Kisahku ini hanya cerita lama setahun yang lalu. Malam itu adalah malam minggu pertama saya menikmati indahnya pulau Dewata. Jam baru menunjukkan pukul 20.00 wib saat seorang teman yang telah lama tinggal di sini menjemputku di tempat aktifitas. Dengan mengendarai Avanza silver dia mengajak saya dan 5 orang teman untuk keliling Denpasar sebelum nantinya akan nongkrong di pantai Kuta.
Karena tujuan awalnya adalah pantai Kuta, tanpa pikir panjang saya ikut saja bersama mereka. Alangkah terkejutnya saya, saat tiba-tiba arah mobil berubah ke arah Sukawati. Ternyata kekagetan itu menjadi nyata, saat mobil masuk ke pelataran parkir sebuah diskotek. Dari luar gedung, Dentuman house musik begitu memekakkan telinga. Pikiran saya pun jadi tak karuan. Ingin bertahan di mobil gak enak, ikutan masuk juga saya hanya bisa menikmati live musicnya tanpa ikutan minum minuman beralkohol.
Ketika kami berenam telah mendapat kursi, segera temanku tersebut bersama seorang teman lokal memesan minuman. Ternyata mereka mengerti jika saya dan seorang lagi teman tidak mau ikut minum beer. Teman-teman memesankan 2 gelas minuman non beer. Sambil minum, keempat teman saya asyik menggerayangi seorang waitres cantik nan seksi yang menemani kami. Setelah lumayan lama, akhirnya acara minum-minum tersebut usai.
Begitu keluar dari situ, saya berpikir kami akan langsung ke Kuta. Tapi apa lacur, saat mobil kembali berbelok ke arah Padang Galak. Bagi teman-teman yang telah lama atau pernah tinggal di sini pasti tahu daerah tersebut daerah apa. Ternyata teman-teman menjebak saya untuk masuk ke lokalisasi tersebut. Dengan langkah berat dan menggerutu dalam hati saya ikuti langkah mereka menuju ke lokasi lokalisasi.
Dengan santainya mereka keluar masuk wisma-wisma yang ada di situ. Dari satu wisma ke wisma lainnya kami disambut senyuman manis nan menggoda dari para penghuniya. Sementara alunan musik dari wisma ke wsima lainnya berlainan. Mulai dari musik dangdut jadul yang mendayu hingga musik dangdut koplo, dari lagu daerah seperti kendang kempul Banyuwangi dan Campur sari sampai house music bergantian mengiringi langkah-langkah para pencari kenikmatan semu yang datang.
Setelah keluar masuk beberapa wisma, akhirnya tiga orang teman telah mendapatkan wanita pilihannya yang kan coba tuk hapuskan aroma alkohol dari bibir mereka. Sementara saya yang memang tidak antusias dengan hal itu hanya duduk-duduk saja di kursi bagian depan sebuah wisma yang tengah rame pengunjung dengan iringan lagu dangdutnya yang mendayu. Saat itu kulihat begitu banyak pengunjung yang berlalu lalang di sana.
Saat sedang duduk bersama seorang teman lainnya yang tadi pas ke diskotek gak ikutan minum juga, kami didekati 2 orang wanita berbaju seksi dengan make up menornya. Setelah berbasa-basi sekian lama, mereka mencoba memancing nafsuku, agar bisa mendapatkan pelanggan yang menurut mereka adalah pelanggan pertamanya malam itu. Meski bujuk rayu mereka begitu menggoda bahkan saat salah seorang dari mereka dengan agresifnya melingkarkan lengannya di leher saya tapi hal itu tak membuat saya terpengaruh tuk mencobainya.
Dalam hati saya terus menggerutu, kemana sih teman-teman kok lama banget. Mana tangan wanita tersebut makin agresif menarik saya ke dalam rengkuhannya yang nakal. Sesekali tangannya nakal menarik-narik hidung saya yang memang gampang tarikannya sambil berkata ” Duh bagusnya hidungmu, andai hidungmu adalah hidungku pasti aku jadi primadona disini”. Beruntung posisi tangan saya saat itu lagi sedakep memeluk kaki kanan yang posisinya saya naikkan satu di kursi tuk menopang dagu, jadi agak susah bagi dia tuk menarik saya lebih rapat dalam pelukannya. Sementara teman saya yang satunya ambil posisi badan seperti saya juga, cuman bedanya dia pura-pura tertidur sambil duduk, hingga tidak digangguin wanita yang lainnya.
Setelah bosan merayu saya dan teman saya yang satunya, Akhirnya itu cewek menyerah. Segera dia mengambil kursi plastik dan duduk ngobrol dengan saya, tanpa tangannya beraksi lagi. Dari obrolan itu akhirnya saya tahu siapakah dia, ststusnya apa, asal usulnya dari mana sampai alasan kenapa dia terlibat pekerjaan ini. Melihat dia dah gak terlalu agresif menggoda saya, kaki saya turunkan lagi agar lebih rileks dan sopan berbincang dengannya.
Sambil asyik bercerita dengannya, saya teringat kisah beberapa orang teman yang masih duduk di bangku SMA. Yups saya punya beberapa orang teman cewek yang sudah terlibat hal ini sejak masih duduk di bangku kelas 1 SMA. Bahkan ada seorang teman cewek yang sudah meninggal karena kecelakaan bercerita jika dia dah menjadi wanita panggilan sejak kelas 3 SMP dan dalam setahun dia pernah aborsi 2 kali. Pikiran saya terus menerawang ke teman-teman yang terlibat bisnis tersebut. Bagaimana saat di dalam kendaraan umum pun, jika dah tak dapat tempat duduk, mereka seenaknya saja naruh pantatnya di pangkuan teman cowoknya.
Ternyata wanita muda di depan saya ( meski usia sebenarnya malah di atas usiaku ) itu terlibat prostitusi karena telah bercerai dengan suaminya. Saat itu dia sudah punya seorang anak yang ditinggalkan di kampung halamannya. Demi memenuhi kebutuhan anaknya, dia mengembara ke Bali ikut ajakan teman sekampungnya dan terjerumus ke lokalisasi.
Tak terasa waktu 1,5 jam telah terlewati dengan hanya mengobrol bersama seorang wanita yang kurang beruntung tersebut. Selain rasa syukur karena saya tak sampai terjerumus ke dalam hal yang tak pernah saya ingin lakukan jika bukan dengan pasangan resmi saya, hati saya terenyuh mendengar cerita dan pengakuan wanita tersebut. Sebuah pengakuan yang sulit saya bayangkan jika sampai menimpa adik saya.
Dalam hati saya hanya bisa berdo’a tuk wanita tersebut semoga dia bisa segera keluar dari pekerjaannya tersebut dan suatu saat nanti bertemu dengan lelaki baik yang mau menerima dia apa adanya. Mau menuntun dia ke jalan hidup yang lebih baik dari yang dia jalani saat ini. Dan semoga tidak ada anggota keluarga saya yang terlibat di dalamnya.
————
Denpasar, 03042011.1152
Masopu
Note | Nama sengaja tidak saya cantumkan di sini, agar tidak menyinggung dan melukai perasaan orang lain.
Karena tujuan awalnya adalah pantai Kuta, tanpa pikir panjang saya ikut saja bersama mereka. Alangkah terkejutnya saya, saat tiba-tiba arah mobil berubah ke arah Sukawati. Ternyata kekagetan itu menjadi nyata, saat mobil masuk ke pelataran parkir sebuah diskotek. Dari luar gedung, Dentuman house musik begitu memekakkan telinga. Pikiran saya pun jadi tak karuan. Ingin bertahan di mobil gak enak, ikutan masuk juga saya hanya bisa menikmati live musicnya tanpa ikutan minum minuman beralkohol.
Ketika kami berenam telah mendapat kursi, segera temanku tersebut bersama seorang teman lokal memesan minuman. Ternyata mereka mengerti jika saya dan seorang lagi teman tidak mau ikut minum beer. Teman-teman memesankan 2 gelas minuman non beer. Sambil minum, keempat teman saya asyik menggerayangi seorang waitres cantik nan seksi yang menemani kami. Setelah lumayan lama, akhirnya acara minum-minum tersebut usai.
Begitu keluar dari situ, saya berpikir kami akan langsung ke Kuta. Tapi apa lacur, saat mobil kembali berbelok ke arah Padang Galak. Bagi teman-teman yang telah lama atau pernah tinggal di sini pasti tahu daerah tersebut daerah apa. Ternyata teman-teman menjebak saya untuk masuk ke lokalisasi tersebut. Dengan langkah berat dan menggerutu dalam hati saya ikuti langkah mereka menuju ke lokasi lokalisasi.
Dengan santainya mereka keluar masuk wisma-wisma yang ada di situ. Dari satu wisma ke wisma lainnya kami disambut senyuman manis nan menggoda dari para penghuniya. Sementara alunan musik dari wisma ke wsima lainnya berlainan. Mulai dari musik dangdut jadul yang mendayu hingga musik dangdut koplo, dari lagu daerah seperti kendang kempul Banyuwangi dan Campur sari sampai house music bergantian mengiringi langkah-langkah para pencari kenikmatan semu yang datang.
Setelah keluar masuk beberapa wisma, akhirnya tiga orang teman telah mendapatkan wanita pilihannya yang kan coba tuk hapuskan aroma alkohol dari bibir mereka. Sementara saya yang memang tidak antusias dengan hal itu hanya duduk-duduk saja di kursi bagian depan sebuah wisma yang tengah rame pengunjung dengan iringan lagu dangdutnya yang mendayu. Saat itu kulihat begitu banyak pengunjung yang berlalu lalang di sana.
Saat sedang duduk bersama seorang teman lainnya yang tadi pas ke diskotek gak ikutan minum juga, kami didekati 2 orang wanita berbaju seksi dengan make up menornya. Setelah berbasa-basi sekian lama, mereka mencoba memancing nafsuku, agar bisa mendapatkan pelanggan yang menurut mereka adalah pelanggan pertamanya malam itu. Meski bujuk rayu mereka begitu menggoda bahkan saat salah seorang dari mereka dengan agresifnya melingkarkan lengannya di leher saya tapi hal itu tak membuat saya terpengaruh tuk mencobainya.
Dalam hati saya terus menggerutu, kemana sih teman-teman kok lama banget. Mana tangan wanita tersebut makin agresif menarik saya ke dalam rengkuhannya yang nakal. Sesekali tangannya nakal menarik-narik hidung saya yang memang gampang tarikannya sambil berkata ” Duh bagusnya hidungmu, andai hidungmu adalah hidungku pasti aku jadi primadona disini”. Beruntung posisi tangan saya saat itu lagi sedakep memeluk kaki kanan yang posisinya saya naikkan satu di kursi tuk menopang dagu, jadi agak susah bagi dia tuk menarik saya lebih rapat dalam pelukannya. Sementara teman saya yang satunya ambil posisi badan seperti saya juga, cuman bedanya dia pura-pura tertidur sambil duduk, hingga tidak digangguin wanita yang lainnya.
Setelah bosan merayu saya dan teman saya yang satunya, Akhirnya itu cewek menyerah. Segera dia mengambil kursi plastik dan duduk ngobrol dengan saya, tanpa tangannya beraksi lagi. Dari obrolan itu akhirnya saya tahu siapakah dia, ststusnya apa, asal usulnya dari mana sampai alasan kenapa dia terlibat pekerjaan ini. Melihat dia dah gak terlalu agresif menggoda saya, kaki saya turunkan lagi agar lebih rileks dan sopan berbincang dengannya.
Sambil asyik bercerita dengannya, saya teringat kisah beberapa orang teman yang masih duduk di bangku SMA. Yups saya punya beberapa orang teman cewek yang sudah terlibat hal ini sejak masih duduk di bangku kelas 1 SMA. Bahkan ada seorang teman cewek yang sudah meninggal karena kecelakaan bercerita jika dia dah menjadi wanita panggilan sejak kelas 3 SMP dan dalam setahun dia pernah aborsi 2 kali. Pikiran saya terus menerawang ke teman-teman yang terlibat bisnis tersebut. Bagaimana saat di dalam kendaraan umum pun, jika dah tak dapat tempat duduk, mereka seenaknya saja naruh pantatnya di pangkuan teman cowoknya.
Ternyata wanita muda di depan saya ( meski usia sebenarnya malah di atas usiaku ) itu terlibat prostitusi karena telah bercerai dengan suaminya. Saat itu dia sudah punya seorang anak yang ditinggalkan di kampung halamannya. Demi memenuhi kebutuhan anaknya, dia mengembara ke Bali ikut ajakan teman sekampungnya dan terjerumus ke lokalisasi.
Tak terasa waktu 1,5 jam telah terlewati dengan hanya mengobrol bersama seorang wanita yang kurang beruntung tersebut. Selain rasa syukur karena saya tak sampai terjerumus ke dalam hal yang tak pernah saya ingin lakukan jika bukan dengan pasangan resmi saya, hati saya terenyuh mendengar cerita dan pengakuan wanita tersebut. Sebuah pengakuan yang sulit saya bayangkan jika sampai menimpa adik saya.
Dalam hati saya hanya bisa berdo’a tuk wanita tersebut semoga dia bisa segera keluar dari pekerjaannya tersebut dan suatu saat nanti bertemu dengan lelaki baik yang mau menerima dia apa adanya. Mau menuntun dia ke jalan hidup yang lebih baik dari yang dia jalani saat ini. Dan semoga tidak ada anggota keluarga saya yang terlibat di dalamnya.
————
Denpasar, 03042011.1152
Masopu
Note | Nama sengaja tidak saya cantumkan di sini, agar tidak menyinggung dan melukai perasaan orang lain.
- Foto minjam di statusbook comunity
munafik
BalasHapusTerima kasih untuk hardikannya.
Hapusjika berani menghujat maka bertanggungjawab
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuscerita yang bagus mas
BalasHapusggwp
BalasHapus