Awal saya berkenalan dengan kompasiana adalah hobi saya yang suka baca. Karena seringnya saya baca kompas.com, suatu saat secara tak sengaja saya mengklik suatu tulisan dari kapiten joe tentang wacana pemindahan ibukota negara. Karena ingin komentar akhirnya saya daftar di kompasiana. Setelah itu tiap hari saya jadi ketagihan berkunjung ke kompasiana hanya untuk cari berita aktual. Setelah saya tahu di sini ada fasilitas untuk mengirim tulisan, akhirnya saya coba kirim tulisan pertama tentang sepakbola. Karena memang hal itu yang menarik untuk saya dan juga kebetulan memang sempat hobi main bola juga.
Setelah 2 bulan lebih saya bergaul dengan teman-teman kompasioner, saya menyimpulkan bahwa kompasiana sebagai media sharing dan conecting itu seperti sebuah tim sepakbola. Kenapa saya umpamakan seperti tim sepakbola, karena disini saya menemukan berbagai karakter kompasioner dalam membuat dan menanggapi tulisan hampir mirip dengan berbagai posisi pemain dalam tim sepakbola. Jika di sepakbola masing-masing pemain yang berbeda posisi bekerjasama untuk mencapai tujuan tim dalam mencetak gol ( kemenangan ), maka di kompasiana masing-masing kompasioner baik penulis artikel maupun komentator sama tujuannya yaitu sharing dan conecting.
Seiring berjalannya waktu kompasiana dihuni oleh orang-orang yang makin majemuk dan beraneka ragam sifat dan kepribadiannya, tapi hal itu tetap tak menyurutkan saya untuk tetap sharing sejauh yang saya mampu. Ya seperti seorang pemain bola yang berposisi di satu posisi, saya akan tetap sharing di bidang yang saya bisa sekalian tetap belajar dengan catatan teman-teman yang lain. Karena dari sanalah saya yakin suatu saat sedikit banyak catatan teman tersebut akan ada manfaatnya bagi saya.
Kembali ke kompasiana dan sepakbola. Di kompasiana saya melihat begitu banyak kompasioner yang ahli menulis baik itu di satu bidang saja ataupun di banyak bidang yang lain. Ada kompasioner yang sangat ahli menulis di bidang olahraga saja ataupun bidang agama saja, tapi tak jarang saya temui juga kompasioner yang bisa menulis di berbagai bidang dengan sama baiknya. Hal ini mirip dengan peran seorang pemain di tim sepakbola. Ada seorang pemain yang hanya bisa bermain di satu posisi saja misalnya sebagai bek atau striker, tetapi banyak juga pemain yang mahir bermain di banyak posisi. Nah seperti itulah penilaian saya tentang karakter para penulis di kompasiana sampai sejauh ini.
Jika di tim sepakbola ada pemain yang berposisi sebagai penyerang, pemain tengah, pemain belakang dan kiper yang berposisi dan mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Maka di kompasiana juga ada posisi ( dalam hal ini lapak-lapak khusus ) sesuai dengan bidang tulisan yang mau di-share untuk para kompasioner. Tapi tetap muara dari itu adalah untuk berbagi dengan kompasianer baik yang aktif ( yang punya akun ) maupun yang pasif ( yang sekedar baca tanpa mau komentar ataupun mempublish tulisannya/yang tidak punya akun ).
Di tim sepakbola tiap-tiap pemain punya karakter bermain yang berbeda-beda, meski kadang posisi mereka sama, apalagi jika posisi yang pemain tempati berbeda maka pasti berbeda pula karakternya. Ada pemain yang sangat-sangat menjunjung tinggi sportivitas, ada yang sedikit nakal bahkan ada yang super nakal alias bad boy. Di kompasiana hal tersebut juga ada. Ada kompasiana yang sangat santun dalam membuat tulisan dan menanggapi komentar yang masuk, tapi tak jarang ada pula yang sedikit emosional sampai yang bertipe bad boy juga ada.
Jika di sepakbola untuk mengakomodir dan melindungi masing-masing pemain dengan kekhasan karakternya maka dibuatlah sebuah peraturan yang melindungi masing-masing pemain tersebut dari kejahilan pemain lain yang bisa membahayakan karir yang bersangkutan. Maka di kompasianapun hal itu juga di berlakukan. Peraturan yang dibuat bukan untuk mengekang sisi kreatifitas pemain/kompasioner, tapi untuk melindungi masing-masing kompasioner agar tetap pada koridornya.
Jika di sebuah pertandingan sepakbola ada wasit yang selalu menjadi hakim untuk memperingatkan dan memberi hukuman untuk setiap pelanggaran yang terjadi. Teguran itu bisa berupa lisan, pemberian kartu kuning sampai kartu merah untuk pemain nakal. Maka di kompasiana peran wasit diambil oleh tim admin yang berfungsi serupa. Sejauh yang saya tahu admin sering memberi peringatan mulai dari yang ringan berupa teguran sampai yang berat yakni membekukan akun yang suka melanggar, ya miriplah dengan wasit dan kartu-kartunya yang selalu menemani. Dan yang pasti admin selalu berpegangan pada aturan yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Meski kepemimpinan admin kompasiana kadang dianggap berpihak pada suatu golongan tertentu, tapi memang nilai keadilan/keberpihakan itu bersifat relatif. Berpihak menurut kelompok A, belum tentu bagi kelompok B. Begitupun sebaliknya, tinggal dari sudut pandang mana kita melihatnya. Apapun itu mari kita tetap berkarya bersama di kompasiana secara positif. Jika terjadi friksi, coba kita lihat dari sudut pandang yang berbeda. Semoga dengan begitu kompasiana semakin baik dan apa yang kita dapat dan kita share disini bermanfaat.
1294541937147423229Mari satukan tekad dan tujuan untuk menjadikan kompasiana lebih baik lagi. Perbedaan itu sesungguhnya indah, saat kita bisa melihatnya dhttp://www.blogger.com/img/blank.gifari berbagai sudut yang mungkin bisa kita pergunakan. Seperti seikat rangkain bunga, yang begitu indah karena adanya variasi warna, bentuk dan jenisnya. ( Meminjam nasehat paman sekaligus mantan bos saya waktu menasehati saya tentang menilai suatu masalah dan mencari jalan penyelesaiannya ). Salam kompasiana
http://www.blogger.com/img/blank.gif
NOTE; Tulisan terkait
Rohmat Hidaytullah :
Arrie Boedima Laoed : http://media.kompasiana.com/mainstream-media/2011/01/09/5-opsi-poster-gerakan-kompasiana-bersih-11111/
Herry Fk : http://media.kompasiana.com/new-media/2011/01/09/gerakan-kotor-kotor-kompasiana-gk-3-by-fk/
Om jay : http://sosbud.kompasiana.com/2011/01/08/mari-dukung-gerakan-kompasianer-bersih/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar