Kamis, 27 Januari 2011

Cintaku Tertawan Pak Polisi

“Vit aku mau melamarmu.” Kata Beni

Duh kenapa kata itu begitu indah. Mas Beni benar-benar tahu jika selama ini aku mengharapkan hal itu keluar dari mulutnya. Meski baru sekarang kau mengatakannya, aku sangat suka mas. Kau tahu kan mas, sejak aku resmi jadi pacarmu 15 bulan lalu, kata-kata itu selalu aku nanti. Dalam mimpi aku selalu berharap kamu mengatakannya. Dan kini saat kau hadir di acara wisudaku, kau ucapkan kata itu. Itu kado terindah yang pernah aku terima seumur hidupku untukmu mas Beni. Lebih indah dan berarti dari gelar cumlaude yang aku terima. Terima kasih sayang, aku akan menunggu lamaran resmimu untukku. Dan aku berjanji, aku akan selalu menjaga ketulusan cinta ini untukmu.

=============

18 bulan sebelumnya

Braakk…… Aku terkejut saat mobil di depanku berhenti mendadak. Segera aku menginjak rem mobilku dan berhenti . Aku turun dan aku makin terkejut saat aku lihat seorang polisi tergelatak di jalanan tak jauh dari mobil yang depanku.

” Ah gara-gara nyetir sambil baca sms gini dah jadinya, hilang konsentrasi akhirnya nabrak orang lagi” Gurutuku untuk pengemudi mobil di depanku tadi sambil mendekati polisi yang ditabrak mobilnya tadi.

” Pak tolong bantu saya untuk membawa polisi ini ke rumah sakit pak” Kataku minta tolong ke seorang pengguna jalan yang lewat. Dengan susah payah aku memasukkan polisi tersebut ke dalam mobilku dan segera membawa ke rumah sakit terdekat.

Sesampainya di rumah sakit segera polisi naas tersebut ditangani oleh seorang dokter jaga. Tak berapa lama setelah masuk ke ruang perawatan, muncul seorang perawat yang memberi tahu kalau polisi tersebut tidak mengalami luka yang parah hanya pergeseran sendi lututnya. Dan menurut perawat tersebut dia hanya butuh waktu sekitar 7-10 hari untuk menjalani perawatan di rumah sakit.

Sekitar sejam kemudian seorang dokter memanggilku dan memberi tahu kalau polisi korban tabrakan tadi ingin berbicara dengan aku. Segera kuambil tasku dan bergegas masuk ke ruang perawatan tersebut.

” Terima kasih mbak telah menolong dan mengantar saya ke rumah sakit ini. Mungkin jika tidak ketemu mbak, belum tentu saya segera dibawa ke rumah sakit.” Kata polisi tersebut sambil menyodorkan tangan kanannya menyalamiku.

” Jangan gitu pak, itu hanya kebetulan saja saya lewat. Pas lihat bapak tergeletak di jalan ya saya tolong saja ke rumah sakit pak” Jawabku

” Ah kamu bisa saja. Jangan panggil saya pak ya, saya masih muda kok dan belum berkeluarga. Gak enak banget dipanggil pak. Kayak yang sudah punya anak saja. Kenalin nama saya Beni Iriawan. Namamu siapa?” tanya polisi tersebut

” Saya Vita Mahadewi pak” jawabku

” Lo masih panggil pak, panggil namaku langsung saja gak apa-apa. aku baru kok jadi polisi. Baru 1 tahun6 bulan keluar dari pendidikan. ” Katanya lagi

” Iya mas Beni” Kataku sambil tersipu

” La gitu kan enak Vit. Kamu dah kerja apa masih kuliah sekarang?” Tanya Beni

” Saya masih kuliah mas. Tadi baru pulang kuliah pas lihat mas Beni tergeletak di jalan mas. Ngomong-ngomong saya kabari keluarga mas ya, tentang kejadian ini” kataku

” Gak usah Vit. Aku sudah tidak punya keluarga. Aku anak yatim piatu Vit.” Jawabnya

” Yatim piatu mas? yang benar mas? kalau gak aku telponin paman atau bibi mas? Mau gak?” Tanyaku sedikit tak percaya dengan yang dia katakan.

” Vit aku yatim piatu. Aku hanya punya seorang Bibi yang kebetulan sekarang jadi TKW di Hongkong. Jadi gak mungkin kamu kabari dia, andai bisa juga gak mungkin dia bisa pulang.”kata Beni sambil meringis menahan sakit.

” Terus nanti yang merawat mas siapa? Adakah teman mas sudah dihubungi mas?”Tanyaku

” Tadi saya sudah minta tolong suster untuk menelpon teman saya dan dia akan datang nanti setelah selesai dinas jam 7 malam.” Jawabnya

Setelah ngobrol lama dan panjang lebar akhirnya saya memutuskan untuk menjenguk dia setidaknya sehari sekali untuk membantu merawat luka-lukanya dan juga berkonsultasi dengan dokter. Waktu yang terus berlalu akhirnya membawa suasana keakraban antara aku dan dia semakin baik. Beni yang kelihatannya pendiam, ternyata seorang yang baik dan enak diajak ngobrol. Hari berganti tiada terasa, Selepas keluar dari rumah sakit aku sering membantu dia untuk melakukan check up ke rumah sakit sampai akhirnya dokter menyatakan kalau dia sudah sembuh seperti sediakala.

” Vit hari ini aku ingin bertemu denganmu. Kalau kamu gak keberatan entar malam aku tunggu kamu di Waroeng Keboen Cempaka Tantri jalan Padjajaran jam 7 malam.” begitu bunyi sms darinya di suatu pagi yang cerah yang segera aku balas dengan kata-kata iya.

Jam 7 malam tepat aku sampai di Waroeng Kebun Cempaka Tantri yang telah di sms-in ke aku tadi. Kulihat dia sudah menunggu di kursi pojok dekat jendela dengan pemandangan nampak terlihat indah dari view itu. Ya kerlipan lampu-lampu di perumahan mewah di sebelah kiri kursi yang kami duduki terlihat begiti indah dan menawan.

” Hi mas, dah lama menunggu di sini?” Sapaku berbasa-basi

” Hi Vit. gak lama, baru lima menitan saya nyampek. Saya baru pesan minuman untuk saya saja dan lagi disiapin. Kamu mau pesan minum apa Vit?” tanyanya

” Capuccino Ice saja mas” Kataku

” Mas tolong tambahin Capuccino Ice-nya satu ya mas” Kata Beni kepada pelayan restoran yang datang dengan senyum ramahnya tersebut.

Terus terang aku baru pertama kalinya ke restoran ini. Memang hampir tiap hari aku lewat di depan restoran ini, tapi baru sekaranglah aku ke sini, itupun setelah mendapat ajakan ketemuan dengan mas Beni di sini. Ternyata restoran ini tempat yang asik untuk nongkrong dan kebetulan malam ini ada acara musik yang diiringi oleh organ tunggal. Dan aku lihat selain pelayannya ramah, player musiknya juga jago mainnya. terbukti beberapa kali pengunjung yang ikutan nyanyi bisa diiringinya dengan baik.

” Mas ada apa sih mas ngajak aku kesini? Adakah hal penting yang ingin mas sampaikan kepada saya mas?” Tanyaku ke Beni setelah hampir 30 menit lebih kami ada di situ.

” Vit, kamu tunggu di sini ya. Aku mau ikutan menyanyi dulu.” Katanya tanpa menjawab pertanyaan yang aku berikan.

Beni segera berjalan menuju panggung kecil yang ada di depan pengunjung restoran tersebut. Dia berbicara sebentar dengan MC yang ada dan juga dengan player yang setia mengiringi penyanyi-penyanyi di cafe ini, maupun pengunjung yang ingin sumbang suara.

” Untuk semua pengunjung yang saya hormati, saya minta maaf karena mengganggu kenikmatan anda menikmati alunan musik yang ada di sini. Ijinkan saya menyanyikan sebuah lagu dari Yovie and Nuno yang berjudul ” Tak setampan Romeo” yang spesial saya nyanyikan untuk orang yang malam ini hadir menemani saya. Saya ingin menyatakan kalau saya mencintainya dan lagu ini khusus untuknya.Sekali lagi untuk Vita Mahadewi, saya mencintaimu” Kata-kata Beni sebelum menyanyi.

Deg. Detak jantungku seakan berhenti sesaat ketika dia menyatakan perasaannya dan lagu yang dia nyanyikan itu untuk aku. Meski aku tertarik padanya,Aku tak menyangka jika dia akan menyatakan di depan orang banyak seperti sekarang. Aku mendengarkan tepukan tangan yang meriah sesaat setelah dia menyatakan perasaannya. Ternyata suara Beni sangat enak untuk didengarkan, tak terasa syair lagu dan juga kata-katanya tadi telah mengaduk-aduk perasaan saya, sehingga tidak terasa ada butiran-butiran bening meleleh dari mataku. ya aku terharu mendengar kata-katany tadi dan ini membuat aku tak begitu konsentrasi dengan syair lagu tersebut. Pikiranku masih terbawa melayang mendengar kata-kata sebelum Beni menyanyi tadi.

Mimpikah aku kau ada disampingku
Yang selama ini jauh dari genggamanku
Aku pesimis merasa ini takkan mungkin
Berharap ini bukan cinta sesaatmu

Mungkin aku tak setampan romeo
Aku juga tak bergelimang harta
Namun tak ku sangka dapatkan dirimu
Yang lebih indah dari seorang juliette

Engkau kini bagaikan putri yang terindah
Menghiasi bunga ditaman jiwaku
Ku sadari banyak yang inginkan kamu
Berharap kamu untuk aku selamanya

Mungkin aku tak setampan romeo
Aku juga tak bergelimang harta
Namun tak ku sangka dapatkan dirimu
Yang lebih indah dari seorang juliette

Mungkin aku tak setampan romeo
Aku juga tak bergelimang harta
Namun tak ku sangka dapatkan dirimu
Yang lebih indah dari seorang juliette

Mungkin aku tak setampan romeo
Aku juga tak bergelimang harta

Mungkin aku tak setampan romeo
Aku juga tak bergelimang harta
Namun tak ku sangka dapatkan dirimu
Yang lebih indah dari seorang juliette

Namun tak ku sangka dapatkan dirimu
Yang lebih indah dari seorang juliette
” Bagaimana suaraku tadi Vit?” Tanya Beni yang tanpa aku sadari ternyata telah selesai menyanyi

“ Aaaapa mas?” Tanyaku tergagap sambil menyeka butiran air yang turun

” Bagaimana kamu mau menerima aku sebagai pacarmu gak Vit?” tanyanya

” Ma… ma….. mau mas. aku maku jadi pacarmu” Jawabku dengan muka memerah.

” Terima kasih Vit telah mau jadi pacarku. Aku sangat bahagia mendengarnya.” kata mas Beni sesaat sebelum mengecup keningku dengan spontan.

” Mas jangan gitu. gak enak dilihatin banyak orang tuh” Jawabku yang makin malu.

” Hehehehehehe sory ya, terlalu bahagia sampai lupa kalau kita tidak sedang berdua saja di sini.” Jawabnya

Setelah hampir 2,5 jam disana, akhirnya kami berdua memutuskan untuk pulang. Kami pulang dengan sejuta rasa yang menggelora di dada. Dan hari ini menjadi hari yang bersejarah bagi aku dan juga mas Beni. Kami resmi menjadi sepsang kekasih. Meski awal perkenalan aku dan mas Beni terjadi secara tidak sengaja.

Denpasar’, 24012011.0522

Masopu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...