu yang semakin melemahkan jiwaku.


Kamu yang dulu begitu menarik,begitu cantik

Dan begitu menggoda serta beribu daya pikat yang membuatku terpesona.

Hingga membuatku begitu terlena.

Membuatku begitu tergoda untuk mendapatkanmu, kini semakin jauh berubah.


Tawa manjamu, lenguhan nakalmu kini tak lagi mampu aku kenali.

Kamu seperti mahluk dari planet antah berantah yang tak mampu lagi aku kenali.

Hingga membuatku merasa tak lagi layak ada disisimu.


Tapi itu dulu kawan.

Kini semua telah berubah kawan.

Tersentak aku dari buaian mimpi itu kawan.

Bukannya aku tak pantas untukmu kawan.

Bukanlah aku yang terlalu hina untuk sekedar mendekatimu apalagi mendampingimu di sisa hidupmu nanti.

Tapi kamu yang tak pantas kawan.


Aku tersadar kini kawan.

Tak sepantasnya aku merendahkan diriku di ujung kakimu.

Tak sepantasnya aku mengemis cinta darimu.

Karena ternyata sikapmu lah yang membuatmu tak seharusnya aku perlakukan sebagai mahluk mulia kawan.

Lakumu tak mencerminkan lagi kelayakanmu untuk menemaniku.

Karena ternyata aku lebih layak untuk mendapatkan yang lebih mulia darimu.

Yang lebih segalanya darimu.


Ahhhh………

Ternyata cinta telah membutakan mataku kawan.

Telah menulikan telingaku dari kebenaran yang tersembunyi.

Tapi sungguh beruntungnya aku kawan.

Nuraniku masih mampu melihat semua itu.

Nuraniku ternyata masih mampu membaca kekuranganmu.


Dulu bolehlah aku membelamu dari segala tuduhan yang teralamatkan terhadapmu.

Dulu bolehlah aku menghardik setiap orang yang bercerita buruk tentangmu.

Tapi Itu dulu kawan, tidak untuk sekarang.

Sekarang aku malah bersyukur jika ada hal-hal yang tiada pernah kutahu ternyata ada padamu,

Karena semakin meyakinkanku jika memang kamu tak sepantasnya untukku.


Aku terlalu baik untukmu.

Aku terlalu sabar untuk menerima kepongahanmu.

Dan aku terlalu jujur untuk kamu perdaya lagi.


Selamat tinggal kawan.

Tak kan lagi kuratapi ketiadaanmu disisiku.

Takkan lagi kumenantikanmu sebagai kekasih.

Aku akan tetap disini untuk menantimu sebagai sahabat.

karena itulah yang sepantasnya kamu dapatkan dariku,

Setelah semua lakumu kepadaku.


Tak akan kubiarkan lagi bunga cinta itu bersemi di sini, di hatiku.

Aku hanya ingin menyemai benih persahabatan untukmu.

Tak ingin ku menuai badai permusuhan, meski bibit persahabatan yang tersemai dulu telah ternoda.

Mulai kini dan sampai nanti kita tetap akan bersahabat.


Denpasar. 28022011.0351

Masopu

NOTE: Terinpirasi dari status seorang teman Fbku beberapa waktu yang lalu



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...