“Vit aku mau melamarmu.” Kata Beni
Duh kenapa kata itu begitu indah. Mas Beni benar-benar tahu jika selama ini aku mengharapkan hal itu keluar dari mulutnya. Meski baru sekarang kau mengatakannya, aku sangat suka mas. Kau tahu kan mas, sejak aku resmi jadi pacarmu 15 bulan lalu, kata-kata itu selalu aku nanti. Dalam mimpi aku selalu berharap kamu mengatakannya. Dan kini saat kau hadir di acara wisudaku, kau ucapkan kata itu. Itu kado terindah yang pernah aku terima seumur hidupku untukmu mas Beni. Lebih indah dan berarti dari gelar cumlaude yang aku terima. Terima kasih sayang, aku akan menunggu lamaran resmimu untukku. Dan aku berjanji, aku akan selalu menjaga ketulusan cinta ini untukmu.
=============
18 bulan sebelumnya
Braakk…… Aku terkejut saat mobil di depanku berhenti mendadak. Segera aku menginjak rem mobilku dan berhenti . Aku turun dan aku makin terkejut saat aku lihat seorang polisi tergelatak di jalanan tak jauh dari mobil yang depanku.
” Ah gara-gara nyetir sambil baca sms gini dah jadinya, hilang konsentrasi akhirnya nabrak orang lagi” Gurutuku untuk pengemudi mobil di depanku tadi sambil mendekati polisi yang ditabrak mobilnya tadi.
” Pak tolong bantu saya untuk membawa polisi ini ke rumah sakit pak” Kataku minta tolong ke seorang pengguna jalan yang lewat. Dengan susah payah aku memasukkan polisi tersebut ke dalam mobilku dan segera membawa ke rumah sakit terdekat.
Sesampainya di rumah sakit segera polisi naas tersebut ditangani oleh seorang dokter jaga. Tak berapa lama setelah masuk ke ruang perawatan, muncul seorang perawat yang memberi tahu kalau polisi tersebut tidak mengalami luka yang parah hanya pergeseran sendi lututnya. Dan menurut perawat tersebut dia hanya butuh waktu sekitar 7-10 hari untuk menjalani perawatan di rumah sakit.
Sekitar sejam kemudian seorang dokter memanggilku dan memberi tahu kalau polisi korban tabrakan tadi ingin berbicara dengan aku. Segera kuambil tasku dan bergegas masuk ke ruang perawatan tersebut.
” Terima kasih mbak telah menolong dan mengantar saya ke rumah sakit ini. Mungkin jika tidak ketemu mbak, belum tentu saya segera dibawa ke rumah sakit.” Kata polisi tersebut sambil menyodorkan tangan kanannya menyalamiku.
” Jangan gitu pak, itu hanya kebetulan saja saya lewat. Pas lihat bapak tergeletak di jalan ya saya tolong saja ke rumah sakit pak” Jawabku
” Ah kamu bisa saja. Jangan panggil saya pak ya, saya masih muda kok dan belum berkeluarga. Gak enak banget dipanggil pak. Kayak yang sudah punya anak saja. Kenalin nama saya Beni Iriawan. Namamu siapa?” tanya polisi tersebut
” Saya Vita Mahadewi pak” jawabku
” Lo masih panggil pak, panggil namaku langsung saja gak apa-apa. aku baru kok jadi polisi. Baru 1 tahun6 bulan keluar dari pendidikan. ” Katanya lagi
” Iya mas Beni” Kataku sambil tersipu
” La gitu kan enak Vit. Kamu dah kerja apa masih kuliah sekarang?” Tanya Beni
” Saya masih kuliah mas. Tadi baru pulang kuliah pas lihat mas Beni tergeletak di jalan mas. Ngomong-ngomong saya kabari keluarga mas ya, tentang kejadian ini” kataku
” Gak usah Vit. Aku sudah tidak punya keluarga. Aku anak yatim piatu Vit.” Jawabnya
” Yatim piatu mas? yang benar mas? kalau gak aku telponin paman atau bibi mas? Mau gak?” Tanyaku sedikit tak percaya dengan yang dia katakan.
” Vit aku yatim piatu. Aku hanya punya seorang Bibi yang kebetulan sekarang jadi TKW di Hongkong. Jadi gak mungkin kamu kabari dia, andai bisa juga gak mungkin dia bisa pulang.”kata Beni sambil meringis menahan sakit.
” Terus nanti yang merawat mas siapa? Adakah teman mas sudah dihubungi mas?”Tanyaku
” Tadi saya sudah minta tolong suster untuk menelpon teman saya dan dia akan datang nanti setelah selesai dinas jam 7 malam.” Jawabnya
Setelah ngobrol lama dan panjang lebar akhirnya saya memutuskan untuk menjenguk dia setidaknya sehari sekali untuk membantu merawat luka-lukanya dan juga berkonsultasi dengan dokter. Waktu yang terus berlalu akhirnya membawa suasana keakraban antara aku dan dia semakin baik. Beni yang kelihatannya pendiam, ternyata seorang yang baik dan enak diajak ngobrol. Hari berganti tiada terasa, Selepas keluar dari rumah sakit aku sering membantu dia untuk melakukan check up ke rumah sakit sampai akhirnya dokter menyatakan kalau dia sudah sembuh seperti sediakala.
” Vit hari ini aku ingin bertemu denganmu. Kalau kamu gak keberatan entar malam aku tunggu kamu di Waroeng Keboen Cempaka Tantri jalan Padjajaran jam 7 malam.” begitu bunyi sms darinya di suatu pagi yang cerah yang segera aku balas dengan kata-kata iya.
Jam 7 malam tepat aku sampai di Waroeng Kebun Cempaka Tantri yang telah di sms-in ke aku tadi. Kulihat dia sudah menunggu di kursi pojok dekat jendela dengan pemandangan nampak terlihat indah dari view itu. Ya kerlipan lampu-lampu di perumahan mewah di sebelah kiri kursi yang kami duduki terlihat begiti indah dan menawan.
” Hi mas, dah lama menunggu di sini?” Sapaku berbasa-basi
” Hi Vit. gak lama, baru lima menitan saya nyampek. Saya baru pesan minuman untuk saya saja dan lagi disiapin. Kamu mau pesan minum apa Vit?” tanyanya
” Capuccino Ice saja mas” Kataku
” Mas tolong tambahin Capuccino Ice-nya satu ya mas” Kata Beni kepada pelayan restoran yang datang dengan senyum ramahnya tersebut.
Terus terang aku baru pertama kalinya ke restoran ini. Memang hampir tiap hari aku lewat di depan restoran ini, tapi baru sekaranglah aku ke sini, itupun setelah mendapat ajakan ketemuan dengan mas Beni di sini. Ternyata restoran ini tempat yang asik untuk nongkrong dan kebetulan malam ini ada acara musik yang diiringi oleh organ tunggal. Dan aku lihat selain pelayannya ramah, player musiknya juga jago mainnya. terbukti beberapa kali pengunjung yang ikutan nyanyi bisa diiringinya dengan baik.
” Mas ada apa sih mas ngajak aku kesini? Adakah hal penting yang ingin mas sampaikan kepada saya mas?” Tanyaku ke Beni setelah hampir 30 menit lebih kami ada di situ.
” Vit, kamu tunggu di sini ya. Aku mau ikutan menyanyi dulu.” Katanya tanpa menjawab pertanyaan yang aku berikan.
Beni segera berjalan menuju panggung kecil yang ada di depan pengunjung restoran tersebut. Dia berbicara sebentar dengan MC yang ada dan juga dengan player yang setia mengiringi penyanyi-penyanyi di cafe ini, maupun pengunjung yang ingin sumbang suara.
” Untuk semua pengunjung yang saya hormati, saya minta maaf karena mengganggu kenikmatan anda menikmati alunan musik yang ada di sini. Ijinkan saya menyanyikan sebuah lagu dari Yovie and Nuno yang berjudul ” Tak setampan Romeo” yang spesial saya nyanyikan untuk orang yang malam ini hadir menemani saya. Saya ingin menyatakan kalau saya mencintainya dan lagu ini khusus untuknya.Sekali lagi untuk Vita Mahadewi, saya mencintaimu” Kata-kata Beni sebelum menyanyi.
Deg. Detak jantungku seakan berhenti sesaat ketika dia menyatakan perasaannya dan lagu yang dia nyanyikan itu untuk aku. Meski aku tertarik padanya,Aku tak menyangka jika dia akan menyatakan di depan orang banyak seperti sekarang. Aku mendengarkan tepukan tangan yang meriah sesaat setelah dia menyatakan perasaannya. Ternyata suara Beni sangat enak untuk didengarkan, tak terasa syair lagu dan juga kata-katanya tadi telah mengaduk-aduk perasaan saya, sehingga tidak terasa ada butiran-butiran bening meleleh dari mataku. ya aku terharu mendengar kata-katany tadi dan ini membuat aku tak begitu konsentrasi dengan syair lagu tersebut. Pikiranku masih terbawa melayang mendengar kata-kata sebelum Beni menyanyi tadi.
Mimpikah aku kau ada disampingku
Yang selama ini jauh dari genggamanku
Aku pesimis merasa ini takkan mungkin
Berharap ini bukan cinta sesaatmu
Mungkin aku tak setampan romeo
Aku juga tak bergelimang harta
Namun tak ku sangka dapatkan dirimu
Yang lebih indah dari seorang juliette
Engkau kini bagaikan putri yang terindah
Menghiasi bunga ditaman jiwaku
Ku sadari banyak yang inginkan kamu
Berharap kamu untuk aku selamanya
Mungkin aku tak setampan romeo
Aku juga tak bergelimang harta
Namun tak ku sangka dapatkan dirimu
Yang lebih indah dari seorang juliette
Mungkin aku tak setampan romeo
Aku juga tak bergelimang harta
Namun tak ku sangka dapatkan dirimu
Yang lebih indah dari seorang juliette
Mungkin aku tak setampan romeo
Aku juga tak bergelimang harta
Mungkin aku tak setampan romeo
Aku juga tak bergelimang harta
Namun tak ku sangka dapatkan dirimu
Yang lebih indah dari seorang juliette
Namun tak ku sangka dapatkan dirimu
Yang lebih indah dari seorang juliette
” Bagaimana suaraku tadi Vit?” Tanya Beni yang tanpa aku sadari ternyata telah selesai menyanyi
“ Aaaapa mas?” Tanyaku tergagap sambil menyeka butiran air yang turun
” Bagaimana kamu mau menerima aku sebagai pacarmu gak Vit?” tanyanya
” Ma… ma….. mau mas. aku maku jadi pacarmu” Jawabku dengan muka memerah.
” Terima kasih Vit telah mau jadi pacarku. Aku sangat bahagia mendengarnya.” kata mas Beni sesaat sebelum mengecup keningku dengan spontan.
” Mas jangan gitu. gak enak dilihatin banyak orang tuh” Jawabku yang makin malu.
” Hehehehehehe sory ya, terlalu bahagia sampai lupa kalau kita tidak sedang berdua saja di sini.” Jawabnya
Setelah hampir 2,5 jam disana, akhirnya kami berdua memutuskan untuk pulang. Kami pulang dengan sejuta rasa yang menggelora di dada. Dan hari ini menjadi hari yang bersejarah bagi aku dan juga mas Beni. Kami resmi menjadi sepsang kekasih. Meski awal perkenalan aku dan mas Beni terjadi secara tidak sengaja.
Denpasar’, 24012011.0522
Masopu
Tempatku Belajar Menuangkan Ide, Merangkai kata dan Peristiwa menjadi sebuah cerita.
Kamis, 27 Januari 2011
Sesal yang Terlambat
Kuterbujur menatap langit-langit pekat
Berselimut hitam yang semakin melekat
Tanpa bisa bertindak selain mataku tercekat
Menatap sosok tiada kukenal mendekat
Berwajah kemarahan yang mengkilat
Sudutkan aku dalam nada tak berlafadz
Aku yang selalu pongah dengan egoku yang membara
Lemah tiada daya laksana butiran kapas di udara
Aku yang bangga dengan harta dan wanita yang selalu kupuja
Kini lemah sendiri tiada lagi berdaya
Terhimpit karang sesal yang tiada guna
Terlambat langkah tuk kusurutkan
Karena kini mataku tak lagi mampu menoleh kenangan
Tak mungkin lagi kuatur langkah kedepan
Karena kini ku tiada lagi berhaluan
Himpitan dinding dingin ini membuatku terasa membeku
Sementara aku tergolek tak berdaya melawan tatapanmu
Tatapan penuh amarah yang tak pernah kusangka
Menegur aku dengan sejuta tanya yang tak mampu kujawab
Ya aku tak mampu bersuara untuk semua tanya yang pernah aku lakukan
Aku tersedu dalam kesendirian dan ketidak berdayaanku
Aku tergagap lepas dari pongah yang dulu begitu kubanggakan
Sementara aku kini tiada lagi berdaya
Bahkan hanya untuk menangis dengan ratapan sesalpun kini aku terlupa caranya
Tuhan………………….
Ku tiada sanggup mengharap kemulyaan yang pernah kau janjikan
Tapi……………………….
Ku tak jua sanggup menerima kehinaan akibat lalai yang aku lakukan
Tuhan…………………….
Masih pantaskah aku mengharap belas kasihmu
Sementara ragaku kini terpisah dari jiwaku
Sementara nafas pun kini telah berlalu dari jantungku
Tuhan……………………………….
Sesalku telah terlambat aku lakukan
Karena tak mungkin kau beriku kesempatan kini
Selain menghadapi siksa atas apa yang aku perbuat selama ini
Ohhhhhhh Tuhanku
Hanyalah rintihan ini yang mampu aku ucapkan
Karena semua waktu yang kau beri telah terlewatkan
Tanpa sempat aku manfaatkan untuk mengabdi padamu dengan keikhlasanku
Denpasar, 26012011.1344
Masopu
Berselimut hitam yang semakin melekat
Tanpa bisa bertindak selain mataku tercekat
Menatap sosok tiada kukenal mendekat
Berwajah kemarahan yang mengkilat
Sudutkan aku dalam nada tak berlafadz
Aku yang selalu pongah dengan egoku yang membara
Lemah tiada daya laksana butiran kapas di udara
Aku yang bangga dengan harta dan wanita yang selalu kupuja
Kini lemah sendiri tiada lagi berdaya
Terhimpit karang sesal yang tiada guna
Terlambat langkah tuk kusurutkan
Karena kini mataku tak lagi mampu menoleh kenangan
Tak mungkin lagi kuatur langkah kedepan
Karena kini ku tiada lagi berhaluan
Himpitan dinding dingin ini membuatku terasa membeku
Sementara aku tergolek tak berdaya melawan tatapanmu
Tatapan penuh amarah yang tak pernah kusangka
Menegur aku dengan sejuta tanya yang tak mampu kujawab
Ya aku tak mampu bersuara untuk semua tanya yang pernah aku lakukan
Aku tersedu dalam kesendirian dan ketidak berdayaanku
Aku tergagap lepas dari pongah yang dulu begitu kubanggakan
Sementara aku kini tiada lagi berdaya
Bahkan hanya untuk menangis dengan ratapan sesalpun kini aku terlupa caranya
Tuhan………………….
Ku tiada sanggup mengharap kemulyaan yang pernah kau janjikan
Tapi……………………….
Ku tak jua sanggup menerima kehinaan akibat lalai yang aku lakukan
Tuhan…………………….
Masih pantaskah aku mengharap belas kasihmu
Sementara ragaku kini terpisah dari jiwaku
Sementara nafas pun kini telah berlalu dari jantungku
Tuhan……………………………….
Sesalku telah terlambat aku lakukan
Karena tak mungkin kau beriku kesempatan kini
Selain menghadapi siksa atas apa yang aku perbuat selama ini
Ohhhhhhh Tuhanku
Hanyalah rintihan ini yang mampu aku ucapkan
Karena semua waktu yang kau beri telah terlewatkan
Tanpa sempat aku manfaatkan untuk mengabdi padamu dengan keikhlasanku
Denpasar, 26012011.1344
Masopu
Terbukti Nurdin Galang Dukungan
Teriakan CEO Persebaya 1927 Saleh Mukoddar beberapa hari yang lalu ternyata bukan hanya isapan jempol belaka. Seorang pengurus Persija Jakarta Toni Tobias menyatakan jika memang ada lembar pernyataan yang minta di tanda tangani oleh Pengurus PSSI mulai dari Pengcab, Pengprov dan juga manajemen Klub. Menurut Toni surat itu memang ada untuk menggolkan Nurdin Halid untuk menjadi ketua PSSI di periode 2011-2015dalam Munas di kepulauan Bintan 19 maret nanti.
Menurut Toni ada 2 selebaran surat dukungan yang harus ditandatangani oleh pengurus yang bersangkutan. Satu surat untuk dukungan terhadap Nurdin dan satu lenbar lagi untuk dukungan terhadap executive comitioen PSSI. Untuk memuluskan dukungan yang dibutuhkan oleh Nurdin Halid, Dia menjanjikan untuk masing-masing klub peserta ISL akan mendapatkan dana rp 2 miliar pertahun, sementara divisi utama 300 juta rupiah.Bahkan kedua surat tersebut juga dilampiri dengan materai senila 6000 ruppiah.
Dalam surat dukungan itu tertera tulisan dukuang terhadap Nurdin, yang berbunyi sebagai berikut: ”Pernyataan Dukungan Ketua Umum PSSI Periode 2011-2015. Nama kandidat: Drs HAM Nurdin Halid. Tanggal Lahir: 17 November 1958. Dengan ini menyatakan bahwa kami menominasikan dan memilih Drs HAM Nurdin Halid sebagai Ketua Umum PSSI periode 2011-2015,”
Masih menurut Toni, surat dukungan itu sebenarnya sudah diserahkan oleh pengurus klub, pengcab dan pengprov hari jum’at tanggal 21 januari kemarin. Hal ini menurut Toni menunjukkan jika pengurus klub, Pengcab dan pengprov masih setia memberi dukungan kepada Nurdin. Meski sebagian besar insan sepakbola Indonesia sudah berharap adanya pergantian pengurus PSSI, tapi pengurus klub, pengcab dan pengprov yang punya hak suara malah masih mendukung Nurdin.
Pernyataan Toni tersebut seakan mementahkan bantahan yang diberikan oleh Nurdin Halid beberapa hari ini. Nurdin dengan lantang menyatakan bahwa tidak ada penggalangan dukungan untuk memuluskan keinginannya menduduki jabatan sebagai ketua umum PSSI lagi. Dia berdalih semua itu murni dari pemilik hak suara di Munas PSSI, bukan atas inisiatif Dia ataupun pengurus PSSI yang lain. Tapi nyatanya surat dukungan itu ber-op surat resmi PSSI, jadi mustahil apabila dia mengaku tidak tahu adanya penggalangan dukungan untuknya.
Jadi dengan beredarnya surat meminta anggota pengurus klub, pengcab dan pengprov umtuk mendukung Nurdin Halid sebagai ketua Umum PSSI yang baru, bisa dipastikan pada Munas di pulau Bintan nanti Nurdin bisa terpilih secara aklamasi. Hal ini sekaligus menutup peluang calon-calon lain yang lebih berkompeten untuk mencalonkan diri apalgi menduduki jabatan ketua umum PSSI.
NOTE : Foto surat dukungan untuk Nurdin Halid meminjam dari kompas.com
Menurut Toni ada 2 selebaran surat dukungan yang harus ditandatangani oleh pengurus yang bersangkutan. Satu surat untuk dukungan terhadap Nurdin dan satu lenbar lagi untuk dukungan terhadap executive comitioen PSSI. Untuk memuluskan dukungan yang dibutuhkan oleh Nurdin Halid, Dia menjanjikan untuk masing-masing klub peserta ISL akan mendapatkan dana rp 2 miliar pertahun, sementara divisi utama 300 juta rupiah.Bahkan kedua surat tersebut juga dilampiri dengan materai senila 6000 ruppiah.
Dalam surat dukungan itu tertera tulisan dukuang terhadap Nurdin, yang berbunyi sebagai berikut: ”Pernyataan Dukungan Ketua Umum PSSI Periode 2011-2015. Nama kandidat: Drs HAM Nurdin Halid. Tanggal Lahir: 17 November 1958. Dengan ini menyatakan bahwa kami menominasikan dan memilih Drs HAM Nurdin Halid sebagai Ketua Umum PSSI periode 2011-2015,”
Masih menurut Toni, surat dukungan itu sebenarnya sudah diserahkan oleh pengurus klub, pengcab dan pengprov hari jum’at tanggal 21 januari kemarin. Hal ini menurut Toni menunjukkan jika pengurus klub, Pengcab dan pengprov masih setia memberi dukungan kepada Nurdin. Meski sebagian besar insan sepakbola Indonesia sudah berharap adanya pergantian pengurus PSSI, tapi pengurus klub, pengcab dan pengprov yang punya hak suara malah masih mendukung Nurdin.
Pernyataan Toni tersebut seakan mementahkan bantahan yang diberikan oleh Nurdin Halid beberapa hari ini. Nurdin dengan lantang menyatakan bahwa tidak ada penggalangan dukungan untuk memuluskan keinginannya menduduki jabatan sebagai ketua umum PSSI lagi. Dia berdalih semua itu murni dari pemilik hak suara di Munas PSSI, bukan atas inisiatif Dia ataupun pengurus PSSI yang lain. Tapi nyatanya surat dukungan itu ber-op surat resmi PSSI, jadi mustahil apabila dia mengaku tidak tahu adanya penggalangan dukungan untuknya.
Jadi dengan beredarnya surat meminta anggota pengurus klub, pengcab dan pengprov umtuk mendukung Nurdin Halid sebagai ketua Umum PSSI yang baru, bisa dipastikan pada Munas di pulau Bintan nanti Nurdin bisa terpilih secara aklamasi. Hal ini sekaligus menutup peluang calon-calon lain yang lebih berkompeten untuk mencalonkan diri apalgi menduduki jabatan ketua umum PSSI.
NOTE : Foto surat dukungan untuk Nurdin Halid meminjam dari kompas.com
Mavi Marmara Pembuktian Cintaku
Malam baru saja beranjak melewati paruh pertamanya, saat kilatan-kilatan lampu dari beberapa kapal patroli perairan perbatasan bergantian menyoroti setiap sisi dari kapal yang aku tumpangi. Bunyi beberapa kali tembakan peringatan dan suara speaker serta sirine yang tiba-tiba bersahutan membuat aku yang setengah tertidur tergagap bangun. Tak lama kemudian nampak beberpa helikopter berputar-putar sebentar di atas kapalku. Setelah melihat keadaan memungkinkan segera beberapa orang berpakaian militer meluncur turun melalui tali yang terjulur dari perut helikopter tersebut. Setelah mendarat di atas geladak kapal, mereka berteriak-teriak sambil menodongkan senjata kepada para penumpang kapalku.
Beberapa penumpang yang merasa kaget, spontan memberikan perlawanan dengan tangan kosng maupun bersenjatakan tas atau handycam yang mereka bawa. Namun apalah arti perlawanan mereka yang menggunakan tangan kosong dan peralatan seadanya, jika dibandingkan dengan moncong - moncong senjata serbu yang telah siap memuntahkan peluru-peluru tajamnya. Dalam hitungan menit, beberapa orang nampak menggelepar diterjang peluru-peluru tak bermata mereka. Ada yang langsung tewas, adapula yang hanya mengalami luka tembak. Selain itu beberapa penumpang lainnya juga mengalami luka lebam akibat pukulan gagang senjata pasukan tersebut.
Aku yang berdiri agak jauh dari tempat pendaratan pasukan tersebut tak luput dari serangan mereka. Mereka terus berteriak – teriak agar aku dan penumpang lainnya diam dan menyerahkan diri. Namun karena terus mendapatkan pukulan baik dengan pentungan yang mereka bawa, maupun dengan gagang senapan mereka, aku dan beberapa penumpang lainnya tidak mau tinggal diam. Akhirnya korban yang berjatuhan di pihak relawan semakin banyak.
Mengetahui hal tersebut, antara tersadar dan tidak, aku yang tak begitu mengerti bahasa mereka segera berinisiatif sembunyi di balik tumpukan kotak obat dan bantuan kemanusian yang ada di sampingku. Tapi tanpa kusadari ternyata sejak tadi sudah ada salah seorang dari pasukan tersebut mengarahkan moncong senjatanya ke aku. Saat melihat aku bergerak sedikit dari posisiku berdiri, tiba-tiba terdengar letusan senapan dari arah prajurit tersebut.
Dorrr……… Beriringan dengan bunyi tembakan tersebut, tubuhku rebah dengan memegang bagian kiri dadaku. Darah mengucur dengan deras dari lubang yang menganga tersebut. Sebentar saja tubuhku menggeliat sambil beberapa kali terus menyebut namaMu. Perlahan suaraku semakin lirih dan semakin terbat-bata, sebelum akhirnya seulas senyumku mengiringi hembusan nafas terakhir yang keluar dari tenggorokanku. Senyum yang menurutku adalah senyum kemenanganku untuk menemui cinta sejatiku, Yakni keyakinanku tentang perjuangan atas nama sisi kemanusianku.
===========================================================================
Namaku Michael O’Keane. Aku hanyalah seorang warga Inggris biasa yang sedang menjalani hari-hariku dengan rutinitasku sebagai mahasiswa di suatu perguruan tinggi ternama di kota London. Di umurku yang menginjak 20 tahun, aku berkenalan dengan seorang mahasiswi asal Palestina yang berusia lebih muda beberapa bulan dariku. Dia sudah hampir 1 tahun menuntut ilmu di kampusku.
Sejak mengenal dirinya hari - hariku jadi berubah. Aku yang tadinya termasuk orang yang kurang peduli dengan sekitarku, perlahan menjadi lebih peduli terutama dalam sisi kemanusian. Sering aku habiskan waktu berbagi cerita dengannya. Dari dia aku mengetahui mengenai derita bangsanya yang tinggal di tanah kelahirannya. Mereka seringkali mengalami intimidasi dan perlakuan yang kurang layak dari sisi kemanuasiaan.
Seiring waktu yang terus berlalu dan semakin banyaknya pengetahuan yang dia berikan ke aku serta proses pencarian informasi yang terus aku lakukan melalui berbagai situs berita yang aku yakini kebenarannya maka aku semakin yakin jika telah terjadi kejahatan terhadap kemanusiaan di tanah yang telah puluhan tahun dirundung perang tersebut. Hal ini menarik minatku untuk okut di dalam misi kemanusian.
Hingga suatu hari ada info akan diberangkatkannya beberapa kapal bantuan kemanusian yang akan memberi bantuan medis dan kemanusian ke tanah Plestina. Dengan berbekal info tersebut, akhirnya aku putuskan untuk pergi Isranbul Turki dan turut serta dalam misi kemanusian yang melibatkan kapal Mavi Marmara, Chalenger I dan Chalenger II serta beberapa kapal lainnya dari beberapa negara.
Pada waktu yang ditentukan segera aku berangkat ke Istanbul Turki dengan tujuan menjadi relawan kemanusian. Setelah tiba di Isranbul, segera aku mencari tempat pendaftaran untuk menjadi relawan yang akan berangkat ke sana, ke tanah Palestina. Setibanya di sekretariat pendaftaraan, segera aku serahkan semua data yang diperlukan untuk administrasi pendaftaraan. Di lokasi aku menemui berbagai relawan dari berbagai suku dan bangsa di dunia. Di sana nampak orang dari Amerika, Belanda. Inggris, Swedia, Indonesia, Pakistan, Philipina dan beberapa negara lainnya. Ada yang berkulit kuning khas bangsa China - Jepang, Coklat khas Suku Melayu, Berkulit putih khas Eropa - Amerika maupun bangsa Afrika.
============================================================================
Istanbul, Turki beberapa jam sebelumnya.
Nampak kesibukan di sebuah kapal berbendera Turki serta beberapa kapal lainnya yang sedang bersiap hendak lepas jangkar. Tampak sejumlah aparat kepolisian dan tentara setempat sibuk mengawasi dan memeriksa keamanan di kapal tersebut. Beberapa kali mereka melihat dan mengecek setiap muatan dan juga orang - orang yang akan menaiki kapal tersebut. Mereka tak mengijinkan kapal membawa benda - benda yang berpotensi jadi ancaman baik itu senjata tajam, pipa apalagi senjata api. Kapal hanya diijinkan membawa beberapa kebutuhan pokok, obat-obatan dan juga selimut. Sementara para penumpang yang hendak menaiki kapal diharuskan melewati metal detector dan tak ada yang terlewatkan, termasuk aku yang sudah lama mengantri. Tak lama kemudian semua proses dengan prosedur pengamanan selesai, penumpang dan muatan barang telah siap di atas kapal.l.
Perlahan awak kapal mengangkat jangkar diiringi dengan laju pelan Mavi Marmara meninggalkan pelabuhan di Istanbul tersebut. Sementara beberapa kapal lainnya segera mengikuti di belakang kapal yang aku tumpangi. Semakin lama laju kapal semakin cepat dan semakin jauh meninggalkan pelabuhan. Aku terus berdo’a dan menyebut nama-MU. Waktu terasa begitu lambat berputar, sementara laju kapal terasa semakin cepat menuju ke arah sebuah pelabuhan di Palestina.
Di atas kapal aku dan beberapa penumpang sesekali bersenda gurau untuk melepas ketegangan yang semakin nampak dan makin nyata seiring makin dekatnya haluan kapal dengan perbatasan laut Palestina yang sedang menjalani blokade. Beberapa penumpang yang kebanyakan adalah dokter dan perawat serta aktivis LSM kemanusian tampak kembali mengecek peralatan yang mereka bawa. Sementara beberapa wartawan yang ikut menumpang kapal Mavi Marmara nampak sibuk mendokumentasikan momen-momen yang mereka anggap penting baik dengan kamera, maupun handycam yang mereka bawa serta beberapa catatan-catatan di notebook yang mereka bawa.
“Perhatian untuk semua penumpang kapal, sebentar lagi kita akan memasuki wilayah perairan Palestina yang sedang menjalani blokade dari Israel. Diharapkan semua penumpang tetap tenang dan tidak terpancing berbuat kekerasan saat ada kunjungan dari petugas terkait” Berkali – kali kapten kapal mengingatkan para penumpang dan awak kapal melelui pengeras suara yang ada di kapal tersebut.
Makin lama kapal makin mendekati perbatasan dengan daerah yang di blokade, semakin hening suasana di dalam kapal. Masing – masing penumpang kapal terhanyut dalam alam pikiran merela masing – masing. Tapi intinya hampir sama, Mereka semua termasuk saya sudah membayangkan bagaimana sambutan aparat dari Israel menyambut kedatangan kapal yang kami tumpangi.
Sambil membayangkan sambutan mereka, tampak sebagian besar penumpang yang merupakan relawan kemanuasian dengan berbagai latar belakang pekerjaan, ilmu dan kepercayaan tersebut semakin larut dalam ketegangan. Untuk mengurangi ketegangan tersebut, Ketua rombongan di kapal tersebut memberi instruksi kepada masing – masing orang untuk berdo’a menurut keyakinan dan agama masing – masing. Tak lama kemudian kapal melewati batas wilayah internasional dan masuk ke wilayah teritori Palestina yang dikuasai Israel. Dan sambutan yang telah dibayangkan sebelumnya menjadi kenyataan.
Denpasar, 27012011.0453
Masopu
Minggu, 23 Januari 2011
Berhenti Bernimpi
Pagi ini aku sudah putuskan berhenti bermimpi
Bermimpi hidup damai di negeri ini
Bermimpi memiliki pemimpin yang memerintah dengan nurani
Bermimpi mempunyai wakil rakyat yang sangat peduli
Dan semua mimpi yang tiada pernah teralisasi
Ya aku sudah muak dengan semua ini
Negeri seribu janji tanpa bukti
Negara seribu kasus yang tak elok untuk dinikmati
Pemimpinku hanya sibuk meluruskan dasi
Saat posisinya melencong ke kanan atau ke kiri
Para menterinya hanya sibuk promosi diri
Tak ada prestasi yang bisa aku nikmati
Selain label juara Korupsi dan kolusi
Tak ada yang bisa aku banggakan
Selain moral yang telah berantakan
Duhai negeriku yang indah dan mempesona
Kenapakah mimpiku tak pernah bisa nyata
Apakah karena aku hanya rakyat jelata tanpa harta
Hingga sekedar mimpipun aku tak punya daya
Duhai pemimpinku yang katanya sangat bijaksana
Kemanakah harga diri bangsaku tercinta
Sehingga bangsa tetangga tak pernah anggap negara ini ada
Kenapa begitu susah aku untuk bangga
Apakah karena ketidakadilan merajalela
Ya hari ini aku sudah berhenti bermimpi
Bermimpi sesuatu yang sebenarnya pasti
Asal pemimpinku tetap punya hati dan nurani
Denpasar, 200102011.1500
Masopu
Bermimpi hidup damai di negeri ini
Bermimpi memiliki pemimpin yang memerintah dengan nurani
Bermimpi mempunyai wakil rakyat yang sangat peduli
Dan semua mimpi yang tiada pernah teralisasi
Ya aku sudah muak dengan semua ini
Negeri seribu janji tanpa bukti
Negara seribu kasus yang tak elok untuk dinikmati
Pemimpinku hanya sibuk meluruskan dasi
Saat posisinya melencong ke kanan atau ke kiri
Para menterinya hanya sibuk promosi diri
Tak ada prestasi yang bisa aku nikmati
Selain label juara Korupsi dan kolusi
Tak ada yang bisa aku banggakan
Selain moral yang telah berantakan
Duhai negeriku yang indah dan mempesona
Kenapakah mimpiku tak pernah bisa nyata
Apakah karena aku hanya rakyat jelata tanpa harta
Hingga sekedar mimpipun aku tak punya daya
Duhai pemimpinku yang katanya sangat bijaksana
Kemanakah harga diri bangsaku tercinta
Sehingga bangsa tetangga tak pernah anggap negara ini ada
Kenapa begitu susah aku untuk bangga
Apakah karena ketidakadilan merajalela
Ya hari ini aku sudah berhenti bermimpi
Bermimpi sesuatu yang sebenarnya pasti
Asal pemimpinku tetap punya hati dan nurani
Denpasar, 200102011.1500
Masopu
Horor Malam Minggu
Aku termangu di lantai dasar rumah mewah ini. Dari bayangan sinar matahari yang menerobos masuk lewat sela-sela korden, ujung mataku dapat menangkap keadaan rumah mewah ini. Ruang tamu seluas 4 X 6 meter ini tampak berantakan. Meja, kursi dan perabot rumah yang lainnya sudah tergelatak tak berarutaran. Padahal semalam saat kami datang ruangan ini begitu bersih, rapi dan elok dipandang mata. Sekarang, begitu rusuh, kotor dan tak beraturan. Tampak 2 mayat yang tak utuh lagi tergelatak tak beraturan dengan darah menggenang hampir di semua ruangan ini. Mulai dari lantai di sekitar ke dua mayat tersebut, sampai yang berceceran di dinding dan mengotori lukisan-lukisan yang jadi hiasan rumah mewah ini.
Saat sinar mentari semakin banyak menerobos masuk, bulu kudukku semakin merinding saat melihat kenyataan yang lebih memilukan dari saat tadi aku melihatnya. Keadaan ini semakin membuat tubuhku makin lemah. Sementara tubuhku makin terasa perih karena luka-luka itu begitu menyiksaku. Beberapa bagian tubuhku mengalami luka akibat terkena sabetan golok dari penyerang misterius itu. Sementara di sudut ruangan, Rudi terbujur kaku dengan tubuh telah membiru dan darah yang mulai mengering. Tampak beberapa bagian tubuhnya mengalami luka serius, bahkan tangannya nyaris lepas.
Tak berapa lama aku mendengar suara sirine mobil polisi mendekat. Segera mereka masuk dan mengamankan rumah mewah keluarga Rudi yang telah menjadi ajang pembantain manusia misterius tersebut. Sementara seorang polisi wanita yang ikut ke lokasi segera membawaku ke ambulance yang baru datang untuk diserahkan ke petugas medis yang akan merawat luka-luka yang aku derita.
============================================================================
Jam dua belas malam akhirnya aku tiba di rumah Rudi. Hari ini aku, Rudi dan Lano memang sedang berlibur di rumah ini. Setelah membersihkan diri dan memakan nasi yang kami bungkus dari restoran di pintu masuk ke daerah ini tadi, kami pun beranjak masuk ke kamar masing-masing. Karena terjebak kemacetan yang panjang, akhirnya kami terlambat hampir 6 jam dari jadwal seharusnya kami tiba. Hal ini membuat kami capek dan memutuskan untuk langsung tidur agar esok hari bisa berkeliling ke lokasi wisata di dekat situ.
Baru saja mata kami mau terpejam, tiba-tiba seluruh listrik di rumah tersebut padam. Dari celah-celah korden, aku melihat lampu penerangan jalan masih menyala. Berarti lampu rumah ini sedang mengalami gangguan, gumamku dalam hati. Segera aku keluar dari kamarku untuk mencari lokasi meteran listrik di rumah ini. Ketika ku buka pintu kamar, aku lihat Rudi sudah berada di depan kamarku. Seegera aku dan dia menuju meteran listrik dan box sekring yang menurut rudi letaknya bersebelahan di dekat pintu masuk.
Belum lagi langkah kami mencapai posisi box sekring dan meteran berada, kami dikejutkan oleh suara dari kamar Lano berada.
” Tolong….. tolong…. tolong” Suara Lano berteriak minta tolong diiringi suara-suara gaduh dari kamar tersebut. Segera Aku dan Rudi berlari ke kamar Lano. Bermodalkan cahaya senter dari hp Rudi, kami mencoba menerangi kamar tersebut ketika telah sampai. Alangkah terkejutnya saat kami menemukan tubuh Lano telah terduduk dengan luka-luka yang cukup parah. Sementara tampak jendela kamarnya terbuka lebar. Perabotan rumah di kamar tersebut juga berantakan tak tentu arah.
” Rud ada apa ini? Kenapa Lano Rud?” tanyaku kepada Rudi dengan sedikit berteriak
” Gak tahu aku Ben. Selama ini lingkungan ini begitu aman. Hampir setiap pekan aku selalu berlibur kesini dan menikmati hari minggu bersama di sini dan selama ini selalu aman. Tak pernah terjadi apa-apa.” Jawab Rudi
” Tapi kenapa ini terjadi? ” Tanyaku lagi
” aku gak tahu Ben.” jawab Rudi pendek
” Rudi awas di belakangmu!” kataku sambil menarik tangan Rudi saat aku lihat sesosok tubuh tiba-tiba muncul dari balik jendela kamar yang terbuka tersebut. Segera aku seret Rudi keluar dari kamar tersebut. Setelah sampai di luar kamar, aku berusaha sesegera mungkin mencapai lokasi meteran listrik dan box sekring yang ada di dekat pintu masuk. Tapi belum sempat aku mencapainya, aku dengar suara gaduh di belakangku yang aku yakini berasal dari perkelahian antara Rudi dan penyerang misterius tersebut.
Meski bertubuh kurus, aku yakin Rudi mampu melawan orang tersebut karena dia merupakan juara karate se kampus. Aku putuskan untuk terus berlari menuju meteran listrik dan box sekring. Sesampainya di sana, aku terkejut sekali. Meteran listrik tidak bermasalah, tapi sekring di dalam box sudah tidak ada semuanya. Ya ada yang melepas sekringnya.Setelah beberapa saat aku mencari sekringnya dan ternyata tak kudapatkan.
Segera aku berlari ke arah kegaduhan di belakangku tadi, saat aku sadar ternyata padamnya listrik ini ulah pelaku penyerang yang telah membunuh Lano dan sekarang lagi berkelahi dengan Rudi. Aku yakin Rudi pasti butuh bantuan untuk menghadapi penyerang miterius tadi. Dan benar saja saat aku tiba disana, ternyata Rudi telah terdesak dan mengalami banyak luka akibat sabetan golok penyerang tersebut.
Segera aku mengambil stik golf yang aku lihat sewaktu tiba tadi. Dengan bersenjatakan stik tersebut segera aku membantu Rudi, tapi terlambat saat aku datang berbarengan dengan itu tebasan senjata penyerang terbut tepat mengenai bagian perut Rudi yang terhuyung setelah sebelumnya kaki Rudi tersangkut kaki meja di dekatnya. Tak ayal tubuhnya terjatuh bersimbah darah di pojok ruangan. Dia mencoba bangkit berdiri lagi dengan bantuan stik bisbol yang dia gunakan sebagai senjata tadi, meski akhirnya dia tergeletak kembali.
Sekarang tinggal aku berdua sama penyerang tersebut. Segera saja penyerang tersebut menyerang aku dengan golok yang telah membunuh dua orang sahabatku tadi. Dengan bekal ilmu silat yang aku kuasai, aku mecoba bertahan dan sesekali membalas serangan dari penyerang tersebut. Ternyata laki-laki tersebut cukup lihai juga memainkan senjata di tangannya. Dan kemampuan yang dimilikinya ternyata hampir berimbang denganku. Maka tak heran jika beberapa kali pukulan stikku mampu dibalasnya dengan sabetannya yang menerpa beberapa bagian tubuhku.
Setelah cukup lama berkelahi, akhirnya aku berhasil mendesak orang misterius tersebut dengan pukulan-pukulan stikku. Hingga akhirnya tanpa dia mampu tahan, golok di tangannya berhasil aku pukul hingga terlepas dari genggamannya. Setelah goloknya lepas, Seranganku kepadanya semakin gencar dan membuat dia terpojok. Dan tanpa sengaja pukulan stik besi ditanganku membentur tengkuknya. Tak ayal tubuhnya terpelanting ke lantai dengan cukup kerasnya. Saat di mencoba berdiri, kembali pukulan stik di tanganku menerpa tubuhnya. kali ini batok kepalanya tersambar dengan keras dan memaksa dia untuk terjerembab tak bangun lagi berbarengan dengan suara kokok ayam jantan yang terdengar dari perumahan warga sekitar yang berlokasi agak jauh dari rumah Rudi.
Setelah aku yakin penyerang tersebut telah mati, segera aku mencari hpku yang terlempar saat berkelahi dengan penyerang tersebut. Saat aku temukan tersangkut di atas sofa yang telah terbalik, segera aku menghubungi petugas kepolisian terdekat.
Denpasar, 22012011.0135
Masopu
NOTE : Gambar dapat pinjam di blog ini http://ansel-boto.blogspot.com/2010/12/sd_5818.html
Sabtu, 22 Januari 2011
“Obama” Merampok Bank
Ada saja ulah para perampok dalam memuluskan aksinya. Di sebuah kota kecil Austria, aparat kepolisian sedang disibukkan oleh ulah seorang perampok spesialis bank yang beraksi dengan menggunakan topeng presiden Amerika Serikat saat ini, Barrack Hussein Obama. Kepolisian lokal menyebutnya sebagai “perampok Obama”.
Sejak pertama kali beraksi pertengahan tahun 2008 lalu sampai hari ini, perampok tersebut telah merampok sedikitnya 6 bank di kota Handenberg. Handenberg adalah kota kecil yang terletak di pinggiran sungai Inn biasa juga disebut sungai Bavaria dekat perbatasan dengan Jerman.
Sebenarnya dalam melakukan aksinya sang perampok selalu berpindah-pindah tempat. Namun satu hal yang selalu diingat oleh polisi, biasanya dia beraksi seorang diri dan selalu menjelang bank akan tutup. Dari perampokan pertama sampai perampokan ke tiga, menurut sumber BBc di Austria, sang perampok biasanya memakai topeng orang tua. Namun setelah memasuki aksi ke empatnya, dia selalu memakai topeng presiden Amerika serikat, Barrack Obama.
Menurut keterangan salah seorang polisi lokal, perampok itu dicurigai berasal dari daerah sekitaran kota Handenberg. Hal itu berdasarkab Dialek perampok saat beraksi merampok bank-bank tersebut. Dalam setiap aksinya selain menggunakan topeng, sang perampok juga selalu berganti mobil. Perlengkapan lain yang selalu dia bawa adalah Pistol berwarna perak dan juga tas abu-abu.
Juru bicara kepolisian setempat juga memberikan data-data bank-bank yang telah dirampok pelaku kepada BBC London. Perampokan pertama terjadi November 2008 di kota Weilbach. Aksi keduanya berlokasi di kota Reicsherberg pada bulan mei 2009. Juli 2009 dia kembali beraksi di kota Maria Schmolln. pada desember 2009 dan februari 2010 kembali dia beraksi di kota yang sama yakni kota Kircheim. Sebulan kemudian dia beraksi di kota St Johann Im Walde. Aksi terkahirnya tanggal 20 januari 2011 kemarin di kota Handenberg.
Selama beraksi dia selalu mendapatkan uang yang lumayan banyak. Jumlah yang dia peroleh saat beraksi berkisar di angka 13.000 dolar amerika sampai 52.000 dolar. Nilai tertinggi tersebut dia peroleh saat aksinya terakhir di kota Handenberg. Sejauh ini polisi masih setempat masih terus menyelidiki pelaku tunggal perampokan dan daerah asalnya.
Dikutip dari BBC london dengan beberapa penyesuain bahasa.
Surat Seorang Napi untuk Anaknya
Nak maafkan ayah yang tak akan bisa menemanimu belajar lagi
Entah sampai kapan ayah gak pernah tahu nak
Bisa sebentar bisA juga dalam waktu yang lama nak
Ayah hanya ingin berpesan untukmu anakku
Belajarlah yang rajin agar hidupmu nanti lebih baik lagi
Cukuplah ayah saja yang mengalami kehinaan ini
Karena ternyata ilmu ayah tak sehebat gayus
Juga tak sehebat para koruptor tengik itu
Sehingga hanya karena salah pembukuan ayah disangka korupsi
Nak belajarlah yang rajin
Agar saat kamu kerja nanti bisa selihai gayus
Bisa sehebat para ahli hukum yang pandai berkelit
Sehingga hukum bisa kamu manipulasi
Keadilan bisa kamu beli sekaligus kamu akali
Nak jika punya cita-cita janganlah serba tanggung
Kalau mau baik baiklah sekalian
Kalau mau jadi bajingan jadilah bajingan yang lihai
Kalau mau korupsi, korupsilah yang besar sekalian
Karena hukuman yang akan kamu terima tak akan pernah berat
Lihatlah ayahmu ini anakku
Salah pembukuan saja hukumannya lama kan?
Lihatlah gayus yang di sana itu nak
Korupsi besar hanya dihukum segitu?
Jangan berharap keadilan di negeri amburadul ini nak
Karena keadilan tak lebih mahal dari sebuah rumah ataupun sebuah mobil nak
Sekali lagi belajarlah yang rajin
Untuk bekalmu mengarungi kegilaan di negerimu ini nantinya nak
Denpasar, 21012011.0933
Masopu
Note: foto pinjam dari lapak ini http://mediapalu.com/?p=4183
Entah sampai kapan ayah gak pernah tahu nak
Bisa sebentar bisA juga dalam waktu yang lama nak
Ayah hanya ingin berpesan untukmu anakku
Belajarlah yang rajin agar hidupmu nanti lebih baik lagi
Cukuplah ayah saja yang mengalami kehinaan ini
Karena ternyata ilmu ayah tak sehebat gayus
Juga tak sehebat para koruptor tengik itu
Sehingga hanya karena salah pembukuan ayah disangka korupsi
Nak belajarlah yang rajin
Agar saat kamu kerja nanti bisa selihai gayus
Bisa sehebat para ahli hukum yang pandai berkelit
Sehingga hukum bisa kamu manipulasi
Keadilan bisa kamu beli sekaligus kamu akali
Nak jika punya cita-cita janganlah serba tanggung
Kalau mau baik baiklah sekalian
Kalau mau jadi bajingan jadilah bajingan yang lihai
Kalau mau korupsi, korupsilah yang besar sekalian
Karena hukuman yang akan kamu terima tak akan pernah berat
Lihatlah ayahmu ini anakku
Salah pembukuan saja hukumannya lama kan?
Lihatlah gayus yang di sana itu nak
Korupsi besar hanya dihukum segitu?
Jangan berharap keadilan di negeri amburadul ini nak
Karena keadilan tak lebih mahal dari sebuah rumah ataupun sebuah mobil nak
Sekali lagi belajarlah yang rajin
Untuk bekalmu mengarungi kegilaan di negerimu ini nantinya nak
Denpasar, 21012011.0933
Masopu
Note: foto pinjam dari lapak ini http://mediapalu.com/?p=4183
Jumat, 21 Januari 2011
Kendang Kempul, Musik Asli Banyuwangi dan Dinamikanya
Banyuwangi, nama kabupaten di ujung timur pulau Jawa. Nama yang mungkin bagi beberapa orang masih asing. Atau mungkin orang mengenalnya karena tragedi berdarah di tahun 1999 lalu yang menewaskan ratusan orang yang kebanyakan tak bersalah yaitu tragedi dukun santet. Bahkan tragedi ini pernah difilmkan segala. Tidak salah jika orang mengingat Banyuwangi karena tragedi tersebut.
Banyuwangi sebenarnya adalah kabupaten dengan wilayah paling luas di provinsi Jawa Timur. Kabupaten ini berbatasan dengan Situbondo di utara, Jember dan Bondowoso di sebelah barat, Samudra hindia di sebelah selatan dan Selat Bali di sebelah timur. Di kabupaten ini ada pelabuhan ikan Muncar yang konon merupakan pelabuhan perikanan terbesar di Indonesia.
Banyuwangi meski terletak di pulau Jawa, tapi mereka di diami oleh suku lain. Mereka menamakan diri sebagai suku Osing dan bukan bagian dari suku Jawa. Bahasa yang mereka gunakan pun bukanlah bahasa Jawa seperti umumnya orang yang tinggal di daerah Jawa Timur, Jawa tengah, Jogja. Bahasa Oseng merupakan bahasa turunan langsung dari Bahasa jawa kuno seperti halnya bahasa Bali. Memang ada beberapa kosakata dari bahasa Oseng yang mirip dengan bahasa Jawa ataupun bahasa Bali, tapi dengan arti yang berbeda.
Sementara untuk budaya, Banyuwangi memiliki budaya yang berbeda dengan kebudayaan daerah lain baik Jawa ataupun Bali sebagai daerah yang bisa dibilang bersentuhan langsung dengan Banyuwangi. Banyuwangi memeliki seni budaya yang unik. Seni budaya itu antara lain Gandrung, Patrol, Seblang, Tari barong, Kuntulan, Janger, Jaranan ( Kuda Lumping ) Jedor dan Angklung Caruk ( adu angklung ) serta Kendang Kempul.
Saat ini saya hanya akan membahas mengenai kesenian Kendang Kempul. Kendang kempul merupakan musik etnik yang berkembang di Banyuwangi. Lagu-lagu dari musik gandrung menjadi cikal bakal lahirnya musik kendang kempul. Beberapa seniman gandrung pertama kali menyanyikan lagu-lagu gandrung tanpa menggunakan reffrain. Lagu-lagu yang pertama kali diciptakan oleh para seniman waktu itu adalah lagu dengan judul “keriping sawi” dan “keok-keok”. Musik ini semakin berkembang dengan lahirnya alat musik angklung sekitar tahun 1920-an.
Musik Banyuwangi berkembang semakin dinamis di tahun 1955 dengan berdirinya sanggar-sanggar kesenian yang didukung oleh LEKRA ( LEmbaga Kesenian Rakyat ) yang merupakan oraganisasi seni dibawah/underbow Partai Komunis Indonesia. Bahkan lagu “genjer-genjer” yang identik dengan gerakan PKI 1965 adalah ciptaan seniman Banyuwangi bernama Mohammad Arief yang syairnya bercerita tentang penderitaan warga sekitar saat dijajah oleh pasukan Jepang.
Pada periode 1966-1973 musik Banyuwangi sempat mati suri, karena adanya anggapan bahwa kesenian ini berbau PKI. Pada tahun 1973 musik Banyuwangi kembali muncul dan sejak itu lebih dikenal dengan nama musik Kendang Kempul. Penyebutan musik kendang kempul karena waktu itu alat musik yang menonjol saat digunakan untuk mengiring penyanyinya bernyanyi adalah alat musik kendang, Kempul dan suling. Tokoh yang kembali memperkenalkan/mempopulerkan kendang kempul adalah Sutrisno.
Seiring dengan bergulirnya waktu, maka perkembangan musik kendang kempul makin pesat. Jika disekitar tahun 1990-an para penikmat lagu Banyuwangi hanya mengenal nama Sumiati, Cahyono ( pelawak jayakarta grup), Suliana dan Alif S sebagai penyanyi kendang kempul, maka di penghujung akhir 1990-an mulai muncul nama-nama penyanyi baru dengan inovasi musik yang semakin memperkaya khasanah musik kendang kempul itu sendiri.
Generasi 1990-an akhir itu antara lain ada nama Niken Arisandy, Reny Farida, Adestya Mayasari, Ratna Antika, Dian Ratih dan masih banyak lagi. Sedang di jajaran pencipta lagu ada nama Hawadin, Yon’s DD, serta penyanyi sekaligus pencipta lagu serta pendiri grup seni kendang kempul POB ( Patrol Orchestra Banyuwangi ) Catur Arum. Bahkan penyanyi Nini Karlina sebelum jadi penyanyi dangdut dan hijrah ke Jakarta dulunya adalah penyanyi Kendang Kempul. Lagu Gelang Alit versi dangdut yang dinyanyikan oleh Ikke Nurjanah aslinya adalah lagu kendang kempul dengan judul yang sama.
Seiring semakin banyaknya referensi musik yang masuk dan mempengaruhi lagu kendang kempul, dengan sendirinya lagu ini semakin dinamis. Jika dulu di awal kemunculannya alat musik kebanyakan alat tradisional, maka sekarang mulai ditambahkanlah alat musik modern seperti gitar, keyboard dan drum untuk membuat musik ini semakin dinamis. Bahkan sejak sekitar 4 tahunan terakhir unsur musik dangdut koplo serat rock juga ikut menambah khasanah musik asli banyuwangi ini.
Beberapa waktu yang lalu juga ada nama wisatawan asal belanda yang datang kusus ke Banyuwangi untuk belajar bahasa oseng sekalian belajar menyanyikan lagu kendang kempul. Bahkan bule bernama Richardo Benito tersebut sempat ikut bernyanyi dalam beberpa pertunjukan musik kendang kempul di Banyuwangi. Benito juga dengan percaya dirinya mengupload lagu yang dia nyanyikan di situs youtube meski musik yang dia nyanyikan sudah bukan kendang kempul asli seperti pertama kali muncul sampai di akhir 1990-an. Untuk melihat videonya silahkan ( CHECK ) atau ( THIS ).
Sekarang begitu banyak lagu kendang kempul yang dinyanyikan dan dibawakan oleh artis penyanyi dangdut yang ada di daerah Jawa Timur. Sebut saja orkes dangdut Monata dan Palapa yang merupakan orkes dangdut terbesar di Jawa Timur dalam tiap penampilannya pasti membawakan lagu kendang kempul yang telah diarnsemen ulang dalam versi dangdut koplo. Lagu-lagu yang sering dibawakan antara lain lagu ” Bokong Semok, Dicokot-nyokot, Semebyar, Semende nang Dadane, Bojoku Nakal dan masih banyak lagi. Hal ini menandakan jika musik kendang kempul juga sudah mulai merambah daerah di luar Banyuwangi dan diterima dengan baik oleh warga daerah lain. Bahkan radio muara FM, radio dangdutnya Jakarta setidaknya seminggu sekali menyediakan segmen khusus untuk memutar lagu kendang kempul Banyuwangi seperti halnya mereka memberi segmen khusus untuk lagu campursari.
Saya sebagai anak yang lahir dan besar di Banyuwangi, meski dari suku jawa sangat mengapresiasi perkembangan kesenian tradisional asli Banyuwangi dan berharap pemerintah memberi wadah untuk para senimannya mengapresiasi seni mereka. Secara pribadi saya tidak ingin suatu saat kesenian ini juga diklaim oleh negara lain dengan mengaku sebagai kesenian asli mereka. Hidup kesenian asli Indonesia.
Denpasar, 21012011.0214
Masopu.
http://hiburan.kompasiana.com/musik/2011/01/21/kendang-kempul-musik-asli-banyuwangi-dan-dinamikanya/
http://www.blogger.com/img/blank.gif
Banyuwangi sebenarnya adalah kabupaten dengan wilayah paling luas di provinsi Jawa Timur. Kabupaten ini berbatasan dengan Situbondo di utara, Jember dan Bondowoso di sebelah barat, Samudra hindia di sebelah selatan dan Selat Bali di sebelah timur. Di kabupaten ini ada pelabuhan ikan Muncar yang konon merupakan pelabuhan perikanan terbesar di Indonesia.
Banyuwangi meski terletak di pulau Jawa, tapi mereka di diami oleh suku lain. Mereka menamakan diri sebagai suku Osing dan bukan bagian dari suku Jawa. Bahasa yang mereka gunakan pun bukanlah bahasa Jawa seperti umumnya orang yang tinggal di daerah Jawa Timur, Jawa tengah, Jogja. Bahasa Oseng merupakan bahasa turunan langsung dari Bahasa jawa kuno seperti halnya bahasa Bali. Memang ada beberapa kosakata dari bahasa Oseng yang mirip dengan bahasa Jawa ataupun bahasa Bali, tapi dengan arti yang berbeda.
Sementara untuk budaya, Banyuwangi memiliki budaya yang berbeda dengan kebudayaan daerah lain baik Jawa ataupun Bali sebagai daerah yang bisa dibilang bersentuhan langsung dengan Banyuwangi. Banyuwangi memeliki seni budaya yang unik. Seni budaya itu antara lain Gandrung, Patrol, Seblang, Tari barong, Kuntulan, Janger, Jaranan ( Kuda Lumping ) Jedor dan Angklung Caruk ( adu angklung ) serta Kendang Kempul.
Saat ini saya hanya akan membahas mengenai kesenian Kendang Kempul. Kendang kempul merupakan musik etnik yang berkembang di Banyuwangi. Lagu-lagu dari musik gandrung menjadi cikal bakal lahirnya musik kendang kempul. Beberapa seniman gandrung pertama kali menyanyikan lagu-lagu gandrung tanpa menggunakan reffrain. Lagu-lagu yang pertama kali diciptakan oleh para seniman waktu itu adalah lagu dengan judul “keriping sawi” dan “keok-keok”. Musik ini semakin berkembang dengan lahirnya alat musik angklung sekitar tahun 1920-an.
Musik Banyuwangi berkembang semakin dinamis di tahun 1955 dengan berdirinya sanggar-sanggar kesenian yang didukung oleh LEKRA ( LEmbaga Kesenian Rakyat ) yang merupakan oraganisasi seni dibawah/underbow Partai Komunis Indonesia. Bahkan lagu “genjer-genjer” yang identik dengan gerakan PKI 1965 adalah ciptaan seniman Banyuwangi bernama Mohammad Arief yang syairnya bercerita tentang penderitaan warga sekitar saat dijajah oleh pasukan Jepang.
Pada periode 1966-1973 musik Banyuwangi sempat mati suri, karena adanya anggapan bahwa kesenian ini berbau PKI. Pada tahun 1973 musik Banyuwangi kembali muncul dan sejak itu lebih dikenal dengan nama musik Kendang Kempul. Penyebutan musik kendang kempul karena waktu itu alat musik yang menonjol saat digunakan untuk mengiring penyanyinya bernyanyi adalah alat musik kendang, Kempul dan suling. Tokoh yang kembali memperkenalkan/mempopulerkan kendang kempul adalah Sutrisno.
Seiring dengan bergulirnya waktu, maka perkembangan musik kendang kempul makin pesat. Jika disekitar tahun 1990-an para penikmat lagu Banyuwangi hanya mengenal nama Sumiati, Cahyono ( pelawak jayakarta grup), Suliana dan Alif S sebagai penyanyi kendang kempul, maka di penghujung akhir 1990-an mulai muncul nama-nama penyanyi baru dengan inovasi musik yang semakin memperkaya khasanah musik kendang kempul itu sendiri.
Generasi 1990-an akhir itu antara lain ada nama Niken Arisandy, Reny Farida, Adestya Mayasari, Ratna Antika, Dian Ratih dan masih banyak lagi. Sedang di jajaran pencipta lagu ada nama Hawadin, Yon’s DD, serta penyanyi sekaligus pencipta lagu serta pendiri grup seni kendang kempul POB ( Patrol Orchestra Banyuwangi ) Catur Arum. Bahkan penyanyi Nini Karlina sebelum jadi penyanyi dangdut dan hijrah ke Jakarta dulunya adalah penyanyi Kendang Kempul. Lagu Gelang Alit versi dangdut yang dinyanyikan oleh Ikke Nurjanah aslinya adalah lagu kendang kempul dengan judul yang sama.
Seiring semakin banyaknya referensi musik yang masuk dan mempengaruhi lagu kendang kempul, dengan sendirinya lagu ini semakin dinamis. Jika dulu di awal kemunculannya alat musik kebanyakan alat tradisional, maka sekarang mulai ditambahkanlah alat musik modern seperti gitar, keyboard dan drum untuk membuat musik ini semakin dinamis. Bahkan sejak sekitar 4 tahunan terakhir unsur musik dangdut koplo serat rock juga ikut menambah khasanah musik asli banyuwangi ini.
Beberapa waktu yang lalu juga ada nama wisatawan asal belanda yang datang kusus ke Banyuwangi untuk belajar bahasa oseng sekalian belajar menyanyikan lagu kendang kempul. Bahkan bule bernama Richardo Benito tersebut sempat ikut bernyanyi dalam beberpa pertunjukan musik kendang kempul di Banyuwangi. Benito juga dengan percaya dirinya mengupload lagu yang dia nyanyikan di situs youtube meski musik yang dia nyanyikan sudah bukan kendang kempul asli seperti pertama kali muncul sampai di akhir 1990-an. Untuk melihat videonya silahkan ( CHECK ) atau ( THIS ).
Sekarang begitu banyak lagu kendang kempul yang dinyanyikan dan dibawakan oleh artis penyanyi dangdut yang ada di daerah Jawa Timur. Sebut saja orkes dangdut Monata dan Palapa yang merupakan orkes dangdut terbesar di Jawa Timur dalam tiap penampilannya pasti membawakan lagu kendang kempul yang telah diarnsemen ulang dalam versi dangdut koplo. Lagu-lagu yang sering dibawakan antara lain lagu ” Bokong Semok, Dicokot-nyokot, Semebyar, Semende nang Dadane, Bojoku Nakal dan masih banyak lagi. Hal ini menandakan jika musik kendang kempul juga sudah mulai merambah daerah di luar Banyuwangi dan diterima dengan baik oleh warga daerah lain. Bahkan radio muara FM, radio dangdutnya Jakarta setidaknya seminggu sekali menyediakan segmen khusus untuk memutar lagu kendang kempul Banyuwangi seperti halnya mereka memberi segmen khusus untuk lagu campursari.
Saya sebagai anak yang lahir dan besar di Banyuwangi, meski dari suku jawa sangat mengapresiasi perkembangan kesenian tradisional asli Banyuwangi dan berharap pemerintah memberi wadah untuk para senimannya mengapresiasi seni mereka. Secara pribadi saya tidak ingin suatu saat kesenian ini juga diklaim oleh negara lain dengan mengaku sebagai kesenian asli mereka. Hidup kesenian asli Indonesia.
Denpasar, 21012011.0214
Masopu.
http://hiburan.kompasiana.com/musik/2011/01/21/kendang-kempul-musik-asli-banyuwangi-dan-dinamikanya/
http://www.blogger.com/img/blank.gif
Senin, 17 Januari 2011
Tanpa judul
Jika cinta menuntut ketulusan hati
apakah mungkin bisa kita memberi
jika cinta meminta keikhlasan dan keutamaan budi
kemanakah kekurangan itu akan sembunyi?
Ketulusan cinta bukanlah untuk meinta itu semua
kesucian cinta tidaklah untuk merubah
tapi semua itu hanyalah pendukung untuk cinta yang lebih mulya
yang menerima segala rasa dengan keurangan dan kelebihannya
Denpasar.17012011.2300
Masopu
apakah mungkin bisa kita memberi
jika cinta meminta keikhlasan dan keutamaan budi
kemanakah kekurangan itu akan sembunyi?
Ketulusan cinta bukanlah untuk meinta itu semua
kesucian cinta tidaklah untuk merubah
tapi semua itu hanyalah pendukung untuk cinta yang lebih mulya
yang menerima segala rasa dengan keurangan dan kelebihannya
Denpasar.17012011.2300
Masopu
Keanehan di Medan perang
Pasukan "Berseragam Putih" di Gaza
Ada “pasukan lain” membantu para mujahidin Palestina. Pasukan Israel sendiri mengakui adanya pasukan berseragam putih itu.
Suatu hari di penghujung Januari 2009, sebuah rumah milik keluarga Dardunah yang berada di antara Jabal Al Kasyif dan Jabal Ar Rais, tepatnya di jalan Al Qaram, didatangi oleh sekelompok pasukan Israel.
Seluruh anggota keluarga diperintahkan duduk di sebuah ruangan. Salah satu anak laki-laki diinterogasi mengenai ciri-ciri para pejuang al-Qassam.
Saat diinterogasi, sebagaimana ditulis situs Filisthin Al Aan (25/1/2009), mengutip cerita seorang mujahidin al-Qassam, laki-laki itu menjawab dengan jujur bahwa para pejuang al-Qassam mengenakan baju hitam-hitam. Akan tetapi tentara itu malah marah dan memukulnya hingga laki-laki malang itu pingsan.
Selama tiga hari berturut-turut, setiap ditanya, laki-laki itu menjawab bahwa para pejuang al-Qassam memakai seragam hitam. Akhirnya, tentara itu naik pitam dan mengatakan dengan keras, “Wahai pembohong! Mereka itu berseragam putih!”
Cerita lain yang disampaikan penduduk Palestina di situs milik Brigade Izzuddin al-Qassam, Multaqa al-Qasami, juga menyebutkan adanya “pasukan lain” yang tidak dikenal. Awalnya, sebuah ambulan dihentikan oleh sekelompok pasukan Israel. Sopirnya ditanya apakah dia berasal dari kelompok Hamas atau Fatah? Sopir malang itu menjawab, “Saya bukan kelompok mana-mana. Saya cuma sopir ambulan.”
Akan tetapi tentara Israel itu masih bertanya, “Pasukan yang berpakaian putih-putih dibelakangmu tadi, masuk kelompok mana?” Si sopir pun kebingungan, karena ia tidak melihat seorangpun yang berada di belakangnya. “Saya tidak tahu,” jawaban satu-satunya yang ia miliki.
SuaraTak Bersumber
Ada lagi kisah karamah mujahidin yang kali ini disebutkan oleh khatib masjid Izzuddin Al Qassam di wilayah Nashirat Gaza yang telah ditayangkan oleh TV channel Al Quds, yang juga ditulis oleh Dr Aburrahman Al Jamal di situs Al Qassam dengan judul Ayaat Ar Rahman fi Jihad Al Furqan (Ayat-ayat Allah dalam Jihad Al Furqan).
Sang khatib bercerita, seorang pejuang telah menanam sebuah ranjau yang telah disiapkan untuk menyambut pasukan Zionis yang melalui jalan tersebut.
“Saya telah menanam sebuah ranjau. Saya kemudian melihat sebuah helikopter menurunkan sejumlah besar pasukan disertai tank-tank yang beriringan menuju jalan tempat saya menanam ranjau,” kata pejuang tadi.
Akhirnya, sang pejuang memutuskan untuk kembali ke markas karena mengira ranjau itu tidak akan bekerja optimal. Maklum, jumlah musuh amat banyak.
Akan tetapi, sebelum beranjak meninggalkan lokasi, pejuang itu mendengar suara “Utsbut, tsabatkallah” yang maknanya kurang lebih, “tetaplah di tempat maka Allah menguatkanmu.” Ucapan itu ia dengar berulang-ulang sebanyak tiga kali.
“Saya mencari sekeliling untuk mengetahui siapa yang mengatakan hal itu kapada saya. Akan tetapi saya malah terkejut, karena tidak ada seorang pun yang bersama saya,” ucap mujahidin itu, sebagaimana ditirukan sang khatib.
Akhirnya sang mujahid memutuskan untuk tetap berada di lokasi. Ketika sebuah tank melewati ranjau yang tertanam, sesualu yang “ajaib” terjadi. Ranjau itu justru meledak amat dahsyat. Tank yang berada di dekatnya langsung hancur. Banyak serdadu Israel meninggal seketika. Sebagian dari mereka harus diangkut oleh helikopter. “Sedangkan saya sendiri dalam keadaan selamat,” kata mujahid itu lagi, melalui lidah khatib.
Cerita yang disampaikan oleh seorang penulis Mesir, Hisyam Hilali, dalam situs alraesryoon.com, ikut mendukung kisah-kisah sebelumnya. Abu Mujahid, salah seorang pejuang yang melakukan ribath (berjaga) mengatakan, “Ketika saya mengamati gerakan tank-tank di perbatasan kota, dan tidak ada seorang pun di sekitar, akan tetapi saya mendengar suara orang yang bertasbih dan beritighfar. Saya berkali-kali mencoba untuk memastikan asal suara itu, akhirnya saya memastikan bahwa suara itu tidak keluar kecuali dari bebatuan dan pasir.”
Cerita mengenai “pasukan tidak dikenal” juga datang dari seorang penduduk rumah susun wilayah Tal Islam yang handak mengungsi bersama keluarganya untuk menyelamatkan diri dari serangan Israel.
Di tangga rumah ia melihat beberapa pejuang menangis. “Kenapa kalian menangis?” tanyanya.
“Kami menangis bukan karena khawatir keadaan diri kami atau takut dari musuh. Kami menangis karena bukan kami yang bertempur. Di sana ada kelompok lain yang bertempur memporak-porandakan musuh, dan kami tidak tahu dari mana mereka datang,” jawabnya
Saksi Serdadu Israel
Cerita tentang “serdadu berseragam putih” tak hanya diungkap oleh mujahidin Palestina atau warga Gaza. Beberapa personel pasukan Israel sendiri menyatakan hal serupa.
Situs al-Qassam memberitakan bahwa TV Chan*nel 10 milik Israel telah menyiarkan seorang anggota pasukan yang ikut serta dalam pertempuran Gaza dan kembali dalam keadaan buta.
“Ketika saya berada di Gaza, seorang tentara berpakaian putih mendatangi saya dan menaburkan pasir di mata saya, hingga saat itu juga saya buta,” kata anggota pasukan ini.
Di tempat lain ada serdadu Israel yang mengatakan mereka pernah berhadapan dengan “hantu”. Mereka tidak diketahui dari mana asalnya, kapan munculnya, dan ke mana menghilangnya.
Masih dari Channel 10, seorang Lentara Israel lainnya mengatakan, “Kami berhadapan dengan pasukan berbaju putih-putih dengan jenggot panjang. Kami tembak dengan senjata, akan tetapi mereka tidak mati.”
Cerita ini menggelitik banyak pemirsa. Mereka bertanya kepada Channel 10, siapa sebenarnya pasukan berseragam putih itu? ***
Sudah Meledak, Ranjau Masih Utuh
Di saat para mujahidin terjepit, hewan-hewan dan alam tiba-tiba ikut membantu, bahkan menjelma menjadi sesuatu yang menakutkan.
Sebuah kejadian “aneh” terjadi di Gaza Selatan, tepatnya di daerah AI Maghraqah. Saat itu para mujahidin sedang memasang ranjau. Di saat mengulur kabel, tiba-tiba sebuah pesawat mata-mata Israel memergoki mereka. Bom pun langsung jatuh ke lokasi itu.
Untunglah para mujahidin selamat. Namun, kabel pengubung ranjau dan pemicu yang tadi hendak disambung menjadi terputus. Tidak ada kesempatan lagi untuk menyambungnya, karena pesawat masih berputar-putar di atas.
Tak lama kemudian, beberapa tank Israel mendekati lokasi di mana ranjau-ranjau tersebut ditanam. Tak sekadar lewat, tank-tank itu malah berhenti tepat di atas peledak yang sudah tak berfungsi itu.
Apa daya, kaum Mujahidin tak bisa berbuat apa-apa. Kabel ranjau jelas tak mungkin disambung, sementara tank-tank Israel telah berkumpul persis di atas ranjau.
Mereka merasa amat sedih, bahkan ada yang menangis ketika melihat pemandangan itu. Sebagian yang lain berdoa, “allahumma kama lam tumakkinna minhum, allahumma la tumakkin lahum,” yang maknanya, “Ya Allah, sebagaimana engkau tidak memberikan kesempatan kami menghadapi mereka, jadikanlah mereka juga lidak memiliki kesempatan serupa.”
Tiba-tiba, ketika fajar tiba, terjadilah keajaiban. Terdengar ledakan dahsyat persis di lokasi penanaman ranjau yang tadinya tak berfungsi.
Setelah Tentara Israel pergi dengan membawa kerugian akibat ledakan lersebut, para mujahidin segera melihal lokasi ledakan. Sungguh aneh, ternyata seluruh ranjau yang telah mereka tanam itu masih utuh. Dari mana datangnva ledakan? Wallahu a’lam.
Masih dari wilayah Al Maghraqah. Saat pasukan Israel menembakkan artileri ke salah satu rumah, hingga rumah itu terbakar dan api menjalar ke rumah sebelahnya, para mujahidin dihinggapi rasa khawatir jika api itu semakin tak terkendali.
Seorang dari mujahidin itu lalu berdoa,”Wahai Dzat yang merubah api menjadi dingin dan tidak membahayakan untuk Ibrahim, padamkanlah api itu dengan kekuatan-Mu.”
Maka, tidak lebih dari tiga menit, api pun padam. Para niujahidin menangis terharu karena mereka merasa Allah Subhanuhu wa Ta’ala (SWT) telah memberi pertolongan dengan terkabulnya doa mereka dengan segera.
Merpati dan Anjing
Seorang mujahid Palestina menuturkan kisah “aneh” lainnya kepada situs Filithin AlAan (25/1/ 2009). Saat bertugas di wilayah Jabal Ar Rais, sang mujahid melihat seekor merpati terbang dengan suara melengking, yang melintas sebelum rudal-rudal Israel berjatuhan di wilayah itu.
Para mujahidin yang juga melihat merpati itu langsung menangkap adanya isyarat yang ingin disampaikan sang merpati.
Begitu merpali itu melintas, para mujahidin langsung berlindung di tempat persembunyian mereka. Ternyata dugaan mereka benar. Selang beberapa saat kemudian bom-bom Israel datang menghujan. Para mujahidin itu pun selamat.
Adalagi cerita “keajaiban” mengenai seekor anjing, sebagaimana diberitakan situs Filithin Al Aan. Suatu hari, tatkala sekumpulan mujahidin Al Qassam melakukan ribath di front pada tengah malam, tiba-tiba muncul seekor anjing militer Israel jenis doberman. Anjing itu kelihatannya memang dilatih khusus untuk membantu pasukan Israel menemukan tempat penyimpanan senjata dan persembunyian para mujahidin.
Anjing besar ini mendekat dengan menampakkan sikap tidak bersahabat. Salah seorang mujahidin kemudian mendekati anjing itu dan berkata kepadanya, “Kami adalah para mujahidin di jalan Allah dan kami diperintahkan untuk tetap berada di tempat ini. Karena itu, menjauhlah dari kami, dan jangan menimbulkan masalah untuk kami.”
Setelah itu, si anjing duduk dengan dua tangannya dijulurkan ke depan dan diam. Akhirnya, seorang mujahidin yang lain mendekatinya dan memberinya beberapa korma. Dengan tenang anjing itu memakan korma itu, lalu beranjak pergi.
Kabut pun Ikut Membantu
Ada pula kisah menarik yang disampaikan oleh komandan lapangan Al Qassam di kamp pengungsian Nashirat, langsung setelah usai shalat dhuhur di masjid Al Qassam (17/1/2009).
Saat itu sekelompok mujahidin yang melakukan ribath di Tal Ajul terkepung oleh tank-tank Israel dan pasukan khusus mereka. Dari atas, pesawat mata-mata terus mengawasi.
Di saat posisi para mujahidin terjepit, kabut tebal tiba-tiba turun di malam itu. Kabut itu lelah menutupi pandangan mata tentara Israel dan membantu pasukan mujahidin keluar dari kepungan.
Kasus serupa diceritakan oleh Abu Ubaidah. salah satu pemimpin lapangan Al Qassam, sebagaimana ditulis situs almesryoon.com. la bercerita bagaimana kabut tebal tiba-tiba turun dan membatu para mujahidin untuk melakukan serangan.
Awalnya, pasukan mujahiddin tengah menunggu waktu yang tepat untuk mendekati tank-tank tentara Israel guna meledakkannya. “Tak lupa kami berdoa kepada Allah agar dimudahkan untuk melakukan serangan ini,” kata Abu Ubaidah.
Tiba-tiba turunlah kabut tebal di tempat tersebut. Pasukan mujahidin segera bergerak menyelinap di antara tank-tank, menanam ranjau-ranjau di dekatnya, dan segera meninggalkan lokasi tanpa diketahui pesawat mata-mata yang memenuhi langit Gaza, atau oleh pasukan infantri Israel yang berada di sekitar kendaraan militer itu. Lima tentara Israel tewas di tempat dan puluhan lainnya luka-luka setelah ranjau-ranjau itu meledak.
Selamat dengan al-Qur’an
Cerita ini bermula ketika salah seorang pejuang yang menderita luka memasuki rumah sakit As Syifa’. Seorang dokter yang memeriksanya kaget ketika mengelahui ada sepotong proyektil peluru bersarang di saku pejuang tersebut.
Yang membuat ia sangat kaget adalah timah panas itu gagal menembus jantung sang pejuang karena terhalang oleh sebuah buku doa dan mushaf al-Qur’an yang selalu berada di saku sang pejuang.
Buku kumpulun doa itu berlobang, namun hanya sampul muka mushaf itu saja yang rusak, sedangkan proyektil sendiri bentuknya sudah “berantakan”.
Kisah ini disaksikan sendiri oleh Dr Hisam Az Zaghah, dan diceritakannya saat Festival Ikatan Dokter Yordan sebagaimana ditulis situs partai Al Ikhwan Al Muslimun (23/1/2009).
Dr Hisam juga memperlihatkan bukti berupa sebuah proyektil peluru, mushaf Al Qur’an, serta buku kumpulan doa-doa berjudul Hishnul Muslim yang menahan peluru tersebut.
Abu Ahid, imam Masjid AnNur di Hay As Syeikh Ridzwan, juga punya kisah menarik. Sebelumnya, Israel telah menembakkan 3 rudalnya ke masjid itu hingga tidak tersisa kecuali hanya puing-puing bangunan. “Akan tetapi mushaf-mushaf Al Quran tetap berada di tampatnya dan tidak tersentuh apa-apa,” ucapnya seraya tak henti bertasbih.
“Kami temui beberapa mushaf yang terbuka tepat di ayat-ayat yang mengabarkan tentang kemenangan dan kesabaran, seperti firman Allah, ‘Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata, sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali,”(Al-Baqarah [2]: 155-156),” jelas Abu Ahid sebagaimana dikutip Islam Online (15/1/2009).***
Harum Jasad Para Syuhada
Abdullah As Shani adalah anggota kesatuan sniper (penembak jitu) al-Qassam yang menjadi sasaran rudal pesawat F-16 Israel ketika sedang berada di pos keamanan di Nashirat, Gaza.
Jasad komandan lapangan al-Qassam dan pengawal khusus para tokoh Hamas ini “hilang” setelah terkena rudal. Selama dua hari jasad tersebut dicari, ternyata sudah hancur tak tersisa kecuali serpihan kepala dan dagunya. Serpihan-serpihan tubuh itu kemudian dikumpulkan dan dibawa pulang ke rumah oleh keluarganya untuk dimakamkan.
Sebelum dikebumikan, sebagaimana dirilis situs syiria-aleppo. com (24/1/2009), serpihan jasad tersebut sempat disemayamkan di sebuah ruangan di rumah keluarganya. Beberapa lama kemudian, mendadak muncul bau harum misk dari ruangan penyimpanan serpihan tubuh tadi.
Keluarga Abdullah As Shani’ terkejut lalu memberitahukan kepada orang-orang yang mengenal sang pejuang yang memiliki kuniyah (julukan) Abu Hamzah ini.
Lalu, puluhan orang ramai-ramai mendatangi rumah tersebut untuk mencium bau harum yang berasal dari serpihan-serpihan tubuh yang diletakkan dalam sebuah kantong plastik.
Bahkan, menurut pihak keluarga, 20 hari setelah wafatnya pria yang tak suka menampakkan amalan-amalannya ini, bau harum itu kembali semerbak memenuhi rungan yang sama.
Cerita yang sama terjadi juga pada jenazah Musa Hasan Abu Nar, mujahid Al Qassam yang juga syahid karena serangan udara Israel di Nashiriyah. Dr Abdurrahman Al Jamal, penulis yang bermukim di Gaza, ikut mencium bau harum dari sepotong kain yang terkena darah Musa Hasan Abu Nar. Walau kain itu telah dicuci berkali-kali, bau itu tetap semerbak.
Ketua Partai Amal Mesir, Majdi Ahmad Husain, menyaksikan sendiri harumnya jenazah para syuhada. Sebagaunana dilansir situs Al Quds Al Arabi (19/1/2009), saat masih berada di Gaza, ia menyampaikan, “Saya telah mengunjungi sebagian besar kota dan desa-desa. Saya ingin melihat bangunan-bangunan yang hancur karena serangan Israel. Percayalah, bahwa saya mencium bau harumnya para syuhada.”
Dua Pekan Wafat, Darah Tetap Mengalir
Yasir Ali Ukasyah sengaja pergi ke Gaza dalam rangka bergabung dengan sayap milisi pejuang Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam. Ia meninggalkan Mesir setelah gerbang Rafah, yang menghubungkan Mesir-Gaza, terbuka beberapa bulan lalu.
Sebelumnya, pemuda yang gemar menghafal al-Qur’an ini sempat mengikuti wisuda huffadz (para penghafal) al-Qur’an di Gaza dan bergabung dengan para mujahidin untuk memperoleh pelatihan militer. Sebelum masuk Gaza, di pertemuan akhir dengan salah satu sahabatnya di Rafah, ia meminta didoakan agar memperoleh kesyahidan.
Untung tak dapat ditolak, malang tak dapat diraih, di bumi jihad Gaza, ia telah memperoleh apa yang ia cita-citakan. Yasir syahid dalam sebuah pertempuran dengan pasukan Israel di kamp pengungsian Jabaliya.
Karena kondisi medan, jasadnya baru bisa dievakuasi setelah dua pekan wafatnya di medan pertempuran tersebut.
Walau sudah dua pekan meninggal, para pejuang yang ikut serta melakukan evakuasi menyaksikan bahwa darah segar pemuda berumur 21 tahun itu masih mengalir dan fisiknya tidak rusak. Kondisinya mirip seperti orang yang sedang tertidur.
Sebelum syahid, para pejuang pernah menawarkan kepadanya untuk menikah dengan salah satu gadis Palestina, namun ia menolak. “Saya meninggalkan keluarga dan tanah air dikarenakan hal yang lebih besar dari itu,” jawabnya.
Kabar tentang kondisi jenazah pemuda yang memiliki kuniyah Abu Hamzah beredar di kalangan penduduk Gaza. Para khatib juga menjadikannya sebagai bahan khutbah Jumat mereka atas tanda-tanda keajaiban perang Gaza. Cerita ini juga dimuat oleh Arab Times (7/2/ 2009)
Terbunuh 1.000, Lahir 3.000
Hilang seribu, tumbuh tiga ribu. Sepertinya, ungkapan ini cocok disematkan kepada penduduk Gaza. Kesedihan rakyat Gaza atas hilangnya nyawa 1.412 putra putrinya, terobati dengan lahirnya 3.700 bayi selama 22 hari gempuran Israel terhadap kota kecil ini.
Hamam Nisman, Direktur Dinas Hubungan Sosial dalam Kementerian Kesehatan pemerintahan Gaza menyatakan bahwa dalam 22 hari 3.700 bayi lahir di Gaza. “Mereka lahir antara tanggal 27 Desember 2008 hingga 17 Januari 2009, ketika Is*rael melakukan serangan yang menyebabkan meninggalnya 1.412 rakyat Gaza, yang mayoritas wanita dan anak-anak,” katanya.
Bulan Januari tercatat sebagai angka kelahiran tertinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. “Setiap tahun 50 ribu kasus kelahiran tercatat di Gaza. Dan, dalam satu bulan tercatat 3.000 hingga 4.000 kelahiran. Akan tetapi di masa serangan Israel 22 hari, kami mencatat 3.700 kelahiran dan pada sisa bulan Januari tercatat 1.300 kelahiran. Berarti dalam bulan Januari terjadi peningkatan kelahiran hingga 1.000 kasus.
Rasio antara kematian dan kelahiran di Gaza memang tidak sama. Angka kelahiran, jelasnya lagi, mencapai 50 ribu tiap tahun, sedang kematian mencapai 5 ribu.
“Israel sengaja membunuh para wanita dan anak-anak untuk menghapus masa depan Gaza. Sebanyak 440 anak-anak dan 110 wanita telah dibunuh dan 2.000 anak serta 1.000 wanita mengalami luka-luka.
Ada “pasukan lain” membantu para mujahidin Palestina. Pasukan Israel sendiri mengakui adanya pasukan berseragam putih itu.
Suatu hari di penghujung Januari 2009, sebuah rumah milik keluarga Dardunah yang berada di antara Jabal Al Kasyif dan Jabal Ar Rais, tepatnya di jalan Al Qaram, didatangi oleh sekelompok pasukan Israel.
Seluruh anggota keluarga diperintahkan duduk di sebuah ruangan. Salah satu anak laki-laki diinterogasi mengenai ciri-ciri para pejuang al-Qassam.
Saat diinterogasi, sebagaimana ditulis situs Filisthin Al Aan (25/1/2009), mengutip cerita seorang mujahidin al-Qassam, laki-laki itu menjawab dengan jujur bahwa para pejuang al-Qassam mengenakan baju hitam-hitam. Akan tetapi tentara itu malah marah dan memukulnya hingga laki-laki malang itu pingsan.
Selama tiga hari berturut-turut, setiap ditanya, laki-laki itu menjawab bahwa para pejuang al-Qassam memakai seragam hitam. Akhirnya, tentara itu naik pitam dan mengatakan dengan keras, “Wahai pembohong! Mereka itu berseragam putih!”
Cerita lain yang disampaikan penduduk Palestina di situs milik Brigade Izzuddin al-Qassam, Multaqa al-Qasami, juga menyebutkan adanya “pasukan lain” yang tidak dikenal. Awalnya, sebuah ambulan dihentikan oleh sekelompok pasukan Israel. Sopirnya ditanya apakah dia berasal dari kelompok Hamas atau Fatah? Sopir malang itu menjawab, “Saya bukan kelompok mana-mana. Saya cuma sopir ambulan.”
Akan tetapi tentara Israel itu masih bertanya, “Pasukan yang berpakaian putih-putih dibelakangmu tadi, masuk kelompok mana?” Si sopir pun kebingungan, karena ia tidak melihat seorangpun yang berada di belakangnya. “Saya tidak tahu,” jawaban satu-satunya yang ia miliki.
SuaraTak Bersumber
Ada lagi kisah karamah mujahidin yang kali ini disebutkan oleh khatib masjid Izzuddin Al Qassam di wilayah Nashirat Gaza yang telah ditayangkan oleh TV channel Al Quds, yang juga ditulis oleh Dr Aburrahman Al Jamal di situs Al Qassam dengan judul Ayaat Ar Rahman fi Jihad Al Furqan (Ayat-ayat Allah dalam Jihad Al Furqan).
Sang khatib bercerita, seorang pejuang telah menanam sebuah ranjau yang telah disiapkan untuk menyambut pasukan Zionis yang melalui jalan tersebut.
“Saya telah menanam sebuah ranjau. Saya kemudian melihat sebuah helikopter menurunkan sejumlah besar pasukan disertai tank-tank yang beriringan menuju jalan tempat saya menanam ranjau,” kata pejuang tadi.
Akhirnya, sang pejuang memutuskan untuk kembali ke markas karena mengira ranjau itu tidak akan bekerja optimal. Maklum, jumlah musuh amat banyak.
Akan tetapi, sebelum beranjak meninggalkan lokasi, pejuang itu mendengar suara “Utsbut, tsabatkallah” yang maknanya kurang lebih, “tetaplah di tempat maka Allah menguatkanmu.” Ucapan itu ia dengar berulang-ulang sebanyak tiga kali.
“Saya mencari sekeliling untuk mengetahui siapa yang mengatakan hal itu kapada saya. Akan tetapi saya malah terkejut, karena tidak ada seorang pun yang bersama saya,” ucap mujahidin itu, sebagaimana ditirukan sang khatib.
Akhirnya sang mujahid memutuskan untuk tetap berada di lokasi. Ketika sebuah tank melewati ranjau yang tertanam, sesualu yang “ajaib” terjadi. Ranjau itu justru meledak amat dahsyat. Tank yang berada di dekatnya langsung hancur. Banyak serdadu Israel meninggal seketika. Sebagian dari mereka harus diangkut oleh helikopter. “Sedangkan saya sendiri dalam keadaan selamat,” kata mujahid itu lagi, melalui lidah khatib.
Cerita yang disampaikan oleh seorang penulis Mesir, Hisyam Hilali, dalam situs alraesryoon.com, ikut mendukung kisah-kisah sebelumnya. Abu Mujahid, salah seorang pejuang yang melakukan ribath (berjaga) mengatakan, “Ketika saya mengamati gerakan tank-tank di perbatasan kota, dan tidak ada seorang pun di sekitar, akan tetapi saya mendengar suara orang yang bertasbih dan beritighfar. Saya berkali-kali mencoba untuk memastikan asal suara itu, akhirnya saya memastikan bahwa suara itu tidak keluar kecuali dari bebatuan dan pasir.”
Cerita mengenai “pasukan tidak dikenal” juga datang dari seorang penduduk rumah susun wilayah Tal Islam yang handak mengungsi bersama keluarganya untuk menyelamatkan diri dari serangan Israel.
Di tangga rumah ia melihat beberapa pejuang menangis. “Kenapa kalian menangis?” tanyanya.
“Kami menangis bukan karena khawatir keadaan diri kami atau takut dari musuh. Kami menangis karena bukan kami yang bertempur. Di sana ada kelompok lain yang bertempur memporak-porandakan musuh, dan kami tidak tahu dari mana mereka datang,” jawabnya
Saksi Serdadu Israel
Cerita tentang “serdadu berseragam putih” tak hanya diungkap oleh mujahidin Palestina atau warga Gaza. Beberapa personel pasukan Israel sendiri menyatakan hal serupa.
Situs al-Qassam memberitakan bahwa TV Chan*nel 10 milik Israel telah menyiarkan seorang anggota pasukan yang ikut serta dalam pertempuran Gaza dan kembali dalam keadaan buta.
“Ketika saya berada di Gaza, seorang tentara berpakaian putih mendatangi saya dan menaburkan pasir di mata saya, hingga saat itu juga saya buta,” kata anggota pasukan ini.
Di tempat lain ada serdadu Israel yang mengatakan mereka pernah berhadapan dengan “hantu”. Mereka tidak diketahui dari mana asalnya, kapan munculnya, dan ke mana menghilangnya.
Masih dari Channel 10, seorang Lentara Israel lainnya mengatakan, “Kami berhadapan dengan pasukan berbaju putih-putih dengan jenggot panjang. Kami tembak dengan senjata, akan tetapi mereka tidak mati.”
Cerita ini menggelitik banyak pemirsa. Mereka bertanya kepada Channel 10, siapa sebenarnya pasukan berseragam putih itu? ***
Sudah Meledak, Ranjau Masih Utuh
Di saat para mujahidin terjepit, hewan-hewan dan alam tiba-tiba ikut membantu, bahkan menjelma menjadi sesuatu yang menakutkan.
Sebuah kejadian “aneh” terjadi di Gaza Selatan, tepatnya di daerah AI Maghraqah. Saat itu para mujahidin sedang memasang ranjau. Di saat mengulur kabel, tiba-tiba sebuah pesawat mata-mata Israel memergoki mereka. Bom pun langsung jatuh ke lokasi itu.
Untunglah para mujahidin selamat. Namun, kabel pengubung ranjau dan pemicu yang tadi hendak disambung menjadi terputus. Tidak ada kesempatan lagi untuk menyambungnya, karena pesawat masih berputar-putar di atas.
Tak lama kemudian, beberapa tank Israel mendekati lokasi di mana ranjau-ranjau tersebut ditanam. Tak sekadar lewat, tank-tank itu malah berhenti tepat di atas peledak yang sudah tak berfungsi itu.
Apa daya, kaum Mujahidin tak bisa berbuat apa-apa. Kabel ranjau jelas tak mungkin disambung, sementara tank-tank Israel telah berkumpul persis di atas ranjau.
Mereka merasa amat sedih, bahkan ada yang menangis ketika melihat pemandangan itu. Sebagian yang lain berdoa, “allahumma kama lam tumakkinna minhum, allahumma la tumakkin lahum,” yang maknanya, “Ya Allah, sebagaimana engkau tidak memberikan kesempatan kami menghadapi mereka, jadikanlah mereka juga lidak memiliki kesempatan serupa.”
Tiba-tiba, ketika fajar tiba, terjadilah keajaiban. Terdengar ledakan dahsyat persis di lokasi penanaman ranjau yang tadinya tak berfungsi.
Setelah Tentara Israel pergi dengan membawa kerugian akibat ledakan lersebut, para mujahidin segera melihal lokasi ledakan. Sungguh aneh, ternyata seluruh ranjau yang telah mereka tanam itu masih utuh. Dari mana datangnva ledakan? Wallahu a’lam.
Masih dari wilayah Al Maghraqah. Saat pasukan Israel menembakkan artileri ke salah satu rumah, hingga rumah itu terbakar dan api menjalar ke rumah sebelahnya, para mujahidin dihinggapi rasa khawatir jika api itu semakin tak terkendali.
Seorang dari mujahidin itu lalu berdoa,”Wahai Dzat yang merubah api menjadi dingin dan tidak membahayakan untuk Ibrahim, padamkanlah api itu dengan kekuatan-Mu.”
Maka, tidak lebih dari tiga menit, api pun padam. Para niujahidin menangis terharu karena mereka merasa Allah Subhanuhu wa Ta’ala (SWT) telah memberi pertolongan dengan terkabulnya doa mereka dengan segera.
Merpati dan Anjing
Seorang mujahid Palestina menuturkan kisah “aneh” lainnya kepada situs Filithin AlAan (25/1/ 2009). Saat bertugas di wilayah Jabal Ar Rais, sang mujahid melihat seekor merpati terbang dengan suara melengking, yang melintas sebelum rudal-rudal Israel berjatuhan di wilayah itu.
Para mujahidin yang juga melihat merpati itu langsung menangkap adanya isyarat yang ingin disampaikan sang merpati.
Begitu merpali itu melintas, para mujahidin langsung berlindung di tempat persembunyian mereka. Ternyata dugaan mereka benar. Selang beberapa saat kemudian bom-bom Israel datang menghujan. Para mujahidin itu pun selamat.
Adalagi cerita “keajaiban” mengenai seekor anjing, sebagaimana diberitakan situs Filithin Al Aan. Suatu hari, tatkala sekumpulan mujahidin Al Qassam melakukan ribath di front pada tengah malam, tiba-tiba muncul seekor anjing militer Israel jenis doberman. Anjing itu kelihatannya memang dilatih khusus untuk membantu pasukan Israel menemukan tempat penyimpanan senjata dan persembunyian para mujahidin.
Anjing besar ini mendekat dengan menampakkan sikap tidak bersahabat. Salah seorang mujahidin kemudian mendekati anjing itu dan berkata kepadanya, “Kami adalah para mujahidin di jalan Allah dan kami diperintahkan untuk tetap berada di tempat ini. Karena itu, menjauhlah dari kami, dan jangan menimbulkan masalah untuk kami.”
Setelah itu, si anjing duduk dengan dua tangannya dijulurkan ke depan dan diam. Akhirnya, seorang mujahidin yang lain mendekatinya dan memberinya beberapa korma. Dengan tenang anjing itu memakan korma itu, lalu beranjak pergi.
Kabut pun Ikut Membantu
Ada pula kisah menarik yang disampaikan oleh komandan lapangan Al Qassam di kamp pengungsian Nashirat, langsung setelah usai shalat dhuhur di masjid Al Qassam (17/1/2009).
Saat itu sekelompok mujahidin yang melakukan ribath di Tal Ajul terkepung oleh tank-tank Israel dan pasukan khusus mereka. Dari atas, pesawat mata-mata terus mengawasi.
Di saat posisi para mujahidin terjepit, kabut tebal tiba-tiba turun di malam itu. Kabut itu lelah menutupi pandangan mata tentara Israel dan membantu pasukan mujahidin keluar dari kepungan.
Kasus serupa diceritakan oleh Abu Ubaidah. salah satu pemimpin lapangan Al Qassam, sebagaimana ditulis situs almesryoon.com. la bercerita bagaimana kabut tebal tiba-tiba turun dan membatu para mujahidin untuk melakukan serangan.
Awalnya, pasukan mujahiddin tengah menunggu waktu yang tepat untuk mendekati tank-tank tentara Israel guna meledakkannya. “Tak lupa kami berdoa kepada Allah agar dimudahkan untuk melakukan serangan ini,” kata Abu Ubaidah.
Tiba-tiba turunlah kabut tebal di tempat tersebut. Pasukan mujahidin segera bergerak menyelinap di antara tank-tank, menanam ranjau-ranjau di dekatnya, dan segera meninggalkan lokasi tanpa diketahui pesawat mata-mata yang memenuhi langit Gaza, atau oleh pasukan infantri Israel yang berada di sekitar kendaraan militer itu. Lima tentara Israel tewas di tempat dan puluhan lainnya luka-luka setelah ranjau-ranjau itu meledak.
Selamat dengan al-Qur’an
Cerita ini bermula ketika salah seorang pejuang yang menderita luka memasuki rumah sakit As Syifa’. Seorang dokter yang memeriksanya kaget ketika mengelahui ada sepotong proyektil peluru bersarang di saku pejuang tersebut.
Yang membuat ia sangat kaget adalah timah panas itu gagal menembus jantung sang pejuang karena terhalang oleh sebuah buku doa dan mushaf al-Qur’an yang selalu berada di saku sang pejuang.
Buku kumpulun doa itu berlobang, namun hanya sampul muka mushaf itu saja yang rusak, sedangkan proyektil sendiri bentuknya sudah “berantakan”.
Kisah ini disaksikan sendiri oleh Dr Hisam Az Zaghah, dan diceritakannya saat Festival Ikatan Dokter Yordan sebagaimana ditulis situs partai Al Ikhwan Al Muslimun (23/1/2009).
Dr Hisam juga memperlihatkan bukti berupa sebuah proyektil peluru, mushaf Al Qur’an, serta buku kumpulan doa-doa berjudul Hishnul Muslim yang menahan peluru tersebut.
Abu Ahid, imam Masjid AnNur di Hay As Syeikh Ridzwan, juga punya kisah menarik. Sebelumnya, Israel telah menembakkan 3 rudalnya ke masjid itu hingga tidak tersisa kecuali hanya puing-puing bangunan. “Akan tetapi mushaf-mushaf Al Quran tetap berada di tampatnya dan tidak tersentuh apa-apa,” ucapnya seraya tak henti bertasbih.
“Kami temui beberapa mushaf yang terbuka tepat di ayat-ayat yang mengabarkan tentang kemenangan dan kesabaran, seperti firman Allah, ‘Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata, sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali,”(Al-Baqarah [2]: 155-156),” jelas Abu Ahid sebagaimana dikutip Islam Online (15/1/2009).***
Harum Jasad Para Syuhada
Abdullah As Shani adalah anggota kesatuan sniper (penembak jitu) al-Qassam yang menjadi sasaran rudal pesawat F-16 Israel ketika sedang berada di pos keamanan di Nashirat, Gaza.
Jasad komandan lapangan al-Qassam dan pengawal khusus para tokoh Hamas ini “hilang” setelah terkena rudal. Selama dua hari jasad tersebut dicari, ternyata sudah hancur tak tersisa kecuali serpihan kepala dan dagunya. Serpihan-serpihan tubuh itu kemudian dikumpulkan dan dibawa pulang ke rumah oleh keluarganya untuk dimakamkan.
Sebelum dikebumikan, sebagaimana dirilis situs syiria-aleppo. com (24/1/2009), serpihan jasad tersebut sempat disemayamkan di sebuah ruangan di rumah keluarganya. Beberapa lama kemudian, mendadak muncul bau harum misk dari ruangan penyimpanan serpihan tubuh tadi.
Keluarga Abdullah As Shani’ terkejut lalu memberitahukan kepada orang-orang yang mengenal sang pejuang yang memiliki kuniyah (julukan) Abu Hamzah ini.
Lalu, puluhan orang ramai-ramai mendatangi rumah tersebut untuk mencium bau harum yang berasal dari serpihan-serpihan tubuh yang diletakkan dalam sebuah kantong plastik.
Bahkan, menurut pihak keluarga, 20 hari setelah wafatnya pria yang tak suka menampakkan amalan-amalannya ini, bau harum itu kembali semerbak memenuhi rungan yang sama.
Cerita yang sama terjadi juga pada jenazah Musa Hasan Abu Nar, mujahid Al Qassam yang juga syahid karena serangan udara Israel di Nashiriyah. Dr Abdurrahman Al Jamal, penulis yang bermukim di Gaza, ikut mencium bau harum dari sepotong kain yang terkena darah Musa Hasan Abu Nar. Walau kain itu telah dicuci berkali-kali, bau itu tetap semerbak.
Ketua Partai Amal Mesir, Majdi Ahmad Husain, menyaksikan sendiri harumnya jenazah para syuhada. Sebagaunana dilansir situs Al Quds Al Arabi (19/1/2009), saat masih berada di Gaza, ia menyampaikan, “Saya telah mengunjungi sebagian besar kota dan desa-desa. Saya ingin melihat bangunan-bangunan yang hancur karena serangan Israel. Percayalah, bahwa saya mencium bau harumnya para syuhada.”
Dua Pekan Wafat, Darah Tetap Mengalir
Yasir Ali Ukasyah sengaja pergi ke Gaza dalam rangka bergabung dengan sayap milisi pejuang Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam. Ia meninggalkan Mesir setelah gerbang Rafah, yang menghubungkan Mesir-Gaza, terbuka beberapa bulan lalu.
Sebelumnya, pemuda yang gemar menghafal al-Qur’an ini sempat mengikuti wisuda huffadz (para penghafal) al-Qur’an di Gaza dan bergabung dengan para mujahidin untuk memperoleh pelatihan militer. Sebelum masuk Gaza, di pertemuan akhir dengan salah satu sahabatnya di Rafah, ia meminta didoakan agar memperoleh kesyahidan.
Untung tak dapat ditolak, malang tak dapat diraih, di bumi jihad Gaza, ia telah memperoleh apa yang ia cita-citakan. Yasir syahid dalam sebuah pertempuran dengan pasukan Israel di kamp pengungsian Jabaliya.
Karena kondisi medan, jasadnya baru bisa dievakuasi setelah dua pekan wafatnya di medan pertempuran tersebut.
Walau sudah dua pekan meninggal, para pejuang yang ikut serta melakukan evakuasi menyaksikan bahwa darah segar pemuda berumur 21 tahun itu masih mengalir dan fisiknya tidak rusak. Kondisinya mirip seperti orang yang sedang tertidur.
Sebelum syahid, para pejuang pernah menawarkan kepadanya untuk menikah dengan salah satu gadis Palestina, namun ia menolak. “Saya meninggalkan keluarga dan tanah air dikarenakan hal yang lebih besar dari itu,” jawabnya.
Kabar tentang kondisi jenazah pemuda yang memiliki kuniyah Abu Hamzah beredar di kalangan penduduk Gaza. Para khatib juga menjadikannya sebagai bahan khutbah Jumat mereka atas tanda-tanda keajaiban perang Gaza. Cerita ini juga dimuat oleh Arab Times (7/2/ 2009)
Terbunuh 1.000, Lahir 3.000
Hilang seribu, tumbuh tiga ribu. Sepertinya, ungkapan ini cocok disematkan kepada penduduk Gaza. Kesedihan rakyat Gaza atas hilangnya nyawa 1.412 putra putrinya, terobati dengan lahirnya 3.700 bayi selama 22 hari gempuran Israel terhadap kota kecil ini.
Hamam Nisman, Direktur Dinas Hubungan Sosial dalam Kementerian Kesehatan pemerintahan Gaza menyatakan bahwa dalam 22 hari 3.700 bayi lahir di Gaza. “Mereka lahir antara tanggal 27 Desember 2008 hingga 17 Januari 2009, ketika Is*rael melakukan serangan yang menyebabkan meninggalnya 1.412 rakyat Gaza, yang mayoritas wanita dan anak-anak,” katanya.
Bulan Januari tercatat sebagai angka kelahiran tertinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. “Setiap tahun 50 ribu kasus kelahiran tercatat di Gaza. Dan, dalam satu bulan tercatat 3.000 hingga 4.000 kelahiran. Akan tetapi di masa serangan Israel 22 hari, kami mencatat 3.700 kelahiran dan pada sisa bulan Januari tercatat 1.300 kelahiran. Berarti dalam bulan Januari terjadi peningkatan kelahiran hingga 1.000 kasus.
Rasio antara kematian dan kelahiran di Gaza memang tidak sama. Angka kelahiran, jelasnya lagi, mencapai 50 ribu tiap tahun, sedang kematian mencapai 5 ribu.
“Israel sengaja membunuh para wanita dan anak-anak untuk menghapus masa depan Gaza. Sebanyak 440 anak-anak dan 110 wanita telah dibunuh dan 2.000 anak serta 1.000 wanita mengalami luka-luka.
Gadis Cantik Itu
Aku tertegun. Dalam bayang lamunannku kembali wajah itu menggoda ingatanku. Ya dia sesosok gadis cantik itu begitu mempesona. Tak bisa aku bandingkan dia dengan teman-teman cewek yang pernah dekat dan hadir dalam hidupku. Sudah hampir seminggu ini bayang wajahnya selalu menghiasi alam bawah sadarku. Tak tahu kenapa aku jadi sering teringat dia sekarang.
==========
Hari ini udara terasa panas banget. Seperti biasa hari ini jadwalku untuk menyerahkan setoran uang hasil restoran ke bank. Dengan sedikit tergesa aku segera berangkat ke bank Permata yang ada di depan Mapolwil Bogor. Tak lupa aku serahkan dulu kunci brankas uang ke wakilku di resto. Setelah semua beres segera aku meluncur ke tujuan naik angkot menyusuri jalanan kota Bogor yang sudah mulai dilanda kemacetan di beberapa titik.
Tak berapa lama, aku sudah sampai tujuan. Dengan santai aku masuk ke dalam dan mengambil dan mengisi slip setoran yang ada di dekat pintu masuk bank. Setelah semua data tak masukkan, segera aku melangkah ke kasir untuk menyerahkan uang setoran tersebut. Setelah semua proses selesai, segera aku keluar tuk kembali ke tempat kerjaku.
Seperti kebiasaanku yang sudah-sudah, setelah dari bank biasanya aku sempatkan dulu tuk melihat-lihat model sepatu terbaru yang di pajang di sekitaran Taman Topi. Ya disana memang sering saya temui karya-karya perajin sepatu yang dijual dengan harga jauh lebih murah di banding di toko dengan kualitas yang cukup baik. Saat asyik meilih dan melihat sepatu yang sesuai selera, tiba-tiba dari belakang ada suara memanggilku.
” Mas berapa harga sepatu yang itu mas?’ Tanya seorang cewek sambil menunjuk sepasang sepatu berwarna pink dengan kombinasi tali yang agak unik.
” Sepatu yang mana mbak? Yang itukah? ” tanyaku agak sedikit kikuk
” Iya mas, sepatu pink itu” Jawabnya
” Waduh mbak maaf saya disini juga lagi nyari sepatu mbak, kebetulan saya agak lama milihnya habis bingung mau pilih yang mana. Itu mbak penjaganya” Jawabku menjelaskan siapa diriku
” Oo maaf mas, tak kirain mas penjaga toko ini mas” Jawabnya sambil bersemu merah
” Ok mbak gak apa-apa.” kataku mencoba menenangkan suasana
Setelah aku tak bisa menemukan sepatu yang sesuai seleraku, akhirnya aku memutuskan untuk pergi dari toko tersebut. Begitu keluar dari toko, aku langsung naik angkot yang sedang ngetem di depanku. Dan surpisenya lagi, ternyata cewek yang tadi ketemu di toko sudah duduk dulu di kursi depanku. Setelah agak lama aku dan dia terdiam mungkin karena malu atas kejadian di toko tadi akhirnya aku mecoba berbasa-basi mencairkan suasana. Setelah beberapa saat berbincang akhirnya saya beranikan diri untuk mencoba menanyakan namanya. Nissa Agustin, hemm nama yang bagus gumamku.
Akhirnya tibalah dia di depan rumahnya. Sebelum turun dia masih sempat memberikan nomer hp-nya padaku. dan berpesan agar aku menelponnya. Setelah itu dia berjalan menyeberang jalan menuju rumah bercat putih yang kokoh berdiri di samping sebuah restoran. Ketika hampir mencapai tepian jalan dia berbalik menoleh dan melambaikan tangan ke arahku.
Braaaakkkkkk
Aku tersentak saat melihat sesosok tubuh itu terlempar beberapa meter dari tempat dia berjalan tadi. Sementara di sisi lain jalan sebuah motor dan pengendaranya terlihat terbanting di jalanan. Aku segera keluar dari angkot dan berlari memburu tubuh tersebut.
Denpasar, 16012011.1916
Masopu
Note: Maaf kemarin belum selesai tapi sudah terpublish duluan. salam
==========
Hari ini udara terasa panas banget. Seperti biasa hari ini jadwalku untuk menyerahkan setoran uang hasil restoran ke bank. Dengan sedikit tergesa aku segera berangkat ke bank Permata yang ada di depan Mapolwil Bogor. Tak lupa aku serahkan dulu kunci brankas uang ke wakilku di resto. Setelah semua beres segera aku meluncur ke tujuan naik angkot menyusuri jalanan kota Bogor yang sudah mulai dilanda kemacetan di beberapa titik.
Tak berapa lama, aku sudah sampai tujuan. Dengan santai aku masuk ke dalam dan mengambil dan mengisi slip setoran yang ada di dekat pintu masuk bank. Setelah semua data tak masukkan, segera aku melangkah ke kasir untuk menyerahkan uang setoran tersebut. Setelah semua proses selesai, segera aku keluar tuk kembali ke tempat kerjaku.
Seperti kebiasaanku yang sudah-sudah, setelah dari bank biasanya aku sempatkan dulu tuk melihat-lihat model sepatu terbaru yang di pajang di sekitaran Taman Topi. Ya disana memang sering saya temui karya-karya perajin sepatu yang dijual dengan harga jauh lebih murah di banding di toko dengan kualitas yang cukup baik. Saat asyik meilih dan melihat sepatu yang sesuai selera, tiba-tiba dari belakang ada suara memanggilku.
” Mas berapa harga sepatu yang itu mas?’ Tanya seorang cewek sambil menunjuk sepasang sepatu berwarna pink dengan kombinasi tali yang agak unik.
” Sepatu yang mana mbak? Yang itukah? ” tanyaku agak sedikit kikuk
” Iya mas, sepatu pink itu” Jawabnya
” Waduh mbak maaf saya disini juga lagi nyari sepatu mbak, kebetulan saya agak lama milihnya habis bingung mau pilih yang mana. Itu mbak penjaganya” Jawabku menjelaskan siapa diriku
” Oo maaf mas, tak kirain mas penjaga toko ini mas” Jawabnya sambil bersemu merah
” Ok mbak gak apa-apa.” kataku mencoba menenangkan suasana
Setelah aku tak bisa menemukan sepatu yang sesuai seleraku, akhirnya aku memutuskan untuk pergi dari toko tersebut. Begitu keluar dari toko, aku langsung naik angkot yang sedang ngetem di depanku. Dan surpisenya lagi, ternyata cewek yang tadi ketemu di toko sudah duduk dulu di kursi depanku. Setelah agak lama aku dan dia terdiam mungkin karena malu atas kejadian di toko tadi akhirnya aku mecoba berbasa-basi mencairkan suasana. Setelah beberapa saat berbincang akhirnya saya beranikan diri untuk mencoba menanyakan namanya. Nissa Agustin, hemm nama yang bagus gumamku.
Akhirnya tibalah dia di depan rumahnya. Sebelum turun dia masih sempat memberikan nomer hp-nya padaku. dan berpesan agar aku menelponnya. Setelah itu dia berjalan menyeberang jalan menuju rumah bercat putih yang kokoh berdiri di samping sebuah restoran. Ketika hampir mencapai tepian jalan dia berbalik menoleh dan melambaikan tangan ke arahku.
Braaaakkkkkk
Aku tersentak saat melihat sesosok tubuh itu terlempar beberapa meter dari tempat dia berjalan tadi. Sementara di sisi lain jalan sebuah motor dan pengendaranya terlihat terbanting di jalanan. Aku segera keluar dari angkot dan berlari memburu tubuh tersebut.
Denpasar, 16012011.1916
Masopu
Note: Maaf kemarin belum selesai tapi sudah terpublish duluan. salam
Kasus Gayus, “Prison Break” Versi Indonesia
Melihat kasus mafia pajak Gayus Tambunan yang setiap hari menghiasi berbagai media baik cetak maupun elektronik jadi mengingatkan saya tentang sebuah cerita film seri Amerika yang sering saya nikmati kala malam hari berjudul Prison Break. Prison Break film yang dibintangi oleh Wenworth Miller dan Dominic Purcell.
Film yang meceritakan tentang perjuangan seorang adik yang berusaha membebaskan kakaknya yang di penjara karena jadi korban konspirasi. Lincoln Burrows ( Dominic Purcell ) sebagai kakak dipenjara atas tuduhan pembunuhan adik wakil presiden Amerika yang tiada pernah dia lakukan. Sedangkan Michael Scoffield ( Wenworth Miller ) sang adik adalah seorang Insinyur sipil yang jenius dengan berbagai cara berusaha untuk membebaskan sang kakak dari penjara. Setelah mencoba melalui jalur hukum dan tak berhasil, akhirnya Michael mencoba dengan jalan dia masuk ke dalam penjara Fox River. Untuk memuluskan rencananya, dia beraksi sebagai perampok bank dan setelah ditangkap dia dijebloskan ke penjara tempat kakaknya ditahan.
Setelah ada dalam penjara, dengan keahliannya sebagai insinyur yang ikut merancang penjara tersebut, Micahel mencoba membebaskan kakaknya yang terancam hukuman mati. Dengan bantuan beberapa narapidana lainnya Michael akhirnya berhasil melarikan diri bersama kakak dan teman-teman narapidanya yang membantu melancarkan aksinya.
Setelah berhasil lari dari penjara, ternyata kasus yang mereka hadapi semakin pelik. Kasus penjebakan Lincoln dalam kasus pembunuhan itu ternyata di dalangi oleh suatu perusahaan yang bernama COMPANY yang dipimpin oleh Jenderal Krantz. Company ternyata menyembunyikan suatu penemuan yang bisa digunakan sebagai energi alternatif sekaligus senjata pemusnah massal yang lebih hebat dari nuklir. Untuk membersihkan diri dari tuntutan hukum, Michael dan Lincoln yang dibantu oleh teman-temannya sesama pelarian penjara Fox River berusaha membongkar kebusukan Company.
Kembali ke kasus Gayus Tambunan yang begitu sensasional karena adanya begitu banyaknya kepentingan yang terlibat disana. Konon kasus Gayus ini jika ditelusuri dan sebenarnya memang sudah ditelusuri oleh para penegak hukum akan berpotensi menyeret beberapa tokoh publik di negeri ini. Itulah kenapa Gayus begitu santai menghadapi semua tuntutan dan tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Dia pasti berpikir apapun yang terjadi anak-istrinya sudah diurus sama big bos selama dia gak bernyanyi kepada aparat penegak hukum.
12951739812103045487Jika di Prison Break, para tokohnya berusaha melarikan diri dari penjara untuk membongkar kasus konspirasi yang menyeret mereka sebagai tersangka atas perbuatan yang tak pernah mereka lakukan. Di kasus Gayus, ” pelarian” dia dari penjara bukan untuk membongkar kasus konspirasi, tapi menutupi konspirasi yang dia lakukan dengan sang petinggi partai dalam memanipulasi kewajiban pajak yang harus dibayarkan oleh sang tokoh. Karena kedekatannya dengan simpul-simpul petinggi partai dan juga kekuasaan maka tak heran jika Gayus terlihat seperti orang tak tersentuh hukum. Meski statusnya sebagai tersangka, dia bisa keluyuran kemana saja dia mau. Satu waktu bisa berada di Bali, di waktu lain bisa berada di Macau, China, Malaysia dan juga Singapura hanya dengan berbekal paspor asli tapi palsu dan juga segepok uang yang siap dia hamburkan untuk menutup mulut dan mata petugas lapas dan imigrasi.
Liburannya Gayus ke luar negeri yang ditemani sang istri, diduga ada kaitannya dengan usaha dia untuk mengamankan harta yang dia peroleh melalui aksinya dengan jalan mengalihkan aset tersebut ke luar negeri. Beberapa orang seperti tak habis pikir, bagaimana dia melakukan itu semua. Belakangan memang terungkap jika dia juga menyuap oknum petugas imigrasi agar membuatkan paspor asli tapi palsu dan juga meloloskan dia saat pemeriksaan di bandara. Saat sudah sampai di negara tujuan pun gayus bisa keluyuran dengan lelauasa. Menginap di hotel berbintang serta membeli berbagai souvenir dan oleh-oleh yang bernilai mahak untuk keluarga di rumah dan juga untuk pakangan di rumah mewahnya.
Kasus gayus tak urung juga akhirnya menimbulkan berbagai friksi di luar orang-orang yang terlibat. Sebut saja perkataan anggota komis III DPR Benny K Harman yang menyatakan mantan Kapolri Bambang Hendarso Danuri menyampaikan kekhawatiran tentang pengungkapan kasus ini. Meski akhirnya pernyataan itu diralat oleh politis partai Demokrat tersebut. Sementara mantan Wapres Jusuf Kalla malah mendukung pengungkapan kasus ini karena yakin jika kasus ini tidak akan menyebabkan terganggunya stabilitas negara seperti pernyataan Benny K Harman tersebut. Di lain pihak, Anton Medan menyangsikan aparat penegak hukum akan mau dan mampu menyelesaikan kasus ini karena diduga adanya keterlibatan oknum-oknum tertentu dalam kasus ini.
Yang membedakan kasus gayus dengan seriala Prison Break adalah:
Gayus masuk penjara karena memang dia diduga terlibat konspirasi penggelapan pajak. sementara Prison Break tokohnya korban konspirasi.
Gayus keluar penjara memanfaatkan uang untuk keluar penjara, tokoh di Prison Break keluar penjara dengan membobol tembok penjara.
Gayus keluar untuk menutupi konspirasi yang dia lakukan, Tokoh di Prison Break keluar penjara untuk membongkar konspirasi yang menyeret meraka dengan mencari bukti bahwa mereka tidak bersalah.
Gayus berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya untuk menyelamatkan aset yang dia punya, Tokoh di Prison Break berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya hanya untuk menyelamatkan diri sekalian mencari bukti konspirasi saja.
Mari kita lihat dan tunggu saja apakah kasus konspirasi yang melibatkan Gayus Cs akhirnya mampu dibongkar oleh aparat penegak hukum seperti dalam serial Prison Break. Ataukah aparat hukum sengaja menunda-nunda penyelesaian kasus ini hingga saat yang memungkinkan untuk menjatuhkan tokoh utama yang berkonspirasi dengan Gayus? Saya pribadi hanya bisa berdo’a semoga secepatnya kasus ini segera terbongkar.
Denpasar, 16012011.1659
Masopu
Anakku Bukan Ekstrimis
Ibu itu tersenyum bahagia. Sambil memeluk tubuh bocah laki-laki berusia 14 tahun yang terbujur kaku dalam pelukannya. Nampak sebuah lubang peluru terbentuk di lambung kirinya. Sementara itu tak jauh dari ibu tersebut, nampak seorang gadis kecil berusia 10 tahun sedang menangis sesenggukan. Ibu itu biasa memanggil gadis kecil itu dengan nama Zulaeha. Zulaeha terus sesenggukan sambil menyandarkan kepalanya di pundak Siti Aisyah ibunya. Sementara tangan mungilnya terus memegangi tangan bocah laki-laki tersebut sambil matanya terus menatap bibir sang kakak yang tersungging senyum kemenangan di sana, di bibir mungil itu.
========
Dengan langkah-langkah kecilnya, Ali terus berlari dari kejaran tentara Israel yang terus memburunya dengan tembakan-tembakan mereka. Ali berusaha berlari secepat yang dia bisa. Sesekali dia bersembunyi di balik reruntuhan bangunan dan juga di tembok-tembok rumah yang penuh lubang, bekas tembakan peluru dari kedua belah pihak yang bertikai. Sambil berlari, Ali terus memegang ketapel yang telah menemaninya selama hampir 2 tahun ini. Ketapel itu dia gunakan untuk menghujani pasukan Israel dengan batu-batu kecil, selain juga dengan lemparan tangan.
Hari itu entah sudah keberapa ratus kalinya bocah lelaki itu dikejar-kejar pasukan Israel, setelah menghujani mereka dengan bebatuan. Ya dia terlibat intifadah dengan tentara Israel yang bersenjatakan senapan mesin dengan dukungan ratusan bahkan ribuan tank, artileri serta helikopter dan pesawat tempur canggih. Tapi itu semua tidaklah membuat bocah laki-laki ini bersama teman-teman seumurannya takut apalagi menghentikan serangan batu tersebut. Sudah beberapa kali anggota tubuhnya koyak terserempet peluru-peluru tajam pasukan Israel, tapi itu tak membuatnya jera. Semakin banyak luka yang menempel di kulit putihnya, semakin bersemangat dia melakukan intifadah. Terakhir kali 2 bulan yang lalu, betis kirinya terserempet peluru tajam pasukan Israel.
Ali Bin Abi Husein Al A’la nama bocah laki-laki pemberani itu. Bocah itu berasal dari kota Ramalah di palestina. Kota di mana hampir tiap hari selalu terjadi baku tembak antara pejuang Palestina dengan pasukan pendudukan Israel. Ali sudah menjadi yatim setelah ayahnya Abi Husein Al A’la tewas diterjang peluru tajam pasuka Israel 2 tahun yang lalu, saat ALi masih berusia 12 tahun. Ayahnya tewas di depan matanya sendiri. Sementara ibu dan adiknya yang berusia 10 tahun telah mengungsi ke desa terdekat yang ada di luar kota Ramallah. Sejak saat itulah dia ikut berjuang melawan pasukan pendudukan Israel.
Ali bergabung dengan pasukan perlawanan bukan untuk membalas dendam atas kematian ayahnya. Bukan pula karena doktrin-doktrin yang sering di dengarnya. Dia berjuang bersama pasukan perlawanan semata-mata atas kesadaran dan kemauannya sendiri untuk ikut membela negara yang dicintainya dari aksi pasukan pendudukan Israel yang agresif ingin menambah luas negara tersebut.
Saat berlari dan bersembunyi dari kejaran pasukan dan tank-tank Israel tersebut, tanpa sengaja Ali menemukan beberapa C4 dan granat tangan dari ransel seorang prajurit Israel yang tewas ditembak sniper dari pasukan perlawanan palestina. Dia tidak perduli kenapa pasukan Israel tersebut terbunuh. Yang dia lakukan hanyalah secepatnya dia mengambil ransel tersebut dan berlalu dari situ sebelum pasukan Israel yang mengejarnya tadi menemukan dia disana. Tak lupa Ali mengambil senapan semi otomatis yang tergeletak disamping jasad prajurit Israel tersebut.
Sambil berlari menjauh dari tempat tersebut, Ali terus berpikir bagaimana menghambat iring-irngan pasukan Israel tersebut agar jangan sampai masuk ke kota Ramallah yang masih berisi warga sipil dan pasukan perlawanan yang masih tersisa. Dia teringat satu-satunya jembatan yang menghubungkan kota tersebut dengan daerah sebelahnya, dimana dia saat ini berlari dikejar-kejar pasukan Israel. Ya dia harus meledakkan jembatan tersebut, agar iring-iringan pasukan Israel tersebut tidak bisa menggunakan jembatan tersebut untuk masuk ke kota Ramallah. Ali bergegas berlari ke jembatan tersebut melalui jalan pintas yang biasa dia gunakan untuk menyusup ke tempat itu.
Akhirnya Ali sampai di jembatan kecil yang dipikirkannya sambil lari tadi. Setelah yakin kondisi di sekitar jembatan masih aman, Ali bergegas menuju jembatan tersebut. Dia segera memasang beberapa C4 dan granat yang dia ambil dari jasad pasukan Israel yang terbunuh tadi. Ali memasang C4 dan granat-granat tersebut di kedua sisi jembatan, dengan harapan saat meledak nanti, jembatan akan runtuh semua, sehingga tak bisa dilewati iring-iringan tentar Israel yang ingin masuk ke kotanya. Setelah yakin bahwa C4 dan rangkaian granat tadi telah terpasang dengan baik, seperti yang pernah dia lihat dari pasukan perlawanan saat memasang C4 di tempat lain. Segera dia menyingkir dari jembatan tersebut dan mencari tempat yang aman dan tak terlihat para sniper dan pasukan Israel.
satu menit…, Dua menit…., Sepuluh menit…., Tiga puluh menit sudah pasukan Israel tak juga nampak di ujung jembatan. Setelah satu jam lebih menunggu, pasukan Israel tak juga nampak datang dari arah seberang jembatan. Saat waktu menunjukkan 1 jam 25 menit, mulai terdengar suara tembakan-tembakan dari iring-iringan pasuka Israel berbarengan dengan deru tank-tank israel yang mendekat. Nampak beberapa bagian kota telah dihujani mortir dan roket yang dibawa pasukan Israel. Ali terus memperhatikan ujung jembatan dan berharap pasukan Israel dan tank-tanknya segera memasuki jembatan yang hanya mampu dilewati tank dari satu arah saja.
Ketika iring-iringan tank pasukan Israel telah sampai di bibir jembatan, Ali tetap menunggu dengan sabar agar iring-irngan tersebut masuk lebih dalam lagi ke tengah jembatan. Setelah beberapa lama, iring-iringan itu mencoba bergerak perlahan untuk melewati jembatan dengan panjang sekita 20 meter tersut. Saat di rasa sudah cukup dekat, Ali mencoba menembak salah satu dari granat-granat yang dia pasang di sekeliling C4 tadi. Tapi karena memang tak terbiasa, tembakannya tak pernah mengenai sasaran. Melihat ada tembakan yang diarahkan ke iring-iringan tank dan pasukan tersebut, Pasukan Israel membalas tembakan dari Ali dan beberapa sniper pasukan perlawanan yang ada di gedung-gedung kosong di kiri-kanan jembatan tersebut.
Karena tembakannya tak jua mengenai sasaran, akhirnya Ali memutuskan untuk meledakkan granat-granat dan C4 yang dipasang dijembatan dengan 3 granat sisa yang dia simpan di ransel. Sambil melihat keadaan di seberang jembatan, Ali merangkak perlahan mendekati jembatan untuk mencari jarak yang cukup dekat agar lemparan granatnya nanti mampu menjangkau dan mengenai rangkain granat dan C4 yang tertanam di jembatan. Ali tinggalkan senapan otomatis yang dia dapatkan tadi ditempat dia bersembunyi. Semakin dekat dengan jembatan, semakin terdengar jelas bunyi tembakan yang di keluarkan dari moncong-moncong senjata pasukan Israel dan pasukan perlawanan Palestina yang berada di garis depan.
Saat merasa jarak dia dan jembatan sudah cukup dekat dan dia mampu melempar granat dengan baik, Ali berhenti sejenak untuk mengatur nafas dan juga menyiapkan mentalnya untuk melakukan tindakannya tersebut. Sambil menenangkan diri, Ali terus berdo’a agar diberi kekuatan untuk melakukannya. Saat hatinya mulai tenang dan keyakinannya semakin besar, Ali segera melepas pin dari granat yang digenggamnya. Sambil berlari sebentar untuk memperkuat lemparan granat tersebut, Ali melempar granat tersebut ke arah rangkain bom yang dia tanam di jembatan. Granat melayang sebentar sebelum akhirnya jatuh ke arah yang dituju oleh Ali.
Dan BOOOM……ledakan keras terdengar dari arah jembatan. Berbarengan dengan itu jembatan itu akhirnya runtuh ke dalam sungai yang berkedalaman lebih dari 50 meter tersebut bersama dengan beberapa tank yang sedang berada di atas jembatan dan puluhan prajurit. Sementara tank-tank yang masih di seberang jembatan segera terhenti, kecuali tank terdekat dengan jembatan yang akhirnya ikut terjun ke dalam sungai, karena tak sempat mengerem lajunya tank tersebut.
Setelah jembatan dan tank-tank yang jatuh ke dasar sungai berbatu tersebut, segeralah terdengar ledakan-ledakan dari amunisi dan artileri yang tersimpan di dalam tank-tank tersebut. Akibat ledakan susulan tersebut, sisa-sisa jembatan di kedua sisinya akhirnya ikut jatuh ke dalam sungai tersebut.
Sementara Ali yang tadi melemparkan granat diketemukan meninggal dunia, setelah lambung kirinya terkena tembakan pasukan Israel yang masih berdiri di seberang jembatan. Tubuhnya diketemukan tak jauh dari tempat dia melempar granat tadi. Tampak seulas senyum kemenangan menghias bibirya. Ya senyum kemenangan karena berhasil menahan laju pasukan Israel. Tubuh Ali sendiri diketemukan oleh pasukan perlawanan sesaat setelah pasukan Israel menarik mundur pasukan dan armada tanknya.
Denpasar, 17012011.0536
Masopu
Intifadah = perang batu yang biasa digunakan oleh para pejuang palestina dan anak-anak dalam melawan pasukan Israel.
sumber foto diambil dari link ini http://rizkythemaverick.blogspot.com/2010/05/keunikan-dan-keanehan-yang-terjadi-pada.html
ini link lagu dari siti nurhaliza seperti cerpen diatas
http://www.youtube.com/watch?v=OpjQHG6Uti8
Minggu, 16 Januari 2011
Abstain
Yups. Aku harus segera memutuskan semua ini. Tak mungkin aku membiarkan mereka terus mengharapkanku untuk menjadi kekasihnya. Apalagi sampai menjadi pasangan hidup salah satu dari kalian. Tak mungkin aku menghancurkan hidup kalian. Aku harus melakukannya. Aku harus mengatakan itu sekarang. Aku tak ingin menyakiti hati kalian saat kalian tahu siap diriku sesungguhnya. Gumamku sambil melangkah mendekati meja dimana kalian menungguku sedari tadi.
” Hi dewi, hi Nia apa kabar kalian berdua” Tanyaku mencoba berbasa-basi
” Hi mas Dhani. Kabar kami baik mas” jawab Nia
“ Mas, kenapa kok mas kelihatannya kayak orang bingung begitu sih, Apakah mas gak suka saat tahu tadi kami mengajak mas kesini untuk meminta mas memilih satu diantara kami siapa yang mas cinta?” Tanya Dewi
” Enggak ada apa-apa kok Wi. Enggak ada yang salah juga dengan pertanyaan kalian berdua tadi. DEwi.. Nia kalian boleh suka sama saya. Kalian boleh cinta sama saya. Tapi apakah kalian sudah mengenal saya dengan baik? Apakah kalian juga tidak takut andai nantinya keputusan saya malah menyakiti kalian berdua ata bahkan merusak persahabatan yang telah kalian bina sebelum mengenal saya? ” tanyaku
Aku mengenal Dewi dan Nia tak lebih dari sepuluh bulan. Aku mengenal dia karena merekalah orang yang pertama aku kenal di sini. Ya aku mengenal mereka saat aku dipindahkan oleh kantor tempatku bekerja ke kota ini, kebetulan mereka sudah lebih dulu bekerja di cabang ini, serta mereka satu bagian denganku.
“ Justru kami sangat mengenal mas Dhani sejauh ini. Itu kenapa sampai saya dan Dewi berani menyatakan perasaan kami ke mas terlebih dahulu. Bukan karena kami agresif bukan pula karena kami ingin cepat menikah mas. Tapi karena kami semata-mata yakin mas Dhani bisa kami percaya dan yakin mas tak akan bercerita tentang semua ini kepada yang lain mas. Kalau sama yang lain saya gak akan berani menyatakan cinta saya dahulu mas.” Nia menimpali omonganku
” Maafkan aku Dewi. Maafkan aku Nia. Aku tak mungkin bisa memilih salah satu diantara kalian berdua. Walau itu hanya untuk sekedar menjadi pacar, apalagi jika harus menjadi seorang pendamping hidupku nantinya. Sekali lagi maafkan aku ya.” kataku
” Maksud mas Dhani apa? Apakah mas meragukan ketulusan cinta yang kami punya? Apakah mas khawatir keputusan mas Dhani akan membuat persahabatan kami rusak? ataukah mas Dhani ingin agar kami membuktikan cinta kami ke mas dulu?’ Nia terus mengejarku dengan pernyataan dan pertanyaannya.
” Bukan begitu maksudku!” Jawabku singkat.
” Kenapa mas tidak mau memilih satu di antara kami mas karena mas tidaj mencintai kami?” Tanya Dewi
” Saya suka kalian. Saya cinta kalian. Tapi rasa sayang dan cinta saya hanyalah rasa cinta dan juga rasa sayang seorang sahabat Wi. Tak lebih . Karena itu jika saya memilih salah satu dari kalian berarti saya membohongi diri saya sendiri. Dan itu akan menyakiti hati kalian.” Jawabku
” Kenapa mas?” Tanya Dewi
” Sebenarnya saya sudah lama berpacaran dengan teman sekantorku dulu. Kami berpacaran sudah hampir 2 tahun dan sudah sering berbicara untuk melangkah ke hal yang lebih serius. Memang kami tidak pernah menampakkan keakraban kami di depan orang lain selain anggota keluarga sendiri, bahkan saat dia ada kunjungan ke cabang kita ini. Itu semata-mata untuk melindungi kami dari fitnah.” Jawabku
” Ok Dewi, Nia saya pamit dulu. Hari ini saya harus berangkat ke rumah orang tuanya. Aku dan Nina berencana mau mebicarakan hubungan kami dengan kedua orang tua Nina. Jika diijinkan kami ingin segera menikah. Dan sepertinya orang tua Nina sudah sangat mengharapkannya, karena itu tadi beliau menelpon saya. Maaf saya tinggal dulu. selamat sore.” kataku sebelum mereka sempat mereka bicara.
” Jadi mas Dhani berpacaran sama Nina. Selamat ya mas. Semoga hubungannya lancar dan rencana pernikahannya berjalan lancar. Salam untuk Nina ya.” kata Nia sedikit mencoba menutupi kekecewaan yang nampak di wajahnya.
Aku segera beranjak pergi dari hadapan mereka.
Nia… Dewi maafkan aku. AKu tak mungkin memeilih salah satu dari kalian untuk menjadi pacar apalagi menjadi bagian hidupku nanti. Aku mencintai kalian berdua, tapi tak mungkin aku menerima uluran cinta kalian. Virus ini telah merampas kesempatanku untuk memiliki seorang kekasih, apalagi seorang istri. Aku tak ingin diriku menjadi penyebab salah seorang dari kalian terpapar penyakit terkutuk ini. Maafkan aku.
Aku terus berjalan menjauh dari mereka. Masih terngiang di telingaku vonis yang dokter katakan tadi siang. Dia adalah dokter ke empat yang telah memvonis aku mengidap penyakit tersebut. Aku tak sanggup lagi menoleh ke belakang, walau hanya untuk melihat salah satu dari mereka. Sementara tanganku terus memegang surat dari dokter yang tersimpan di sakuku.
Denpasar, 15012011.2315
Masopu
Foto minjam dari paman google
Sabtu, 15 Januari 2011
Akhir Cerita Di Dreamland
“Mas Agung, ada surat ni dari mbak Vonny” teriak adikku sambil membuka pintu kamarku yang memang tak pernah aku kunci.
” Surat dari siapa Nur?” tanyaku sambil tetap menikmati alunan lagu dari Green day
” Dari mbak Vonny mas, tadi dianterin oleh seorang yang mengaku sebagai teman sekerjanya mas” Jawab Nuri
Segera aku ambil surat itu dari tangan adikku.
Dear mas Agung
Mas janganlah kau merana karena aku tiada di sisimu lagi
Janganlah kau tangisi kepergianku ini, Inilah yang terbaik untuk kita saat ini mas
Aku menyayangimu, tapi tak mungkin aku memilikimu mas.
Sudah aku putuskan mas tuk meninggalkanmu sejauh yang aku mampu
Aku bukanlah wanita yang pantas untukmu.
Namun satu yang mesti mas agung tahu, aku selalu mencintaimu meski aku takkan pernah kembali padamu.
Cintaku padamu akan kubawa sampai maut menjemputku mas.
Jika kau ingin melihatku tuk terakhir kalinya, temui aku di Dreamland setalah kau baca surat ini..
Yang selalu menyayangimu
Vonny
Tanpa pamit segera aku berlari menuju motor kesayanganku. Dengan segera aku memacu motor itu menuju tempat yang Vonny tuliskan dalam suratnya. Tak butuh waktu lebih dari 30 menit aku sudah mencapai tepian pantai Dreamland yang di beberapa bagian sisinya berbatu cadas dengan tebingnya yang berdiri angkuh di belakangku. Mataku langsung tertuju pada sesosok tubuh berbaju putih yang telah di kerubuti oleh beberapa orang petugas medis dan penjaga pantai yang sering bertugas disitu serta dua orang polisi. Aku sangat mengenali tubuh itu, ya itu tubuh Vonny. Segera aku memburu tubuh itu dan memeluknya dengan erat, tak perduli dengan banyaknya darah yang mengalir dari hidung dan bibirnya yang mengotori bajuku.
Tiba-tiba seorang petugas medis yang tadi sempat mengurus Vonny datang menghampiriku dan menyerahkan sebuah alat yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya sambil berkata ” mas test pack ini tadi kami temukan tergenggam di tangan kirinya”
Denpasar, 1502011.0146
Masopu
Kamis, 13 Januari 2011
Empat Cermin
Empat cermin berdiri dengan angkuh mengelilingiku, membentuk sebuah kubus yang simetris di keempat sisinya. Cermin-cermin yang sangat besar dan tinggi, bahkan jauh lebih tinggi dari dua kali tubuhku. Aku berjalan mendekat, tampak berpuluh bayanganku mengikuti membentuk deret aneh pada cermin yang saling berhadapan. Kuraba cermin dihadapanku, bening dan dingin. Aroma hening yang membius membuat bulu kudukku meremang.
” Hey..!! ” sapa sebuah suara.
Tampak seorang gadis kecil bermata sipit sedang tersenyum menatapku dari dalam cermin.
” Siapa kamu? Kenapa kau terlihat seperti aku? “
” Tentu saja, karena aku adalah kamu. Mari mendekatlah kemari! ” pinta gadis kecil yang ternyata adalah aku itu sambil mengulurkan tangan kanannya.
Aku berjalan pelan mendekat.
” Letakkan tanganmu di cermin, genggamlah tanganku. ” ujarnya
12949275562100112310
Ilustrasi/Admin (shutterstock)
Laksana terhipnotis aku manut mengikuti perintah aku kecil. Ajaib, cermin itu seketika hangat. Seolah tanpa sekat aku menggengam tangannya yang mungil. Lalu tiba-tiba.. Blass!! Aku melayang, terhisap masuk kedalam cermin. Aku panik tapi hanya sesaat terjadi. Suasana dalam cermin itu seketika menghilangkan keterkejutanku. Semua berganti tenang dan damai. Entah apa yang terjadi, namun aku begitu takjub hingga tak mampu untuk berkata-kata. Semua begitu indah, terasa hangat dan juga nyaman.
” Kamu suka? “
Aku terkesiap, tersadar dari lamunanku. Aku kecil masih mengenggam tanganku erat.
” Iya aku suka. Begitu indah dan damai. Hangat sekali disini. ” jawabku
” Ini adalah cermin jiwa masa lalumu, masa kanak-kanak kita. Penuh keindahan bukan? “
Ya, suasana didalam cermin ini memang indah. Banyak bunga dan kupu-kupu, juga matahari yang hangat tanpa terik yang menyengat. Aku selalu suka keadaan seperti ini. Berada dalam keindahan membuatku merasa seolah berada dalam dekapan Tuhan.
” Jangan terlalu lama memuji keindahan, masa depanmu menanti. Pergilah! ” suara aku kecil memecahkan lamunanku.
” Aku tidak mau pergi, aku suka berada disini. “
” Pergi, tempatmu bukan disini. ” ujar aku kecil sambil mendorong tubuhku.
” Tapi aku tak ingin pergi. “
Terlambat. Aku kecil mendorong tubuhku dengan kuat membuat aku limbung hilang keseimbangan. Tenaganya terasa sangat kuat, jauh melebihi kekuatan gadis kecil lain yang seusia. Dengan sedikit terhuyung aku terpental keluar dari cermin.
Ah, apa ini? Aku pasti sedang berhalusinasi. Kejadian tadi terlalu tidak masuk akal. Aku memutar tubuhku berbalik 180 derajat. Kini aku berhadapan dengan cermin lagi, cermin yang lainnya, cermin kedua diruangan itu. Kudekati cermin dihadapanku. Hanya ada bayanganku sendiri. Tanganku meraba-raba, menyusuri seluruh permukaan cermin. Dari ujung ke ujung, dari atas ke bawah sejauh aku mampu menjangkau. Tak terjadi apa-apa. Benar! Yang tadi itu memang cuma halusinasi.
” Kau tidak akan menemukan apapun disitu. itu cermin masa kini, saat sekarang. Kau hanya akan menemukan bayanganmu saja disana. ” sebuah suara tiba-tiba saja mengagetkanku.
Kepalaku menoleh mengikuti arah suara itu bermula. Ternyata dari dalam sebuah cermin yang berdiri disampingku. Aku terhenyak kaget. Sesosok bayangan serupa diriku tengah berdiri tegak didalamnya. Dia memang terlihat sepertiku, tapi entahlah, kurasa dia sangat berbeda. Entah apa yang membuatnya tampak berbeda. Mungkin raut pucat dan,,,, ya,,, pakaian yang dia kenakan tak sama denganku. Dia hanya memakai sehelai kain putih yang tampak tak memiliki jahitan. Kenapa cermin itu memunculkan bayangan yang berbeda, aku tak tahu!
” Jangan melihatku seperti itu. Kau tahu siapa aku kan? “
” Iya aku tahu! Kau adalah aku. Tapi kenapa kita terlihat berbeda, kau tampak pucat dan lemah? “
” Semua karena ulahmu sendiri! Berbaliklah dan kau akan temukan jawabannya pada cermin dibelakangmu. “
Aku segera membalikkan badanku menghadap cermin yang terakhir. Cermin keempat.
” Akhirnya kau menemukanku “
” Siapa kamu? Kamu bukan aku, kamu terlihat sangat menyeramkan. “
” Tentu saja aku adalah kamu. Ingat! Kamu sedang berhadapan dengan sebuah cermin, dan cermin selalu merefleksikan apapun yang ada dihadapannya. Tidak mungkin cermin berbohong. ” sosok itu menyeringai seram.
” Tidak! Kau bukan aku. Aku tidak bermata menyala seperti api dan akupun tidak menyeringai sepertimu. Kamu lebih mirip iblis daripada aku. “
” Hahahaa,, akhirnya kamu sadar. Iya! Aku memang iblis. Iblismu! Manifestasi wujudmu sebagai iblis. “
” Tidak! Aku bukan iblis, aku manusia. “
” Katakan itu pada dirimu sendiri! Katakan itu pada pisau yang kau pakai untuk memotong nadimu sendiri! Kau pikir manusia mana yang sanggup melakukan hal itu. Hanya iblis yang mampu. “
” Aku tidak melakukan itu! Untuk apa aku memotong nadiku sendiri? “
” Untuk melepaskan jiwamu dari rasa putus asa tentunya. Untuk apa lagi! “
” Tidak!!! Aku tidak melakukan perbuatan seperti itu. Tak mungkin aku melakukan hal seperti itu. ” aku meracau, berontak, berteriak sekuat tenaga. Makhluk dalam cermin itu sedang memfitnahku.
” Hah!! Kamu pikir kamu ini sedang dimana bodoh! Kamu pikir kamu ini masih hidup ya? Goblok, tolol. Dasar iblis. Kamu itu sedang sekarat, sebentar lagi juga kamu akan mati! “
” Tidak!!! Aku masih hidup!! ” ujarku sambil memukul dan menendangi cermin dihadapanku. Cermin yang membiaskan bayangan iblis. Cermin itu pecah berkeping-keping, tak sanggup menahan seranganku yang bertubi-tubi. Pecah berantakan menjadi beribu-ribu serpihan kecil. kulihat bayang-bayang iblis menjadi semakin banyak. Beratus, beribu, bahkan berjuta. Aku tak mampu lagi menghitungnya.
Aku berputar-putar tak tentu arah. Tak mengerti apa yang terjadi. Benarkah yang sedang kualami ini. Benarkah aku hampir mati? Setengah tak sadar aku menjambaki rambutku, mencakari wajahku. Semoga aku tak merasakan sakit, sekedar untuk memastikan kalau ini cuma mimpi. Tapi aku justru merasakan sakit yang luar biasa, disekujur tubuh juga dihati.
” Percuma kamu lakukan itu. Kamu tidak sedang bermimpi, kamu memang sekarat. ” ujar suara dari cermin yang memperlihatkan wajahku yang pucat.
” Benarkah itu? Apa yang terjadi? Apa yang sudah kulakukan? ” aku melontarkan pertanyaan dengan bertubi.
” Kau sudah membunuhku, membunuh kita! ” ujarnya seraya menghilang tertelan kegelapan yang entah muncul dari mana.
http://www.blogger.com/img/blank.gif
tiba-tiba duniaku berputar kencang, semakin lama putarannya semakin bertambah cepat. Kepalaku pusing, sangat pusing, rasa sakit yang tadi kurasa semakin bertambah sakit. Lalu gelap….
*****
” Innalillahi wainna ilaihirojiun… Maaf bu, kami tidak dapat menyelamatkan putri anda, dia terlalu banyak kehilangan darah. “
Tak ada suara apapun yang terdengar selain rintih pilu seorang perempuan tua yang memecah langit.
karya seorang teman yang telah dipublish di kompasiana
http://fiksi.kompasiana.com/prosa/2011/01/13/empat-cermin/
nama di FB HERLYA ANNISA MILANISTI
” Hey..!! ” sapa sebuah suara.
Tampak seorang gadis kecil bermata sipit sedang tersenyum menatapku dari dalam cermin.
” Siapa kamu? Kenapa kau terlihat seperti aku? “
” Tentu saja, karena aku adalah kamu. Mari mendekatlah kemari! ” pinta gadis kecil yang ternyata adalah aku itu sambil mengulurkan tangan kanannya.
Aku berjalan pelan mendekat.
” Letakkan tanganmu di cermin, genggamlah tanganku. ” ujarnya
12949275562100112310
Ilustrasi/Admin (shutterstock)
Laksana terhipnotis aku manut mengikuti perintah aku kecil. Ajaib, cermin itu seketika hangat. Seolah tanpa sekat aku menggengam tangannya yang mungil. Lalu tiba-tiba.. Blass!! Aku melayang, terhisap masuk kedalam cermin. Aku panik tapi hanya sesaat terjadi. Suasana dalam cermin itu seketika menghilangkan keterkejutanku. Semua berganti tenang dan damai. Entah apa yang terjadi, namun aku begitu takjub hingga tak mampu untuk berkata-kata. Semua begitu indah, terasa hangat dan juga nyaman.
” Kamu suka? “
Aku terkesiap, tersadar dari lamunanku. Aku kecil masih mengenggam tanganku erat.
” Iya aku suka. Begitu indah dan damai. Hangat sekali disini. ” jawabku
” Ini adalah cermin jiwa masa lalumu, masa kanak-kanak kita. Penuh keindahan bukan? “
Ya, suasana didalam cermin ini memang indah. Banyak bunga dan kupu-kupu, juga matahari yang hangat tanpa terik yang menyengat. Aku selalu suka keadaan seperti ini. Berada dalam keindahan membuatku merasa seolah berada dalam dekapan Tuhan.
” Jangan terlalu lama memuji keindahan, masa depanmu menanti. Pergilah! ” suara aku kecil memecahkan lamunanku.
” Aku tidak mau pergi, aku suka berada disini. “
” Pergi, tempatmu bukan disini. ” ujar aku kecil sambil mendorong tubuhku.
” Tapi aku tak ingin pergi. “
Terlambat. Aku kecil mendorong tubuhku dengan kuat membuat aku limbung hilang keseimbangan. Tenaganya terasa sangat kuat, jauh melebihi kekuatan gadis kecil lain yang seusia. Dengan sedikit terhuyung aku terpental keluar dari cermin.
Ah, apa ini? Aku pasti sedang berhalusinasi. Kejadian tadi terlalu tidak masuk akal. Aku memutar tubuhku berbalik 180 derajat. Kini aku berhadapan dengan cermin lagi, cermin yang lainnya, cermin kedua diruangan itu. Kudekati cermin dihadapanku. Hanya ada bayanganku sendiri. Tanganku meraba-raba, menyusuri seluruh permukaan cermin. Dari ujung ke ujung, dari atas ke bawah sejauh aku mampu menjangkau. Tak terjadi apa-apa. Benar! Yang tadi itu memang cuma halusinasi.
” Kau tidak akan menemukan apapun disitu. itu cermin masa kini, saat sekarang. Kau hanya akan menemukan bayanganmu saja disana. ” sebuah suara tiba-tiba saja mengagetkanku.
Kepalaku menoleh mengikuti arah suara itu bermula. Ternyata dari dalam sebuah cermin yang berdiri disampingku. Aku terhenyak kaget. Sesosok bayangan serupa diriku tengah berdiri tegak didalamnya. Dia memang terlihat sepertiku, tapi entahlah, kurasa dia sangat berbeda. Entah apa yang membuatnya tampak berbeda. Mungkin raut pucat dan,,,, ya,,, pakaian yang dia kenakan tak sama denganku. Dia hanya memakai sehelai kain putih yang tampak tak memiliki jahitan. Kenapa cermin itu memunculkan bayangan yang berbeda, aku tak tahu!
” Jangan melihatku seperti itu. Kau tahu siapa aku kan? “
” Iya aku tahu! Kau adalah aku. Tapi kenapa kita terlihat berbeda, kau tampak pucat dan lemah? “
” Semua karena ulahmu sendiri! Berbaliklah dan kau akan temukan jawabannya pada cermin dibelakangmu. “
Aku segera membalikkan badanku menghadap cermin yang terakhir. Cermin keempat.
” Akhirnya kau menemukanku “
” Siapa kamu? Kamu bukan aku, kamu terlihat sangat menyeramkan. “
” Tentu saja aku adalah kamu. Ingat! Kamu sedang berhadapan dengan sebuah cermin, dan cermin selalu merefleksikan apapun yang ada dihadapannya. Tidak mungkin cermin berbohong. ” sosok itu menyeringai seram.
” Tidak! Kau bukan aku. Aku tidak bermata menyala seperti api dan akupun tidak menyeringai sepertimu. Kamu lebih mirip iblis daripada aku. “
” Hahahaa,, akhirnya kamu sadar. Iya! Aku memang iblis. Iblismu! Manifestasi wujudmu sebagai iblis. “
” Tidak! Aku bukan iblis, aku manusia. “
” Katakan itu pada dirimu sendiri! Katakan itu pada pisau yang kau pakai untuk memotong nadimu sendiri! Kau pikir manusia mana yang sanggup melakukan hal itu. Hanya iblis yang mampu. “
” Aku tidak melakukan itu! Untuk apa aku memotong nadiku sendiri? “
” Untuk melepaskan jiwamu dari rasa putus asa tentunya. Untuk apa lagi! “
” Tidak!!! Aku tidak melakukan perbuatan seperti itu. Tak mungkin aku melakukan hal seperti itu. ” aku meracau, berontak, berteriak sekuat tenaga. Makhluk dalam cermin itu sedang memfitnahku.
” Hah!! Kamu pikir kamu ini sedang dimana bodoh! Kamu pikir kamu ini masih hidup ya? Goblok, tolol. Dasar iblis. Kamu itu sedang sekarat, sebentar lagi juga kamu akan mati! “
” Tidak!!! Aku masih hidup!! ” ujarku sambil memukul dan menendangi cermin dihadapanku. Cermin yang membiaskan bayangan iblis. Cermin itu pecah berkeping-keping, tak sanggup menahan seranganku yang bertubi-tubi. Pecah berantakan menjadi beribu-ribu serpihan kecil. kulihat bayang-bayang iblis menjadi semakin banyak. Beratus, beribu, bahkan berjuta. Aku tak mampu lagi menghitungnya.
Aku berputar-putar tak tentu arah. Tak mengerti apa yang terjadi. Benarkah yang sedang kualami ini. Benarkah aku hampir mati? Setengah tak sadar aku menjambaki rambutku, mencakari wajahku. Semoga aku tak merasakan sakit, sekedar untuk memastikan kalau ini cuma mimpi. Tapi aku justru merasakan sakit yang luar biasa, disekujur tubuh juga dihati.
” Percuma kamu lakukan itu. Kamu tidak sedang bermimpi, kamu memang sekarat. ” ujar suara dari cermin yang memperlihatkan wajahku yang pucat.
” Benarkah itu? Apa yang terjadi? Apa yang sudah kulakukan? ” aku melontarkan pertanyaan dengan bertubi.
” Kau sudah membunuhku, membunuh kita! ” ujarnya seraya menghilang tertelan kegelapan yang entah muncul dari mana.
http://www.blogger.com/img/blank.gif
tiba-tiba duniaku berputar kencang, semakin lama putarannya semakin bertambah cepat. Kepalaku pusing, sangat pusing, rasa sakit yang tadi kurasa semakin bertambah sakit. Lalu gelap….
*****
” Innalillahi wainna ilaihirojiun… Maaf bu, kami tidak dapat menyelamatkan putri anda, dia terlalu banyak kehilangan darah. “
Tak ada suara apapun yang terdengar selain rintih pilu seorang perempuan tua yang memecah langit.
karya seorang teman yang telah dipublish di kompasiana
http://fiksi.kompasiana.com/prosa/2011/01/13/empat-cermin/
nama di FB HERLYA ANNISA MILANISTI
Langganan:
Postingan (Atom)