Jumat, 29 Juli 2011

( Bagian 16 ) Vonis Hukuman

Waktu terus berlalu begitu cepat. Setelah melalui proses penyidikan serta pengadilan yang lama dan berbelit selama lebih dari 2 bulan, akhirnya hari ini Arya harus mendengar vonis yang akan dibacakan oleh hakim. Matanya terlihat semakin kuyu, sementara wajahnya yang dulu kelihatan berseri kini dihiasi lingkaran hitam di sekitar kelopak matanya. Lingkaran yang menandakan betapa berat beban yang dia pikul akibat tuduhan yang tidak pernah dilakukannya.


Saat jam dinding di rutan tempatnya ditahan berbunyi 10 kali, muncul 4 orang petugas berseragam lengkap dengan senjata menggantung di depan dadanya mendekati ruang tahanannya. Setelah berbicara sebentar dengan petugas yang berjaga di depan selnya, akhirnya mereka membawa Arya ke mobil jemputan. Segera mereka meluncur ke kantor pengadilan dengan kawalan mobil polisi di bagian depan dan belakangnya.

Saat kaki Arya menginjak pelataran kantor pengadilan, tampak kerumunan wartawan dan pengunjung yang akan menyaksikan pembacaan vonis tersebut berbaur. Sementara di beberapa sudut bangunan serta di bagian luar gerbang pengadilan polisi berpakain lengkap dengan tameng berjaga dengan sikap siaga. Di sisi lainnya tampak juga mobil taktis parkir menghadap pintu gerbang bersisian dengan beberapa polisi dan anjing-anjing terlatihnya bersiaga pula.

Suatu pengamanan yang cukup maksimal untuk sidang kasus kerusuhan yang menghebohkan tersebut. Kasus kerusuhan yang menurut para penyidik saat diwawancara berbagai media adalah kasus kerusuhan SARA yang rawan adanya demo dan kerusuhan susulan jika vonis yang diterima tidak sesuai dengan harapan.

Dengan dikawal 4 orang yang menjemputnya di rutan tadi, Arya memasuki ruang sidang dengan diiringi tatapan mata penuh cibiran dari pengunjung sidang. Saat itu mata Arya menangkap bayangan wajah cantik Aneeva sedang duduk dibangku terdepan. Tampak Septian dan Anita serta beberapa orang berusaha menghibur dan menguatkan hati Anee dalam menghadapi apapun keputusan dari hakim nantinya.

Setelah Arya dan semua pengunjung serta jaksa dan tim pembela duduk dengan tertib, hakim ketua membacakan keputusannya untuk kasus tersebut. Dengan berbagai pertimbangan baik yang memberatkan dan yang meringankan akhirnya hakim sampai pada keputusan untuk mengganjar Arya dengan hukuman 7 tahun penjara dipotong masa tahanan.

Mendengar keputusan tersebut jaksa penuntut umum dengan menyatakan menerima. Sementara Arya dan tim kuasa hukumnya langsung menyatakan banding. Mereka yakin bahwa Arya tidak bersalah, Keterangan saksi dan juga barang bukti yang ditunjukkan pada proses sidang tidak benar.

" Kami akan mengajukan banding " Kata Arya sesaat setelah hakim mengetukkan palu keputusannya tiga kali.

" Silahkan anda dan tim kuasa hukum anda untuk menyiapkan segala sesuatu untuk dibawa ke sidang bandinh nantinya " Jawab hakim ketua dengan sorot mata tajamnya.

Anee hanya tergugu dalam pilu mendengar keputusan itu. Sedari awal dia yakin jika suaminya hanya dijadikan kambing hitam atas kasus kerusuhan tersebut. Meski barang bukti, keterangan saksi dan juga beberapa terdakwa menguatkan keterlibatan Arya sebagai otak kerusuhan, tapi Anee tetap percaya jika suaminya tidak bersalah dan menjadi korban konspirasi.

Septian yang melihat Anee tergugu segera menghampirinya dengan langkah bergegas. Dihiburnya Anee dengan kata-kata apa saja yang terlintas dalam benaknya. Dia berjanji akan memperjuangkan kebebasan Arya dari semua tuntutan tersebut.

" Sudahlah Anee tak ada gunanya kamu teruskan tangismu. Banyak hal yang harus kita lakukan agar bisa membebaskan Arya dari semua tuntutan brengsek ini An. Aku dan Anita tak akan membiarkanmu dan Arya menjadi tumbal untuk sebuah kasus yang tidak pernah kalian lakukan. Aku yakin aku dan Anita bisa menemukan bukti ketidak terlibatan Arya dari semua kasus ini. Tapi sebelum itu jamu harus bantu kami. " Hibur Sepetian.

" Apa yang bisa aku lakukan sekarang mas Septian? " Tanya Anee di sela-sela tangisnya.

" Sekarang berhentilah menangis. Yakinlah kita bisa selesaikan kasus ini "

" Iya mas. " Jawab Anee sambil mengusap air matanya.

" Sekarang kamu hampiri Arya dan ucapkan padanya kami tak akan meninggalkannya berjuang menemukan keadilan untuknya. Kami akan membantu kamu dan Arya. "

" Tapi kami tidak punya uang untuk membayar mas? "

":Gak usah kamu pikirkan biaya untuk kami. Kami akan membantumu sebagai sahabat, bukan pengacara profesional yang butuh bayaran " Tegas Septian.

" Tapi mas? "

" Tak ada tapi-tapian. Kami melihat ada kasus besar yang tersembunyi di balik semua ini. "

" Kasus besar mas? "

" Iya. Tapi kami tidak bisa berbicara banyak sekarang. Kamu yang sabar ya. "

" Iya mas. " Jawab Aneeva yang kemudian berdiri menghampiri suaminya yang telah bersiap untuk kembali ke rutan tempatnya ditahan selama ini dengan kawalan keempat pengawalnya tadi.

Saat sudah berdiri di depan suaminya Anee segera memeluknya. Air matanya kembali berderai Tapi sesaat kemudian dia sudah bisa menguasai dirinya dan segera berbicara seprti apa yang telah Septian katakan tadi. Arya hanya mengangguk saja mendengar bisikan halus istrinya tersebut.

Aneeva, Arya, Septian dan Anita tidak menyadari jika selama ini gerak-gerik mereka terus diawasi oleh seseorang yang memakai topi bisboll dan duduk di sudut ruang sidang tersebut. Matanya yang tersembunyi di balik kacamata hitam  terus mengawasi mereka berempat. Sementara bibirnya terus komat-kamit seoerti sedang berbicara dengan seseorang di seberang saluran.

" Joni bagaimana perkembangan sidang kasusmu itu? " tanya suara di seberang.

" Baik pak. Sang tokoh sekarang telah mendapat vonis dari hakim pak "

" Oh Ya? Berapa ? "

" 7 tahun pak. Tapi....."

" Tapi kenapa Jon? "

" Mereka mau mengajukan banding pak. Bagaimana langkah selanjutnya? "

" Kamu harus beresin semua bukti kasus tersebut. Apalagi yang bisa mengarah pada keterlibatan kita pak. "

" Sudah saya lakukan pak "

" Bagus kalau begitu. Sekalian nanti kamu buat bagaimana agar Arya bisa kita bungkam pas di dalam penjara! "

" Caranya pak? "

" Aku sudah punya beberapa ide. Untuk jelasnya nanti aku e-mail ke kamu ya. "

" Siap Pak."

" Ok segera tinggalkan ruang sidang itu sekarang. Jangan lupa untuk segera membereskan para saksi dan juga barang bukti sehalus mungkin ya. "

" Siap pak "

" Ok Jon. " Kata seuara di seberang sambil menutup telepon mereka.

Joni segera melangkah pergi saat dilihatnya Arya sudah digelandang kembali oleh petugas pengawalnya. Tanpa banyak kesulitan Joni segera terlihat ikut dalam kerumunan beberapa orang wartawan yang mencoba mewawancara Anee, Septian dan Anita yang baru keluar dari ruang sidang. Setelah berbasa-basi sebentar, Anee, Anita dan Septian masuk ke mobil avanza hitam mereka dan segera meninggalkan kantor pengadilan. Joni segera pergi juga setelah membuat beberapa catatan tentang hasil wawancara tersebut sebelum akhirnya ikut meninggalkan kantor pengadilan.

------------------

Denpasar, 29072011.1503

Masopu

Note : Cerbung sebelumnya 
baca di sini : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,13,  14, 15
Terima kasih D A T tuk tantangannya ya. Kucoba terus selesaiin ini
 Gambar Minjam di blog Yustisi

2 komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...