Sabtu, 30 April 2011

Gara-gara Susu Malinda

Suatu sore seperti biasa dua orang karib yang telah bersahabat seumur hidup mereka bertemu dan nongkrong di warung kopi kelas rakyat. Tedjo dan Slamet ( Maaf pak Bain saya pinjam brand anda ya ) nongkrong di warung kopi mang Ujang yang suka bertelanjang dada saat terik mentari mengguyur bumi sekitarnya.
Setelah memesan kopi dan semangkuk mie goreng khas warung pinggir jalan, Tedjo dan Slamet duduk di dipan panjang yang biasa ada di depan warung. Segera mereka menggelar papan skak yang tersedia di sana. Dengan gaya yang tak kalah dengan gaya Anatholy Karpov dan Garry Kasparov saat beradu otak-atik memainkan bidak catur yang seakan bernyawa beberapa tahun yang lalu. ( Kalau nama Karpov dan Kasparov aku hanya tahu lewat ensiklopedia saja, belum sempat kenalan, alasan mereka sih buat apa kenalan sama anak kecil bau kencur sepertiku. hehehehehehehe. Gak penting ya. )
Baru saja mereka bermain beberapa bidak, Tedjo dan Slamet sudah terlibat pembicaraan serius khas penikmat kopi pinggir jalan ( Kalau ini mah pengalaman pribadi sebagai penikmat kopi sejenis ). Awalnya sih hanya bercerita tentang kontropersi ( Maklum ngikut lidah Slamet yang gak bisa ngomong V. V dilidah Slamet jadi P ) pertandingan liga Champion antara Real Madrid dan Barcelona yang penuh aksi diving dan keras terus ngelantur gak jelas kemana-mana, akhirnya nyasar ke kontropersi si Malinda Dee ( Hemmm ngebayangin aksinya apa orangnya yang sangat bohaaayyy ya? )
" Djo kuwe tahu gak kabar kasus si Malinda Dee itu gimana? " Tanya Slamet yang bergaya presenter kelas kenthir.
" Ya tahulah Met. Emang kenapa sih? " sahut Tedjo sambil asyik memperhatikan bidak Skaknya yang mulai terdesak dengan serangan berantainya Slamet.
" Wah aku gak apdet beritane jih, ono berita apalagi saiki Djo? "
" Mangkane to Met, kalau nonton Tv jangan lihat sinetron yang gak mutu gitu to, sekali-kali lihat berita gitu, biar gak dikatain orang katrok." Jawab Tedjo yang mulai sok-sokan gitu.
" Berita opo maneh Djo "
" Eh Met, Kuwe tahu ora lek MAlinda kemarin itu bernyanyi di hadapan media? "
" Bernyanyi opo to Djo? Nyanyi Cinta satu malam ya? " Kata Slamet sedikit mengernyitkan dahinya kas pak guru yang lagi bingung mikirin rumus matematika yang membingungkan ( Semoga pak Bain bukan guru Matematika, biar aku gak disemprot nantinya wkwkwkwkwk).
" Ngawur ae, iku lak Melinda sing sijine rek, Ini Si Malinda Dee si semok pembobol Bank itu Met. Dia menyanyi kalau ternyata aksinya itu diketahui sama atasannya. Dan atasannya hanya diam saja melihat ulahnya, karena pihak Bank tempatnya bekerja juga mendapatkan keuntungan dari aksi pencucian uangnya. " Kata Tedjo sok seperti pakar gitu.
" Wah gimana caranya mencuci uang Djo? Emang gak takut sobek uangnya kalau dicuci?" tanya Slamet keheranan.
" Dasar Slamet, Bukan mencuci dalam artian podo karo kuwe lek ngumbah klambi Met. ?
" La terus artne opo to Djo? "
" Aku dewe gak bisa ngejelasin Met, karena aku dewe cuman pinjam omongan pengamat Met." Jawab Tedjo sekenanya sambil garukin rambut tipisnya yang baru tadi pagi dipotong seklimis Cristiano Ronaldo.
" Oalah Djo, ternyata awak dewe iki podo yo sewelas-rolas. tidak jauh beda. Podo dene" Semprot Slamet.
" Semprulll kuwe"
" La terus gimana lagi kelanjutannya si Malinda " Tanya Slamet
" Masih menurut pengamat perbankan yang diwawancara tadi siang, Jangan karena kasus Malinda, maka bank tempatnya bekerja dicap buruk seperti imejnya Malinda sekarang " Jawab Tedjo yang memang sok-sokan itu.
" Maksudmu seperti pepatah " Jangan karena nila setitik, rusak susu sebelanga " Gitu ta Djo?" Tanya Slamet bergaya nyambung dengan pembicaran yang gak jelas itu.
" Betul itu Met, Tapi peribahasanya diganti " Jangan Karena Nila Setitik, Rusak Susu Se-Malinda " Karena ternyata susunya Malinda segede belanga.  hahahahahaha" Kata Tedjo diiringi tawa ngakak tedjo yang penuh art.
" Dasar otak maksum kuwe ki Djo " kata slamet yang ternyata juga ikut membayangkan dada Malinda yang oper gede gitu.
13041670251434946904
-----------
Denpasar, 3042011.1925
Masopu lagi pingin cerita kenthir
Mau Cerita lainnya, mampir ke sini ya
Note : certita terinspirasi dari judul sebuah tulisan tentang PLN di Radar Bogor.

3 komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...